Cerita ini tidak berdasarkan sejarah, hanya mengambil latar waktu & tempat nya aja.
Di tengah hubungan baik antara Dinasti Joseon dan Ming setelah sebuah pernikahan yang melibatkan kedua Dinasti, bayang-bayang konspirasi dan pengkhianatan tetap hadir. Kematian tiba-tiba sang Putra Mahkota Joseon 22 tahun lalu, memicu perebutan kekuasaan yang berujung pada pertukaran rahasia dan ambisi tersembunyi.
Seorang bayi yang masih berusia 5 bulan harus diusir dari tempatnya dilahirkan, tempat yang seharusnya menjadi miliknya. Dia hanya seorang bayi yang baru saja kehilangan orang tua, orang-orang terdekatnya tidak memiliki kuasa untuk menolak titah seorang Ibu Suri.
Takdir baik berpihak kepadanya, dibesarkan di keluarga sang ibu yang tidak membeda-bedakan, dirawat dengan baik, tidak merasa kekurangan apapun. Hidupnya bahkan lebih baik di tempat tersebut.
Kini dirinya sudah berusia 22 tahun dan diminta kembali pada Joseon. Meskipun berat dan setelah membicarakannya dahulu pada keluarga sang ibu, ia kembali menginjakkan kakinya di Istana Dinasti Joseon tanpa penyambutan sama sekali.
Terlihat orang-orang berlalu-lalang tanpa peduli pada mereka. Sebenarnya wajar saja, karena dirinya masih memakai pakaian khas Ming dan akan terus memakainya hingga mendapatkan pakaian yang layak.
"Mereka sangat buruk memperlakukan seorang Pangeran Agung." Ujar wanita paruh baya yang merupakan pengasuhnya sejak menginjakkan kaki di Ming dahulu, meskipun dalam gendongan sang bibi.
Pangeran itu hanya tersenyum meskipun kenyataannya dia kesal dengan hal yang dianggap olehnya sebagai sebuah penghinaan. Yang dikatakan si pengasuh memang tidak salah, mereka memang buruk.
"Jangan sampai Pangeran kelima tahu hal ini, dia akan mencabut izinnya." Para pelayan hanya mengangguk mendengar perintah sang Pangeran Agung, mereka juga tidak ingin berada dalam masalah karena kejadian ini.
Seorang dayang menghampiri mereka, hanya memberikan sambutan singkat dan terkesan tidak ramah. Lalu, mengantarkan ke kemar yang telah disediakan tanpa menjelaskan tempat-tempat yang mereka lewati atau memperkenalkan lingkungan dari kamar yang akan dihuni oleh pemuda tersebut.
Ekspresi wajah si Pangeran tidak bisa bohong melihat kamar yang akan dia tempati, sangat jauh berbeda dengan kamar yang ditempatinya di Istana Ming. Kamarnya dahulu memiliki luas seperti kamar para Pangeran dan Putri agung, itupun karena statusnya bukan hanya sekedar tamu atau keponakan dari Kaisar.
"Park Sunghoon Daegun, ini kamar yang diberikan Wang Daebi mama. Jika daegun ingin yang lebih, daegun harus menjadi Permaisuri, Ibu Suri, dan Ibu Suri Agung." Jelas si dayang dengan senyuman yang terlihat di paksakan.
Ia tatap perempuan itu dengan ekspresi yang sulit diartikan, antara marah dan terkejut. "Kenapa aku harus menjadi seseorang yang kau sebutkan? Meskipun aku Pangeran terbuang, Ming memperlakukanku jauh lebih baik." Sudah tidak tertahan lagi kekesalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH
أدب الهواة[BL | JAKEHOON & JAYWON] Keempatnya terjebak dalam labirin masalah yang saling terikat satu sama lain, merelakan banyak hal untuk keluar dari labirin tersebut. Start: 21/07/24