"Kenapa ya, kok aku ngerasa kita semakin jauh dari rumah."
"Terus kamu anggap aku ini apa?"
"Kamu manusia, Li. Bukan bangunan, jadi mana bisa aku anggap kamu sebagai rumah."
"Rumah gak selalu berbentuk bangunan, Bel. Buktinya aja aku udah anggap kam...
Jangan jadi pembaca gelap ya, usahakan pencet tombol bintangnya sebelum atau sesudah membaca.
Terima kasih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
<><><>
Belva berjalan seorang diri di koridor yang mulai ramai oleh siswa yang mulai berdatangan, dengan wajah yang sedikit sembab juga terdapat kantung mata yang terlihat menghitam, ia terus berjalan lurus dan tak mempedulikan siswa lain yang menatap serta berbisik tentang dirinya.
Ia tak mau membuat moodnya semakin rusak bahkan sepagi ini. Apalagi ia sangat mencemaskan Lian yang sama sekali tak ada kabar setelah kejadian semalam.
Saat kecemasan semakin melanda diri Belva, asumsi-asumsi buruk mulia bermunculan dikepalanya. Tepat saat itu pula beberapa orang menyebut dan membicarakan nama orang yang sedang Belva khawatirkan.
"Gila sih, bisa-bisanya dia check in di hotel sama anak seangkatannya."
"Ceweknya pasti kecewa banget."
"Orang tuanya bakal lebih kecewa."
"Bahkan katanya dia diusir dari rumah sama bokapnya."
"Terus datang ke rumah ceweknya, tapi diusir juga sama bokap si cewek karena udah tahu kelakuannya."
"Dua orang itu bakal didepak gak ya dari sekolah?"
"Diskors doang paling."
"Skandalnya bisa aja seketika ilang, kalo pihak sekolah dibungkam."
"Secara orang tuanya berduit."
"Hahahaha"
Belva menutup telinganya dengan kedua tangan, sambil berjalan menghindar dari orang-orang yang terus mencaci maki Lian dan membicarakan keburukan remaja laki-laki itu. Tapi langkahnya terhenti kala mendapati kerumunan siswa yang berkerumun didepan mading.
Belva menggeleng kuat dan menerobos kerumunan itu. Tapi ia seketika tertegun saat mendapati beberapa foto juga artikel buruk tentang Lian.
Air mata Belva mengalir tanpa permisi. Awalnya Belva hanya ingin tahu informasi apa yang ada di mading, tapi setelahnya gadis itu mencopot semua foto juga artikel yang tertempel disana membuat semua siswa memberengut kesal.
"Lo apa-apaan deh, kita lagi baca juga tahu!"
"Tahu nih, ganggu aja!"
"Sini balikin!"
Belva menggeleng kuat, ia memberanikan diri untuk menatap balik mereka yang mencibirnya.
"INI TUH GAK BENER!" Teriak Belva kesal.
"Gak bener gimana? Jelas-jelas itu udah ada bukti berupa foto!"