•{ Chapter 1 : Mama }•

258 45 2
                                    

Zayyan masih berjaga di jam segini,padahal jam sudah menunjukkan waktu tengah malam namun entah kenapa Zayyan tak bisa tidur.

Ia melihat kearah teman temannya yang bisa tidur dengan nyenyak,karena merasa pengap ia pun dengan hati hati berjalan keluar ruangan.

Ia melewati lorong yang sepi dan berhenti di teras rumah neneknya yang dihiasi oleh tanaman yang cantik dan segar.

Angin malam berhembus ringan membawa ketenangan sejenak yang perlahan menjadi dingin dan beku.

Bulan bersinar indah malam ini,dengan bintang bintang yang mendukungnya dengan ikut bersinar seperti dirinya.

Zayyan menatap langit langit,ia menatap kearah salah satu bintang yang menurutnya dapat menarik perhatiannya karena merasa paling bersinar.

" Mama...itukah kamu? " lirih Zayyan sembari mengangkat tangannya kearah bintang yang jauh itu dan membuat tangannya seolah olah menggapai bintang itu.

Tatapan Zayyan berubah menjadi sendu,matanya menjadi panas dan ia mulai menangis dalam diam.

Ia masih ingat,saat ia pulang sekolah dan tiba dirumahnya ia langsung disuguhi mayat mamanya yang sudah tertutupi kain.

Zayyan saat itu berteriak histeris,ia menangis kencang dan tetangganya berusaha menenangkannya.

Disaat itu juga ketua RT menyarankan Zayyan untuk tinggal dirumah neneknya karena setahu dirinya Zayyan selalu senang pergi kesana.

Zayyan hanya menurut,ia tidak ingin merepotkan orang lain yang berusaha menolongnya mengurusi jenazah mamanya.

Ia pun pergi kerumah neneknya,disaat itu Zayyan kembali menangis,hingga dirinya tiba tiba merasa sepi dan berakhir mengajak teman temannya kemari.

Mungkin selama 3 hari ia tidak akan pulang kerumah,ia perlu menenangkan diri dan soal makam mamanya,ia bisa mengunjunginya besok.

Sejenak Zayyan berdiam diri hingga ia memutuskan untuk pergi kedapur,ia membasuh wajahnya dan meminum air dingin di kulkas.

" Kebiasaanmu masih ada ya? Zayyan "

" Pft- uhuk! ughh..."

Zayyan tersedak minumannya,ia seketika menoleh dan mendapati Lex tengah menatap tajam kearahnya.

** Ahh...matilah aku ** batin Zayyan pasrah.














" Ahh! ngh! p-pelan pelan Lex! "

" Ini juga udah pelan bangke,udah jangan desah kayak gitu,kotorin pikiran pembaca aja lu " ucap Lex sembari menampar punggung Zayyan yang tengah ia keroki.

" Ya tapi kerokan lu sakit ege! " protes Zayyan sembari menatap tajam kearah Lex.

" Salah siapa minum es malem malem sampe masuk angin huh? udah tahu lu gampang masuk angin,minta kerokan padahal tahu sendiri badannya tukang geli " sindir Lex membuat Zayyan langsung bungkam dan kembali mendaratkan wajahnya di bantal empuknya.

" Yang sabar yaa Zay,kerokan sang ketua emang enak kok " canda Gyumin membuat Zayyan mendongak kearahnya.

" Matamu enak! " protes Zayyan membuat Gyumin tertawa puas.

Hyunsik dan yang lain hanya menggeleng pelan,hingga dirjnya melihat koin yang digunakan Lex untuk menggores gores tubuh Zayyan yang memerah.

" Lex,kamu pakai koin itu? koin itu kan pinggirannya keras " tanya Hyunsik.

" Biarin,biar cepat merah ni tulang " ucap Lex biasa.

Zayyan yang mendengarnya langsung menoleh kearah Lex " Owalah! pantes sakit bangke! pakek koin lain lah! " protes Zayyan.

•ERROR• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang