2. Dering Telepon

3 1 2
                                    

Perihal kebisingan, aku membencinya. Namun jika itu dering darimu, maka seluruh jiwa kan kuberi untuk mendengar merdunya-d

___________

Kepala ini terlalu bising untuk mendengar hal tak penting.
Suara hujan yang orang bilang menenangkan, bagiku bak riuhnya jiwa.
Namun kepadanya, bising dering telepon selalu kurindukan.

“Hewan apa yang paling romantis?” tanyaku malam itu membuatnya berpikir keras.

“Gak tau, emang apa?” Dia menyerah.

“Ayam,” Aku menerka mimik wajahnya saat mendengar jawabanku. Pasti dia keheranan.

“Iya. Ayang…” sambungku, membuatnya tergelak.

Lelucon tak penting yang menjadi topik dalam panggilan panjang malam itu masih bermain bagai kaset rusak di kepala.
Terkadang aku bertanya-tanya, apakah dia mengingatnya?

Malam-malam indah saat rindu menggelora.
Membakar jiwa yang sedang jatuh cinta.
Aku bahkan masih ingat perihal indahnya pemandangan dari atas gunung yang dia ceritakan malam itu.
Apakah dia mengingatnya?

Atau hanya aku yang mengingat
percakapan sederhana malam itu?

Sabit || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang