05

87 3 0
                                    

"Kalian berdua besok ke kantor bapak! " ucap guru kepada pria itu dan Adit, rion yang masih rebahan di aspal membuat ku sedikit khawatir, kami di suruh pulang jadi kita pulang, aku pulang dengan keadaan khawatir pada rion, meski dia sering meninda...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian berdua besok ke kantor bapak! " ucap guru kepada pria itu dan Adit, rion yang masih rebahan di aspal membuat ku sedikit khawatir, kami di suruh pulang jadi kita pulang, aku pulang dengan keadaan khawatir pada rion, meski dia sering menindas ku, tapi aku tetap kasihan pada nya, sesampainya di rumah, aku duduk di sofa setelah mengganti pakaian, ibu ku datang menghampiri ku yang sedang memainkan hp,
"nak, itu yang semalem beneran temen kamu? " ucap ibu ku tiba tiba membuat ku sadar, maksudnya apa menanyakan ini.

"Emang nya kenapa bu? " tanya ku penuh selidik, ibu ku memandang ku khawatir yang membuat ku semakin penasaran

"Tadi dia datang nyari kamu, tapi karena kamu belum pulang ibu suruh tunggu tapi malah lebih memilih pulang" jelas ibu ku singkat
"mungkin dia cuma mau ngomong sesuatu sama Abe, gak usah khawatir buk" ucap ku kepada ibuku, tapi raut wajah ibuku tak kunjung berubah

"tapi dia bawa bunga sama coklat buat kamu, beneran dia cuma temen kamu?" aku terkejut, anjir tu anak ngapain dah bawa coklat ma bunga kek pacaran aja "iya kok buk cuma temen" ujarku pada ibu.

"Trus kenapa dia bawain kamu bunga sama coklat kayak orang pacaran, oh ya bunga sama coklat nya dia titip sama ibu"

"Mungkin ada maksud lain, gak mungkin Abe belok bu, sama kak varo gak mungkin belok juga, mukanya kayak orang bener"

"Ibu percaya aja sama Abe, gak mungkin Abe buat macem macem, pacaran ama gadis aja Abe gak berani mana mungkin Abe pacar ama laki kan" jelas ku agar ibu di yakini.

"Yaudah ibu percaya sama kamu, tapi kamu jangan pernah yah ngelakuin yang gak di bolehin agama" wajah kekhawatiran ibu ku di ganti dengan wajah manis dan senyum, aku bernafas lega karena ibu ku percaya, lalu ibu pergi kekamar nya, aku bingung ada gerangan apa yang membuat Alvaro membawakan bunga, jijik anjir, aku melirik ke arah atas kulkas ternyata ada bunga dan coklat nya, mata ku melebar dan langsung berjalan ke arah kulkas, aku mengambil bunga dan coklat ku, bunga mawar dan coklat berbentuk love, huweeeeekkk najis, aku menatap coklat dan mawar tersebut dengan saksama, ternyata ada terselip surat aku mengambil surat tersebut dan membukanya lalu membaca nya, isi surat tersebut '𝘚𝘩𝘢𝘭𝘰𝘮, 𝘢𝘬𝘶 𝘷𝘢𝘳𝘰 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘤𝘰𝘬𝘭𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘴𝘢y𝘢 𝘈𝘥𝘪𝘵 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵, 𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘮𝘪 𝘴𝘢𝘺𝘢, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘴𝘦𝘫𝘶𝘫𝘶𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘪𝘩 𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢, 𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘶𝘭𝘶, 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘺𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘳𝘢𝘵 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 , 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘪𝘣𝘶𝘬 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘶𝘭𝘶, 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘺𝘦𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘈𝘣𝘦 𝘵𝘳𝘶𝘴, 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴 𝘈𝘭𝘷𝘢𝘳𝘰 '

Yaallah :), setelah membaca surat tersebut aku tahu kalo server dia beda, yasudah gapapa :) , setidaknya aku bisa bernafas lega karena varo masih lurus.

****

Saat di kelas entah kenapa aku tak bisa tak memikirkan isi surat itu, terkadang aku tersenyum tersenyum sendiri saat mengingat nya, aku jadi tak fokus pada pelajaran,bel istirahat berbunyi membuat ku terbebas dari pemikiran tersebut beberapa saat.
"Mata empat!! Sini lo!! " teriak si jesica padaku, sontak aku langsung menemuinya.

"Kenapa jes? " tanya ku sopan dan lembut

"yaelah pake nanyak, sana beliin gw jajan, lu yang bayar soalnya kemarin lo gak beliin gw" ucap nya, aku membeku saat itu aku langsung ingat aku lupa membawa uang saku, tiba tiba ada yang merangkul pundak ku reflek aku menoleh ke arahnya ternyata Adit.

"Eh mbak, lu gak punya kaki ya? Minta orang beliin lu jajan segala, udah nyuruh orang suruh orang bayar lagi, situ ada malu? " jesica Terbelalak kaget mendengar ucapan Adit tapi dia tak berkutik karena tatapan Adit pada nya selayaknya tatapan psikopat yang mau membunuh targetnya, jesica menahan ludah dan mengalihkan pandangannya. Adit tersenyum dan menarik ku ke kantin bersama nya, sesampainya di kantin dia memesan kan aku juga makanan, ini orang kerasukan apa njir, baik banget.setelah makanan sudah siap kita duduk di kursi kantin, Adit menatap ku saat aku menatap makanan yang sudah iya beli, aku tak enak jika harus memakan nya tanpa dosa.

" kenapa di liat doang? Itu makan woy gada racun nya, tenang aja"ucap Adit mengagetkan ku, sontak aku memandang nya

"Kenapa beliin aku makanan? Aku kan gak minta? "

"Kamu kan gak bawa uang, ya itu aku beliin, gak usah di bayar" Adit tersenyum, aku reflek kaget mendengar nya, kok tau si lu bambang.

"Kok kamu tahu? " tanya ku penuh selidik

"Itu kantung mu tipis kayak gada tanda tanda kehidupan uang di dalamnya" jawabnya, gak masuk akal si, uang kan tipis anjir, ko iso, karena author malas ngide dan ngetik mari kita skip saja eak

"Woy, Adit! Berani banget lu anying mukul gw ampe pingsan" rion beteriak saat kita memasuki kelas,

"lah situ yang duluan" sahut Adit santai, rion menatap Adit selayaknya mafia yang kehilangan target.

Namun mereka tak berantem,dan Rion memilih mengalah sebentar lalu pergi.

#

Woy lah,pas bagian akhir gw keilangan tulisannya jadi karena gw males ada konflik gw bikin si Rion nya ngalah :v

Buat kalian gw ga saranin buat baca [cinta sang santri] karena menurut author tu cerita udah ancur balau,makanya ga author lanjutin.

Jangan lupa vote biar jadi ayang Iyan, dan jangan lupa follow biar jadi kesayangan, komen juga sebagai sedekah.

TBC

Kita Dan Dua Tuhan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang