Pendengaran Tajam.

39 5 0
                                    

Ruangan Rahasia Vampir Bersaudara.
03.45 AM

"Ssshh"

"Sorry, tahan bentar yang ini bakal agak sakit"

Rion reflek mengigit tangan kanannya sendiri sedangkan Dendra dan Raka sedang mencoba mengobati luka nya. Ini sedikit sakit karena bagian bahunya terkoyak karena serangan tadi.

"Hehh! Kalau sakit teriak aja gak papa"

Arkan terlihat mencoba menarik tangan Rion yang masih ia gigit itu.

"Pwah.. Shhh, bukan gitu. Aku kalau luka-luka biasa gigit tangan buat ngilangin rasa sakit nya" Celetuk Rion seraya menatap bahu dan lengan kirinya yang kini sedang di lilit perban.

"Bisa gitu ya?" Heran Revalio.

"Lo pikun apa gimana sih? Dia kan pernah bilang kalau dia bisa netralin racun. Jadi kemungkinan dia juga bisa netralin rasa sakit" Celetuk Keivano dengan nada yang terdengar menyindir.

"Gue cuma lupa anjir"

"Oke udah"

Rion kembali memakai pakaiannya begitu Dendra dan Raka selesai memperban luka nya. Yang kemudian di rasa selesai mereka beranjak dari ruangan tersebut untuk mengantarkan Rion kembali ke rumahnya.

Tentunya dengan Dendra maupun Leon yang sesekali menanyakan apakah Rion ingin di gendong saja atau tidak? Mengingat luka nya parah membuat mereka bahkan melihat darah yang keluar sangat banyak saat mengobati nya.

Tentu Rion menolak dengan alasan ia sudah baik-baik saja.

"Jadi... Ini rumah lo?" Tanya Arkan saat mereka sudah sampai di halaman belakang kediaman keluarga angkat Rion.

Mereka tadinya ingin mengambil jalan dari arah depan. Tapi melihat adanya bodyguard yang berjaga membuat mereka mengurungkan niat dan putar haluan melalui belakang.

"Yahh... Iya bener"

'Gk, ini bukan rumah gue. Ini penjara yang rebut 18 tahun kehidupan gue'

Rion tersenyum miris. Ia sebenarnya pernah mencoba beberapa kali untuk kabur dari kediaman ini. Namun sayangnya tidak bisa karena mereka mengancam akan menghancurkan tempat Rion sering menghabiskan waktu nya saat berlibur.

Tentunya Rion terpaksa menurut karena tidak mungkin ia membuatkan tempat tersebut hancur. Tempat yang menjadi rumah yang sesungguhnya baginya... Tidak boleh hancur.

"Makasih udah nganter, padahal gue bisa aja pulang sendiri" Ujar Rion merasa sedikit kurang nyaman.

"Santai aja, anggap aja balas budi udah bantuin kita nuntasin tu makhluk jadi-jadian" Sahut Raka seraya menepuk-nepuk pundak kanan Rion beberapa kali.

"Kalo gitu duluan ya, kalian hati-hati di jalan pulang"

Seusai berucap demikian, Rion beranjak menuju pintu masuk bagian belakang kediaman.

Tanpa ia sadari, begitu ia masuk ke-enam bersaudara tersebut terlihat memperlihatkan manik mata asli mereka dengan pupil vertikal di sana. Tatapan mereka menajam, tapi bukan tertuju untuk Rion. Melainkan kediaman yang di tempati nya.

"Jadi... Ternyata ada yang melakukan tindakan perjanjian dengan makhluk arwah ya? Ini terbilang mengejutkan Rion bisa bertahan selama itu bahkan tanpa terinfeksi sama sekali. Sepertinya kita perlu melaporkan ini pada Yang Mulia Raja" Celetuk Dendra seraya menatap yang lain.

"Baik"

Tep...

Plak...

Saat hendak lanjut melangkah, Arkan menghentikan langkah nya saat mendengar suara tamparan barusan. Lantas ia berbalik dan menatap tempat terakhir ia melihat Rion sebelum nya.

[Mistic] This Is The Real Me [Enhypen X TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang