BAB 3 1️⃣ BAIK BAIK SAJA 1️⃣

2 0 0
                                    


TANDAI TYPO DAN SALAH PENULISAN🫵🫵

HAPPY READING GUYS!!!

               1️⃣1️⃣1️⃣1️⃣1️⃣1️⃣


Safira terbangun setelah acara menangis tadi membuat dirinya terlelap, kepalanya yang terasa amat berat dan juga matanya yang terasa perih. Ia melihat jam sudah menunjukkan sore hari, itu artinya ia sudah terlelap cukup lama sekali.

Ia tersenyum miris melihat keadaannya sekarang mata bengkak dan rambut yang urak urakan menandakan seperti orang depresi. Safira tersenyum kecut ia tau sifat ayahnya tak akan berubah. Jikalau berbicara dengan ibunya pasti ibunya bilang
' gapapa kan itu ayah kamu, ngga akan bisa digantiin sama ayah orang lain'
Ibunya bukannya membela dirinya, karena bagaimana pun kejadian tadi bukan full salahnya ada juga kesalahan ayahnya, walalu memang ia akui ia lupa untuk mengingatkan pada ayahnya jikalau air teh tadi masih panas dan belum cocok untuk segera diminum masih harus menunggu beberapa menit baru akan cocok untuk di minum.

Safira segera keluar kamar ia bergegas ke dalam  kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.

Tok.. tok.. tok

"Teh!!!" Suara Ketukan pintu dari luar kamar mandi membuyarkan lamunan safira di kamar mandi, memang hal lumrah bukan jika melamun di kamar mandi itu sangat menenangkan? Itu pun yang di rasakan safira setelah berkeramas dan di sabun sebelum melanjutkan ke sikat gigi ia selalu melamun terlebih dahulu di kamar mandi ntah apa tujuannya tapi ini cukup menenangkan pikirannnya.

"APA???" teriak safira dari dalam kamar mandi.

"Sakit perut nih, mau berak"

Oh anton! Pikir safira karena mengenal dari suaranya, dengan pikirannya jahilnya karena kejadian tempo lalu membuat dirinya berdebat dengan ibunya, ide jahil dalam pikiran safira jahil, ia akan berlama lama di kamar mandi, biarkan saja si anton menjadi lama menunggu ia yang sedang mandi.

"Gua jailin lu ya ton, syukurin lu ee di celana" ucap safira cekikikan sendiri membayangkan anton yang nanti akan keluar tinjanya di celananya.

Dasar memang safira ini!

Safira dengan sengaja berlama dikamar mandienyikat giginya dengan bersenandung ria, tidak apa apa tidak berbuat seperti syukur-syukur untuk membuat sakit hatinya mereda karena kejadian tadi.

Tok... Tokk.. tok.

"Teh!!! Cepet atuh!!!" Ketukan pintu dari luar kamar mandi semakin keras dan juga tak lupa teriakan anton yang terus semakin besar, bertanda bahwa anton sudah tak sadar.

"Bentar!" Ucap safira tak kalah keras berteriak dari kamar mandi.

Safira masih terus bersenandung di kamar mandi tak memilirkan nasib adiknya yang sudah di ujung tanduk ingin segera menuntaskan hajatnya itu, sesekali membuat adiknya merana seperti ini tidak apa apa kan?

Namun, kesenangan itu seketika buyar mendengar suara teriakan ibunya dari luar kamar mandi.

"Safira!! Cepet dikamar mandi!! Pamali jangan lama lama dikamar mandi!!"

Serba pamali. Selalu! Ibunya selalu mengamcam dirinya dengan kata kata 'pamali' dan bodohnya safira akan percaya dengan perkataan ibunya, dan selalu menurutinya. Seperti sekarang safira segera memakai baju di dalam kanar mandi dan segera  keluar dari kamar mandi, dan benar saja ketika sudah membuka pintu kamar mandi sudah ada ibunya, dan anton wajahnya sudah memerah menahan hajatnya jangan lupakan tangan kiri anton yang sudah memegang pantatnya, safira tak tahan untuk tidak ketawa, saat itu juga tawanya pecah karena tak kuasa menahan melihat ekspresi adiknya.

"Mampus lu!! Ga usah ke wc, berak di celana aja lu!" Ucap safira mengejek pada anton.

"Udah ahh awas!! Awass!!" Anton sedikit mendorong safira agar segera menyingkir dari pintu kamar mandi.

 angka Satu yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang