21. Prioritas

61 9 0
                                    






"Ayolah Megumi mengapa kau tidak bersemangat pergi bersamaku?" ucap Maki menyenggol lengan kanan Megumi.



"Tidak, hanya saja, perasaan ku sedang tidak baik," jawab Megumi.




"Apakah karna aku menyruh [Name] pergi dengan Toge?" Megumi tak menggubris petanyaan Maki ia memilih melanjutkan perjalanna nya.




Mereka berdua kembali berjalan dengan perbincangan ringan, hingga mereka menangkap seseuatu yang tidak asing bagi mereka.....



Kutukan.




Megumi mengeluarkan Gyokuken dan Maki yang bersiap dengan senjatanya, anehnya kutukan itu terus berlari kencang hingga membawa mereka kehutan yang sudah gundul akibat kebakaran?

"Ho... akhirnya kalian tiba juga?" ucap kutukan berkepala gunung yang mengeluarkan laharnya, sebut saja namanya Jogo

Megumi dan Maki terkejut melihat hal tersebut, badan mereka nyaris tak bisa digerakan karna aura kutukan yang sangat mengintimidasi.


"Sebaiknya kalian segera menghubungi Gojo satoru, karna kalian bukanlah tandinganku," ucap Jogo sambil menggaruk kupingnya.



Megumi bersiap dengan ponselnya menghubungi Gojo, namun hal itu ia urungkan karna ada beberapa kutukan menyerbu mereka.

Megumi dan Maki memang bergerak dengan sangat lincah, tapi dalam kasus ini mereka kekurangan anggota ditambah lagi kutukan yang menyerang mereka tak ada habisnya.

"AAAAHHHKKKK...." teriak Maki dengan beberapa tancapan duri  dipunggungnya.

Mendengar teriakan Maki yang membuat fokus Megumi teralihkan, ingin menolong Maki namun hal itu ia undurkan, "Ahk..." pekik pelan Megumi saat ada duri yang melumpuhkan kakinya.

"Tidak sia-sia Hanami memberiku ini," ucap Jogo.

Itu adalah duri yang dapat melumpuhkan lawan mereka, Hanami memberikan benda tersebut agar 'rencana' mereka tidak terganggu, lagi pula Hanami sudah berpengalaman melawan mereka.

"Jika dalam 30 menit Gojo Satoru tidak datang, maka kalian akan dimakan oleh para kutukan ini," ucap Jogo menujuk kutukan disekitar mereka.

Maki sedang menghubungi Gojo, namun tak ada jawaban dari pria jakung itu, entah mengapa Maki merasa begitu mengantuk, mata nya kini begitu berat.

"Kumohon datanglah!"  teriak Maki sebelum ia benar-benar tertidur lelap.



Sementara itu, seorang gadis terus berlari kearah hutan hingga netranya menemukan 'seseorang' yang meleponnya,"apa yang kau inginkan" uacpnya menatap intens.


"Aku tak mengira kau akan benar-benar datang sendirian," ucap 'seseorang' itu mendekat,"padahal aku berharap kau berama peliharaanmu itu."

"Muka tambalan?" refleks Name ketika kutukan itu terkena cahaya bulan.


"Ternyata aku cukup terkenal diantara para shaman ya," ucap kutukan tersebut memegang bahu Name, ia terkejut dengan reaksi Name yang biasa saja.

"Jika kau berfikir 'itu' mempan padaku, sebaiknya kau yang harus berhati-hati," sikut Name mengarah kepada kutukan tersebut.


Name mengeluarkan katananya, tanpa basa-basi ia lansung menyerang Mahito dengan membabi buta, Mahito terus menghindari serangan Name, ia berfikir Name takkan bisa melukainya, sampai....

Jujutsukaisen X readers赤紙 ( akagami )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang