TANDAI TYPO DAN SALAH PENULISAN!!🫵HAPPY READING GUYS!!
1️⃣1️⃣1️⃣1️⃣1️⃣1️⃣1️⃣1️⃣
Safira memilih untuk tidak sarapan pagi ini, dia memilih segera membereskan rumah dengan menyapu dan mengepel sedangkan ibunya ada di kamar mandi karena sedang mencuci baju.
Safira mendelikan matanya kala melihat anton, Sang adik yang masih bergelayut di sofa ruang tamu dengan handphone yang dimiringkan pertanda lelaki pria itu sedang bermain dengan game onlinenya.
"Awas! Gue mau beres-beres! Minggir." Ucap safira pada adiknya itu.
"Ga mau ahh diem gue lagi maen game nih" ucap anton tak mau beranjak sedikit pun dari sofa itu.
"Awas ton! Gue mau beres-beres."
"Ga mau teh, udah ahh jangan diem"
Plukk
Safira melemparkan pel yang pegang tadi pada anton, dan tepat sekali kena pada tangannya yang akhirnya game online yang sedang dimainkan oleh anton bertulisan "defeat" yang mana bertanda anton kalah dalam game tersebut
"Tuhkan gara- gara lu gue kalah kan?" Ucap antong marah pada sang kakak.
"Makanya gue bilang minggir ya minggir jangan diem aja"
"Ya harusnya lo bersihan aja kolong kolongnya kan bisa ga usah gue minggir dulu juga" ucap anton dengan nada angkuhnya
"Lo pikir gue pembantu apa, seenaknya aj lu sama gue!"
"Kan pada dasanya cewe itu kerjaanya beres beres rumah, udah tugasnya kali, cowok ga usah beres beres"
"Teori dari mana lu?"
"Lah lu ga liat ibu tiap hari beres beres, habis makan ini itu, ibu yang beresin jadi emanng udah kewajiban cewek beres beres rumah"
"Yang berantakin rumah ga cuman gue sama ibu ya, lu juga sama ayah juga sama, makanya harus bantu beresin juga"
"Enggalah! Lu ga inget kata kata ayah, setinggi-tingginya cewek berpendidikan tetep bakal ke dapur juga dan beres beres rumah, emang udah kodratnya cewek!" Ucap anton yang berhasil menyulut amarah safira.
Byurr
Air yang ada dalam ember tadi kini sudah membasahi badan anton, yang pelakunya siapa lagi kalo bukan safira.
"Pikiran lu itu kuno tau ga, gua yakin yang jadi istri lu di masa depan nanti akan nyesel senyesel nyeselanya karena punya suami kayak lu!" Ucap safira dengan penuh penakanan dan jangan lupakan sorot mata dia yang begitu tajam pada anton, bertanda ia sangat marah pada adiknya itu
"SAFIRA!" Baik safira maupun anton kini melirik ke arah suara yang mana sudah ada ibunya.
"Kamu kalo ga mau bantu ibu beres-beres ya sudah jangan dikerjain, malah bikin rumah makan berantakan, rumah bukannya tambah bersih ini malah makin berantakan" omel sang ibu pada safira.
"Anton ga mau pergi dari kursi, tadi aku mau beresin itu"
"Ya tinggal beresin kan biasa tanpa nyuruh anton pergi" ucap sang ibu
"Kamu anton kenapa basah kuyup seperti itu?" Tanya sang ibu pada anton
"Teh fira nyuruh aku bantuin beres-beres, dia maksa aku ibu" bela anton
"Kan ibu dah nyuruh kamu safira kenapa kamu malah nyurub anton, kan emang tiap hari juga yang beres-beres dirumah itu kamu bukan anton, cewek mah harus rajin" ucap sang ibu pada safira.
KAMU SEDANG MEMBACA
angka Satu yang Hilang
General Fictiondulu sejak kecil ingin segera besar. ingin sekali aku kembali ke masa untuk tak berucap seperti itu. karena nyatanya jadi seorang remaja beranjak menjadi orang dewasa tak seindah pelangi yang melengkung penuh warna. safira Kalian jangan terlalu ingi...