H-1

660 61 4
                                    

Disebuah sudut kota metropolitan atau dikenal dengan sebutan kota Jakarta, ditemukannya satu cafe sederhana yang terdapat pot-pot tanaman bunga gantung. Atapnya berwarna coklat tua dan disalah satu sudut juga terdapat papan nama cafe tersebut; alenia7.

Cafe tersebut terdapat pintu masuk yang sederhana, diapit dua buah pahatan khas dengan hiasan bunga di atasnya dan juga sebuah lonceng kecil otomatis yang akan berbunyi setiap kali ada pengunjung yang datang.

Ding-Dong.......

Suara lonceng terdengar nyaring didalam cafe yang hanya diisi oleh beberapa orang. Cafe itu terlihat sepi pengunjung, banyak bangku kosong yang menyertainya. Seseorang melangkahkan kaki jenjangnya yang hanya dibaluti kain mewah miliknya.

Dengan tampang datar dan terkesan dingin, dia melangkah menuju meja yang sudah terisi oleh tiga orang, diantaranya adalah satu perempuan dan yang lainnya adalah laki-laki. Perempuan itu tampak sangat menikmati mojito dinginnya.

Freen duduk saat satu dengusan yang keluar dari Nam terdengar jelas. Perempuan itu terlihat sangat kesal atas keterlambatan Freen, dia juga menghentakkan gelas mojito dinginnya itu dengan kasar ke atas meja.

Sang pelaku mengabaikan tatapan kesal itu dan beralih memanggil seorang waiters muda yang tengah sibuk mencacat beberapa pesanan dari pelanggan.

"Cappucino-nya satu sama croissant-nya juga satu" katanya cepat dan sang waiters muda itupun kemudian mencatatnya.

"Masih ada lagi yang mau dipes--"

Kalimat itu terputus saat Freen dengan cepat memotongnya. "Tidak ada." Waiters muda itu mengangguk paham dan perlahan pergi.

"Lama banget Lo" kata Nam yang masih kesal atas keterlambatannya.

"Macet" singkatnya kemudian mengedarkan pandangannya ke sana kemari guna melihat pengunjung yang datang.

"Btw, Lo udah tau kan berita tentang Becca" kata Heng berusaha memecahkan keheningan yang terjadi.

"Udah, dia udah nikah. Iya kan?" Tanyanya mulai tertarik dengan obrolan Heng. Heng mengangguk untuk menanggapi pertanyaan yang baru saja terlontar.

"Kok Lo bisa tau?" Tanya Freen menatap curiga pada ketiganya.

"Iyalah, orang beritanya udah lama keluar dan Lo baru tau sekarang? Kasian banget" kali ini bukan Heng ataupun Billy yang menanggapinya melainkan Nam--wanita cerewet itu menjawabnya sedikit sarkas dibagian akhir kalimat.

"Kok Lo pada nggak ngasi tau gue?!" balasnya tidak terima.

"Siapa suruh sibuk mulu" ujar Billy begitu menusuk.

"Gue sibuk ada alasannya juga, gila"

"Bilang aja Lo sibuk gamonin Becca, sampe-sampe Lo sendiri gak tau kalau dia udah nikah"

Freen terdiam, jawaban telak itu membungkamnya kembali untuk mengeluarkan alasan yang lain. Memang benar adanya, laki-laki itu terlalu sibuk dan fokus pada dirinya sampai-sampai ia tidak tahu kalau Becca sudah menikah.

"Gue denger-denger kalau gak salah dia nikah sama aktor deh, lebih kurang kaya gitu" kata Billy lagi kembali menarik perhatian Freen. "Tapi gak tau deh, gue gak ngikutin secara lengkapnya"

"Iya gue juga, ada yang bilang sama aktor atau penyanyi gitu sih tapi gak tau yang benernya yang mana" kini Heng kembali bersuara.

Freen tetap diam dan menyimak obrolan itu dengan seksama, raut wajah serius mulai tercetak samar-samar diantara wajah dinginnya. Pesanan datang, namun dia mengabaikan waiters yang tersenyum setelah mengantarkan pesanannya.

HOME (REVISI!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang