"Ancaman Dunia Iblis"

34 4 0
                                    

"Ian" Dendra menatap tajam sosok iblis yang ada di depannya itu.

Hingga kemudian mereka yang ada di sana tiba-tiba saja merasa mabuk. Seolah ada sesuatu yang mengacaukan fokus mereka sehingga membuat mereka sempoyongan.

"Bau ini... Bagaimana bisa!?"

Ian terlihat menatap penuh amarah ke arah darah yang mulai membasahi pakaian pasien milik Rion.

Ia akhirnya sadar jika aroma yang sudah membuatnya mabuk berat adalah Darah Langka yang dimiliki Rion. Apalagi saat ia merasakan aura serigala begitu menguar saat darah itu menetes membasahi lantai.

"Kau! Bagaimana bisa!? Mereka yang sudah melakukan hubungan dengan Vampir harusnya tidak bisa memiliki kontrak dengan Manusia Serigala. Bagaimana bis—"

"Mulut lo berisik banget anj***!"

Deggg

Ucapan Ian terpotong saat ia tiba-tiba merasa kepalanya terasa sangat berat. Ia bahkan sampai terduduk sembari memegangi kepalanya yang terasa berat.

"Sialan! Apa... Apa yang kau lakukan padaku!? Di mana aku!?"

Rion menatap darah nya yang membasahi lantai lalu ia menatap teman-temannya yang lain juga iblis di depannya. Terlihat jelas mereka sedang mabuk berat hanya karena mencium aroma darahnya.

Dari yang ia tau, mau itu Vampir maupun Manusia Serigala mereka sangat sensitif terhadap darah manusia. Apalagi Iblis.

Bedanya, Vampir dan Manusia Serigala hanya akan memangsa manusia yang termakan sisi negatif mereka. Entah itu tamak, dengki, benci, dendam atau bahkan rasa yang memancing diri untuk membunuh manusia lain.

Sedangkan Iblis mereka akan memangsa manusia entah itu baik maupun yang memiliki niatan jahat. Mereka yang memiliki sifat rakus dan haus akan darah manusia membuat mereka sering kali berkeliaran di Dunia Manusia hanya untuk membunuh mereka.

Yang kemudian mereka akan menyamar menjadi manusia dan menyebarkan rumor jika Vampir atau Manusia Serigala yang melakukan tindakan keji tersebut.

'Darah langka ya... Seperti yang iblis sebelum nya katakan. Aku kurang paham dengan apa yang terjadi pada pemilik darah langka, tapi untuk sekarang aku akan melakukan sesuatu. Mungkin terbilang nekat, tapi aku tidak ada pilihan lain'

Alex terlihat mencoba tetap sadar meski ia termabuk dengan aroma darah yang ia hirup. Tangannya yang ia arahkan ke arah Ian terlihat di selimuti energi sihir biru diamond.

Ilusi yang ia gunakan sedang bekerja. Meski Bangsa Manusia Serigala tidak bertarung menggunakan sihir turun temurun seperti Bangsa Vampir setidaknya mereka bisa menjebak para iblis dalam ilusi mereka lalu dengan cepat menghancurkan titik kelemahan iblis untuk mengalahkan nya.

Sring

Trang

Jleb

Saat Ian hendak melemparkan sihirnya kembali, Rion segera menghalangi nya dengan pedangnya lalu dengan cepat menusukkan pedangnya di bagian dada Ian.

"Sialan... Bagaimana.. Aku bisa kalah.. Oleh manusia... Seperti mu.."

Perlahan tubuh Ian mulai melebur menjadi abu di ikuti pedang Rion yang juga ia hilang kan.

Bruukk..

Di saat tubuh Ian sudah sepenuhnya menjadi abu, Rion yang tidak kuat menahan rasa pusing di kepalanya terlihat terduduk sembari memegangi luka baru di dadanya.

"Rion!"

"Panggil dokter"

"Rion, kau baik-baik saja? Apa ada luka lain?" Arjuna yang kebetulan berdiri tepat di belakang Rion terlihat menghampiri nya dan mencoba membantu nya kembali ke ranjang pesakitan nya.

"... Sedikit pusing"

Rion mendudukkan dirinya di ranjang pesakitan sementara beberapa dari mereka ada yang membereskan sedikit kekacauan tadi. Beruntung hanya sementara.

'Aku baru sadar, iblis tadi mengatakan jika ia adalah iblis tingkat atas, lantas bagaimana dia bisa semudah itu di kalahkan? Dari yang ku baca mereka hanya bisa di kalahkan dengan menusuk jantung ataupun menebas lehernya. Dan hanya orang tertentu yang bisa melakukannya, lalu bagaimana ceritanya aku yang hanya manusia... Biasa mungkin, dapat mengalahkan nya. Ini bahkan yang kedua kalinya, apa aku perlu menanyakan hal ini pada Shiro? Aku butuh jawaban jelas'

Arjuna menatap cemas ke arah Rion yang kini terlihat terdiam. Bahkan saat dokter sudah sampai dan memasang kembali jarum infus di lain tangan ia sampai tidak sadar.

"Dia baik-baik saja, tapi untuk ke depannya pastikan teman kalian ini tidak terlalu sering untuk berbuat sesuatu yang melelahkan fisiknya. Kemungkinan untuk ke depannya ia akan mudah lelah, ini terjadi karena saraf pada ototnya terganggu akibat luka-luka yang ia dapat" Jelas sang dokter begitu selesai memeriksa kondisi Rion.

"Terimakasih untuk informasi nya Dokter, dan kemungkinan kapan pasien bisa pulang?" Sahut Dendra.

"Untuk itu, sampai cairan infus nya habis saja Tuan. Dan saya sekedar mengingatkan meskipun luka baru yang ia dapat tidak dalam ingatkan dia untuk tidak mendiamkan rasa sakitnya"

"Baik dokter"

"Kalau ada sesuatu yang terjadi pada pasien kalian bisa memanggilku kembali. Kalau begitu saya izin undur diri"

"Terimakasih dokter"

Setelah kepergian sang dokter, Alex dengan cepat terlihat mengambil kursi untuk duduk di samping ranjang pesakitan Rion.

Sementara yang lain terlihat menatap datar ke arah nya. Mereka lama-lama sebal juga dengan sikap Alex yang terkesan kelabakan dan semaunya sendiri. Apalagi saat berbicara asal ceplas-ceplos.

"Huahhh, akhirnya bisa santai bentar. Eh btw gue baru tau lo punya pedang, boleh dong cerita dikit" Ujar Alex seraya menatap Rion dengan bertumpu dagu.

"...."

Mereka yang hendak duduk diam-diam tepok jidat dengan kelakuan nya itu. Tidakkah bisa ia mengerti jika kondisi Rion saat ini sedang tidak ingin di ajak bicara.

"... Itu kemampuan dari kecil. Seseorang dulu pernah mengajarkan ku sedikit tentang sihir dan aku hanya menggunakan nya untuk menyembunyikan pedang ku. Jika kau bertanya siapa dia, dia sudah lama mati terbunuh oleh iblis" Jawab Rion seraya menatap kedua tangannya.

Alex ber-oh menyahut penjelasan singkat Rion. Tapi tidak dengan yang lain, mereka terlihat menatap Alex dengan tatapan berbeda-beda. Ada yang manggut-manggut paham saat menyadari tindakannya itu termasuk tindakan agar Rion sedikit melupakan kesedihan. Ada juga yang terheran dengan pertanyaan nya barusan, tapi tak ayal mereka mengangguk mengerti dengan jawaban Rion.

Sedangkan sisanya menatap cengo ke arahnya yang terlihat dengan mudah mencoba akrab kembali dengan Rion.

'Njir, emang bisa gitu?' Raka menatap cengo ke arah Alex yang juga melirik ke arahnya dengan tatapan kemenangan. Seolah menyindir dirinya, ia tidak bisa melakukan hal serupa.

"Awhh.."

Rion reflek menoleh menatap Alex yang melengguh sembari memegangi kepalanya. Sadar di tatap di empu nya Alex segera membenarkan posisi duduknya.

"Sans aja, gue gak papa kok. Cuma pusing dikit, keknya gara-gara tadi sama gunain sesuatu buat nyerang tu demit" Ujar Alex menjelaskan. Walaupun Rion belum menanyakan apa yang ingin ditanyakan.

Rion sesaat menatap nya dengan tatapan bingung sebelum akhirnya ia menarik sedikit lengan pakaian yang membalut lengan kanannya dan memperlihatkan lengan putih itu. Yang kemudian Rion menyodorkan nya pada Alex yang terheran akan tingkah nya.

"Gigit"

_____________________________
__________________________
_____________________
_____________
________

To be continue....

[Mistic] This Is The Real Me [Enhypen X TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang