19

407 61 9
                                    

Selama hampir satu Minggu Lisa dan Mingyu menghadapi kegiatan yang begitu normal. Pergi ke kantor, pulang lalu tidur, hanya itu setiap hari. Mereka bahkan lebih jarang mengobrol untuk satu Minggu ini. Terkadang Lisa yang pulang terlalu larut, atau Mingyu yang pulang larut. Jadi keduanya jarang sekali berinteraksi kecuali pada saat sarapan. Ditambah mereka berdua tidur tidak dalam satu kamar, interaksi yang terjadi pun semakin kecil.

Hari ini Lisa tidak akan pergi ke kantor, sebab ia sudah punya janji untuk datang ke butik Rosé dan mengikuti acara Rosé Fashion Week. Lisa sudah bersiap dengan dandanan yang rapi dan menarik. Memakai dress panjang selutut berwarna pastel, ia tampak begitu anggun mengenakan dress tersebut.

Lisa menuruni tangga dengan perasaan bahagia sebab ia akan melihat bagaimana mimpi Rosé, sahabatnya akan terwujud. Lisa sudah mengamati minat Rosé untuk mendirikan butik dan mengadakan fashion week sejak lama, tapi untuk pertama kalinya Lisa bisa melihatnya secara nyata, bukan sekedar bayangan dalam otaknya.

"Kau mau kemana?" Langkah Lisa terhenti mendengar suara yang ia kenal.

Lisa membalikkan badan dan melihat Mingyu berjalan mendekat kearahnya. "Pakaian mu? Itu tidak terlihat kau akan pergi ke kantor." Mingyu mengamati penampilan Lisa dengan seksama.

"Memang tidak." Ucap Lisa dengan nada senang. Moodnya memang sedang baik saat ini.

Mingyu mengerutkan kening mendengar jawaban istrinya. Pria itu melipat tangan di depan dada dan membuat ekspresi dingin.

"Lalu kau akan pergi kemana?" Nada bicaranya berubah menjadi dingin dan mengintrogasi.

Lisa hanya tersenyum santai melihat perubahan ekspresi Mingyu. "Aku akan pergi ke butik Rosé." Ujarnya masih dengan nada bahagia.

"Kenapa kau kesana? Disaat ini? Di jam kerja?" Pertanyaan beranak muncul begitu saja dari mulut Mingyu karena dia merasa begitu penasaran.

Lisa yang tadinya masih bisa tersenyum, kini sudah merasa muak hingga dia harus menghela napasnya. "Ada acara disana dan Rosé mengundangku. Apa masih ada banyak pertanyaan? Aku sudah terlambat ini." Lisa mulai kesal karena Mingyu terus menahannya.

"Acara apa disana? Kenapa dia tidak mengundangku? Apa pantas seorang wanita yang sudah menikah pergi sendiri tanpa suaminya? Dan membiarkan wanita itu pergi dengan dandanan seperti ini?" Mingyu juga merasa kesal sebab Lisa berdandan begitu cantik.

"Memangnya kenapa? Rosé mengundangku karena aku sahabatnya, dan undangan ini sangat penting karena Rosé yang mengatakannya langsung padaku. Dia sama sekali tidak menyinggung namamu, jadi ku anggap kau tidak ada dalam list tamunya."

"Kalau begitu kau tidak boleh pergi. Menurut pada suamimu atau aku akan mengadukan kelakuan mu pada mama ku." Ucap Mingyu yang kekesalannya hampir di puncak. Ia merasa tidak rela jika Lisa pergi sendirian ke acara yang besar.

Lisa terkejut bukan main, ia benar-benar tak habis pikir dengan suaminya. "Yang benar saja Mingyu! Aku akan sangat marah padamu jika kau melakukan hal itu!" Lisa juga merasa kesal pada suaminya itu.

"Kau boleh pergi jika kau mengajakku, selain itu tidak boleh pergi kemanapun."

Lisa mengerang frustasi. Ia tak mengerti apa yang terjadi pada suaminya pagi ini. "Kau tidak bisa datang jika tidak mendapat undangan, tidak ada tempat duduk untukmu! Ayolah, tolong mengerti!" Dengan kesabaran yang tersisa, Lisa masih berusaha menjelaskannya pada Mingyu.

"Kalau begitu, ubah pakaian mu, pakai baju kantor saja, baru kau bisa pergi." Mingyu masih tegap dengan pendiriannya.

Lisa hampir saja meneriaki Mingyu saat Mingyu mengatakan kalimatnya. Tapi ia masih mencari puing-puing kesabaran yang tersisa dalam dirinya. Menarik nafas sembari menutup mata dan mengeluarkannya perlahan.

Another DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang