dua belas.

269 12 2
                                    

Typo? Tandain sayang.

Sejak itulah, sikap Albert berubah 180° dari yang ceria, bahagia, bersahabat terganti dengan sisi dinginnya. Bahkan saat bersama orang tuanya, kedua orang tuanya sepertinya tak peduli jika Zion adiknya menghilang.

"Kamu kenapa Albert?" Tanya wanita cantik itu yang sedang menyuapi dirinya sepotong daging.

Yang ditanya mengalihkan pandangannya menuju wanita itu dan menghembuskan nafas panjang.
"Apa yang kau maksud Bu? Aku tetaplah menjadi diri sendiri asal kau tau" jawabnya

"Kau berubah Albert, ibu tidak suka dengan dirimu yang seperti ini. Ibu mau kau kembali seperti dahulu." Balas Sang ibu penuh penekanan.

"Jika itu mau Ibu. Apakah Ibu akan mengembalikan Zion kepadaku? Tentu tidak bukan?"

"Albert. Jangan terlalu kasar pada Ibu mu" ucap Suami dari sang Ibu. Aka Ayah

Albert hanya diam menikmati makan malamnya.

Sampai-sampai suara Ibunya membuatnya memjawab.

"Kenapa kau menyayangi Zion? Ibu dan Ayah saja tidak sudi memiliki anak seperti Zion." Tanya Ibu

"Hu...? Kenapa sku menyayangi nya? Sebab ia adalah adikku, aku masih mempunyai hati untuk tidak melukai Zion. Tetapi kalian yang lebih tua? Memberikan bekas luka yang sangat mendalam bagi Zion. Oh iya... Kalian yang membuat skenario Zion di culik saat sedang pulang dari camp!? " Tanya Albert dengan kesal.

Ia berdiri dari duduknya yang diikuti oleh kedua orang tuanya..

"E-erk!? K-kenapa kau bisa tau!? Eh... Maksudku.." ucap Sang Ayah

Albert tak mengidahkan pertanyaan sang ayah, ia berjalan pergi ke kamar dan mempack barang-barang nya.

Pergi dari rumah dengan tahanan kedua orang tua. Rencana pergi dari rumah sudah di pikirkan berbulan-bulan secara matang oleh Albert.

"N-nak... Jangan pergi nak!" Ucap Sang Ibu yang memegangi tangan Albert yang langsung saja di tepis.

"Kenapa Bu...? Aku menyayangi Zion. Dan mengapa kalian menjualnya terhadap orang lain!?" Tanya Albert.

Albert tau, setelah skenario Zion diculik. Zion akan di jual, ia mengetahuinya 1 minggu lalu.

"Albert! Itu semua buat kamu. Ayah ngga mau kamu tertular penyakit nya!!" Jawab Sabg Ayah

"Penyakit? Bahkan Zion tidak pernah terkena penyakit. Jika dia memang terkena penyakit harusnya aku sudah sakit-sakitan bukan!?" Jawab Albert beranjak pergi dari pekarangan rumah megah itu.

"ALBERT....!! ANAKKU..." Teriak sang Ibu yang sudah terjatuh pada lantai.

Meraung-raung seperti kesetanan, tak mau anaknya pergi dari rumahnya. Menyayangi Albert namun, tidak tau kebahagian Albert berada pada sang Adik.

Sang Ayah dan para pembantu menahan Ibu agar tidak terus mengajar Albert.

Tangisan itu semakin keras terdengar, berbagai cara t'lah dilakukan untuk menghentikan tangisan Sang Ibu. Namun berbagai cara itu sama sekali tidak mempan.

Sang Ibu hanya terus menerus menangis dengan menyebut anak tersayang nya.
Tidak mau makan, minum atau melakukan aktivitas lainnya, hanya mau menangis menangis dan menangis.

Makan atau minum harus dipaksakan.

..
.

Keringat dingin membanjiri seluruh badan pemuda yang baru saja terbangun itu, bernafas dengan cepat dan berusaha keras untuk menetralkan nafas miliknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Will RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang