So Eun duduk di sebuah kafe yang nyaman, mengaduk-aduk kopinya dengan gelisah. Ini adalah pertemuan pertamanya dengan Kim Bum, pria yang dijodohkan oleh ayah tirinya, Go Jin. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Kim Bum tiba. Pintu kafe terbuka dan So Eun melihat sosok Kim Bum melangkah masuk dengan langkah cepat. Dia mengenakan setelan formal, memberikan kesan seorang pria yang serius dan sibuk.
"Maaf, aku terlambat," kata Kim Bum dengan nada datar, duduk di seberang So Eun.
"Tidak masalah. Aku senang kamu bisa datang," jawab So Eun dengan senyuman, meskipun hatinya sedikit gugup.
Kim Bum mengangguk singkat dan memesan kopi. "Bagaimana harimu?" tanyanya sekadar basa-basi.
"Baik, terima kasih. Bagaimana denganmu?" So Eun mencoba membangun percakapan yang lebih hangat.
"Baik juga," jawab Kim Bum singkat, matanya sesekali melihat ke layar ponselnya.
Kebersamaan mereka tidak berlangsung lama. Setelah hanya beberapa menit berbincang tentang hal-hal ringan, Kim Bum menerima panggilan telepon mendadak. So Eun bisa melihat ekspresi serius di wajahnya saat dia mengangkat telepon.
"Maaf, aku harus pergi. Ada pekerjaan mendesak," katanya sambil bangkit berdiri dengan cepat.
"Oh, tentu. Semoga pekerjaanmu lancar," katanya, mencoba menyembunyikan kekecewaannya dengan senyuman. Kim Bum mengangguk lagi, lalu bergegas keluar dari kafe tanpa memberikan banyak penjelasan lebih lanjut. So Eun menatap kepergiannya, merasakan kekosongan di dalam hatinya. Pertemuan yang dia harapkan menjadi awal yang baik, ternyata berakhir begitu cepat dan tidak memberikan kesan yang diinginkan.
So Eun duduk diam beberapa saat, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia merasa sedih dan sedikit frustasi. "Apakah dia tidak tertarik padaku? Apakah aku mengganggunya?" pikirnya, meragukan dirinya sendiri.
Ketika dia mengingat pertemuan itu, ingatannya melayang kembali ke beberapa kesempatan di mana dia melihat Kim Bum di rumah Go Jin. Dia sering melihat Kim Bum, meski tidak pernah benar-benar berinteraksi dengan So Eun secara pribadi. Setiap kali dia melihat Kim Bum, dia hanya bisa merasakan kehadirannya yang misterius dan dingin.
Dia teringat saat Kim Bum duduk di ruang tamu rumah Go Jin, sibuk dengan pekerjaan atau percakapan serius, sementara So Eun hanya bisa melamun dari kejauhan, mencoba memahami siapa Kim Bum sebenarnya. Bahkan ketika mereka bertemu di ruangan yang sama, Kim Bum tampak menghindari percakapan lebih dalam dan selalu memusatkan perhatian pada tugas-tugasnya.
Meskipun pertemuan mereka singkat, So Eun merasa semakin tertarik pada Kim Bum. Ada sesuatu dalam sikapnya yang dingin dan misterius yang membuatnya ingin tahu lebih banyak. Dia memutuskan untuk tidak menyerah begitu saja. Mungkin dia bisa mencoba pendekatan lain, mencoba memahami dan mendekati Kim Bum dengan cara yang berbeda.
-----'''''------
So Eun keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju meja makan. Ibu kandungnya, So Min, sedang berada di dapur untuk mempersiapkan makan siang. So Min memerhatikan So Eun dengan senyum hangat di wajahnya.
"So Eun, bisa tolong bantu ibu menyiapkan bekal hari ini?" tanya So Min sambil menata kotak bekal di meja. "Ibu sedang mempersiapkan makanan untuk ayahmu." *untuk lebih mudah, mulai saat ini mari kita sebut go jin sebagai ayah so eun dan bukannya ayah tiri. Biar lebih mudah dipahami tapi posisi go jin tetap ayah tiri so eun*
So Eun menoleh ke ibunya dengan senyum kecil. "Tentu, Ibu. Aku akan membantu."
Mereka bekerja sama dengan lincah, menyiapkan makanan dengan penuh kasih sayang. So Eun membantu ibunya mengaduk makanan di panci, sementara So Min menata makanan ke dalam kotak bekal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Thing, I Never Had
FanfictionSo Eun, yang berharap menemukan kebahagiaan dan pelarian dari masa lalunya melalui pernikahannya dengan Kim Bum, justru menghadapi kenyataan pahit. Kim Bum, meskipun tampan dan profesional, bersikap sangat cuek dan dingin terhadap So Eun. Rumah tang...