二 The same feelings

843 69 0
                                    

Sukuna POV :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sukuna POV :

.
.
.

.
.
.

Pandanganku sedikit teralih kearah pintu shoji yang terbuka lebar.

Aku melihatnya berjalan kearah halaman lalu berdiri menatap kearah langit yang mendung itu, lalu kembali menatap lawan bicaraku yaitu seorang pria tua berumur tujuh puluh tahun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihatnya berjalan kearah halaman lalu berdiri menatap kearah langit yang mendung itu, lalu kembali menatap lawan bicaraku yaitu seorang pria tua berumur tujuh puluh tahun ini.

"Kalian berdua memang sangat kuat terutama, kalian berdua adalah keturunan dari klan penyihir yang berbakat, aku yakin baginda raja akan senang mengandalkan kalian dalam melindungi desa ini"

Sukuna terdiam sejenak lalu mengerungkan kedua alisnya " tcih, jadi kalian ingin kami menjadi alat di desa ini?"

"Kalian bukanlah alat tapi kalian berdua akan menjadi pahlawan didesa ini"

"Kami berdua tidak akan ikut campur soal melindungi desa ini, lagipula kami akan segera pergi dari kuil itu"

Kami berdua memang sedari dulu tinggal jauh dari desa mengasingkan diri ke kuil ditengah hutan tersebut yang termasuk berbahaya karena, kutukan dengan level tingkat atas berkeliaran dihutan sekitar kuil tersebut. Tidak ada satupun warga atau orang yang berani masuk kedalam wilayah hutan ini kecuali, para penyihir kuat.

Mengingat warga desa membenciku termasuk yn karena kami merupakan, keturunan klan penyihir terkuat yang tersisa satu-satunya didesa tersebut akibat pembantaian. Klan ryomen dan nakamura memiliki rumor bahwa kedua dari dalam klan kami salah satu keturunannya akan menjadi raja kutukan dan ratu kutukan.

Oleh karena itu, para warga desa, para penyihir, dan anggota kerajaan berwaspada terhadap kami berdua.

Aku segera beranjak untuk keluar dari rumah pria tua yang disebut kepala desa tersebut "ingat baginda raja menunggu kalian esok hari"

" terimakasih atas informasinya kakek tua" tiba-tiba pria tua tersebut memberiku sebuah payung.

"Bawalah jika tidak ingin pasanganmu itu sakit" akupun menerima payung yang diberikan olehnya, pandanganku menuju kearah yn yang wajahnya kini basah oleh tetesan air hujan.

King & Queen Of Curses [Ryomen Sukuna]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang