Abaikan typo dan kata yang tidak nyambung
Sudah pukul 12 malam tapi Jennie masih asik berada di club bersama V dan teman-teman pacarnya. Lalu dimana Lisa dan Joy? Mereka berdua sama sekali tidak pernah pergi ke club jika Jennie sudah pergi dengan V dan teman-temannya.
Keduanya kurang nyaman karena pergaulan laki-laki itu terbilang sangat bebas dan mereka sebagai wanita juga mencegah hal yang tidak-tidak kedepannya.
"Mau minum lagi baby?" Tanya V yang baru saja meneguk minuman dengan kadar alkohol yang lumayan tinggi.
"Enggak." Ucap Jennie menggeleng pelan.
Hawa dingin di ruangan ini membuat Jennie sedikit kedinginan karena memakai baju yang memperlihatkan kedua pundak mulusnya.
"Kamu seksi banget Jen." Bisik V dengan duduk yang semakin mendekat kearahnya. Bulu kuduknya semakin meremang kala tangan kekar laki-laki itu dengan sengaja mengelus pahanya yang hanya tertutup kain di atas dengkul.
"V tangan kamu." Ucap Jennie yang sedikit menjauhkan tubuhnya karena pacarnya itu semakin mendekatkan tubuhnya kepadanya.
"Hey kenapa cantik hemmm. Udah nikmatin aja, aku jadi makin gak tahan." Wajah V terlihat sudah memerah dan sorot matanya terlihat memancarkan kilatan nafsu saat menatapnya.
"Eummm ahhh. Stop." Dengan kurang ajarnya V menghisap dan menggigit kecil leher jenjang Jennie. Gadis itu segera bangkit dari sofa dan menarik jaket V serta tasnya yang tergeletak di pinggir sofa kemudian berlari keluar dari club.
"Jennie." V berusaha bangkit untuk mengejar Jennie namun rasa pusing di kepalanya mendadak timbul hingga membuatnya terjatuh di sebelah sofa.
Sementara itu diluar club Jennie langsung memakai jaket milik V dan mencoba menghubungi Lisa atau Joy.
"Ck mereka kemana sih." Gerutu Jennie yang kesal karena kedua sahabatnya itu tidak bisa dihubungi.
Hampir setengah jam lamanya Jennie menghubungi mereka berdua hingga pada akhirnya Jennie menyerah dan memilih menunggu taksi yang lewat walaupun sangat nihil ada kendaraan yang lewat dijam seperti ini.
"Yang bener aja jam segini gak ada taksi yang lewat apa. Ini juga dari tadi kenapa gak ada yang nerima orderan gue sih." Ucap Jennie yang harap-harap cemas ketika melihat jam di lock screen hp nya yang menunjuk hampir pukul 1 pagi.
Sekitar 10 menit berlalu akhirnya ada sebuah taksi yang lewat didepan Jennie. Gadis itu segera menghentikan laju mobil itu dan usahanya akhirnya berhasil.
"Tolong antar saya pulang ke Jl. Kenanga no 20 pak. Bapak tinggal jalan aja nanti saya arahin." Ucap Jennie kepada sopir taksi yang bingung.
"Alamatnya lumayan jauh mbak?"
"Nanti saya lebihin bayarnya. Sekarang tolong antar saya pulang pak."
Sopir taksi itu hanya mengangguk dan melajukan mobilnya sesuai dengan arahan yang diberikan Jennie. Hampir satu jam berlalu, akhirnya Jennie sampai juga di rumahnya dan sesuai janjinya tadi Jennie memberikan uang lebih kepada sopir taksi yang sudah mengantarnya pulang.
"Semoga papi udah tidur." Gumam Jennie yang mengendap-endap masuk kedalam gerbang rumahnya. Satpam yang sedang berjaga sepertinya sangat mengantuk hingga tidak menyadari jika nona mudanya berusaha membuka pintu gerbangnya.
Dengan penampilan yang sedikit acak-acakan Jennie masuk kedalam rumah dengan kunci ganda yang sengaja ia bawa untuk berjaga-jaga jika disituasi seperti ini. Kondisi rumahnya sekarang tidak terlalu gelap namun Jennie masih harus menggunakan flash dari hp nya untuk membantunya berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
Fanfiction"Gak usah macem² ini cuma perjodohan." ~ J "Perjodohan atau bukan yang jelas sekarang saya adalah suami kamu." ~ J