Prolog. 00

116 6 2
                                    


Sori jelek. Ga jago bikin cerita.

Enjoy








.

15 Juli. 06:38

"Telat telat telat!"
Bersama bottom kita, Bayu Wichandra. Yang hari pertama masuk SMA sudah telat.

Seharusnya Bayu sudah di lingkungan sekolah paling lamban 06:30. Tapi karna suatu kendala, dia terlewat lama.

'pasti acara mplsnya udah mulai. bodoh banget kamu bay!'

Sesampainya di depan gerbang siswa, Bayu dihadang 2 OSIS penjaga.

Dengan canggung dia bertanya; "maaf kak, boleh masuk?"

"Gak punya malu ya? Sudah telat 10 menit. Acaranya sudah mulai dari tadi." Ucap salah seorang dari mereka.

"Bener kata pak Andi, pasti ada yang telat. Heh." Kata yang lain.

"Kak.. maaf yang sebesar besarnya. Sekali saja boleh masuk ya? Besok janji ga telat.." Bayu memohon kepada mereka. Jikalau dia tidak masuk, bisa mendapat masalah kedepannya karna kurangnya informasi.

"Aturan tetep aturan dek. Makanya, kalo bangun pagi dikit." Ejek salah satu OSIS.

"Hahah! Bener dra, anak jaman sekarang ga bisa bangun pagi. Molor mulu kaya kebo." Disebelahnya ikut mengejek.

Berkali kali Bayu memohon dan meminta maaf agar diperbolehkan masuk. Dan berkali kali pula permohonan Bayu dibalas dengan ejekan dari keduanya.

Karna pasrah, Bayu meninggalkan mereka berdua dan berjalan menjauh.

"Woi! Mau kemana lu?" Teriak OSIS itu.

Bayu menoleh dengan enggan. "Mau pulang. Kemana lagi?"

"Jangan pulang, sini kakak hukum dulu. Haha!" Salah satunya menarik tangan Bayu dan membawanya ke kamar mandi.

"Bersihin semuanya ya. Makasih" Mereka menepuk pundak Bayu dan berjalan pergi.

Bayu menghela nafas panjang, yasudah lah terima nasib.

30 menit berlalu dan acara pembukaan mpls telah usai. Semua siswa berlalu lalang pergi pulang. Kini tinggal Bayu seorang.

Cukup lama Bayu merenung. Tak tau apa yang sedang dipikirkannya.

2 OSIS itu kembali datang menghampiri Bayu.

"Gue OSIS yang tadi. Panggil aja Indra." Indra menyerahkan secarik kertas berisikan angka angka.

Bayu menengok ke atas dengan bingung. "Hm? Buat apa?"

Indra, "Gue ketos. Itu nomor WhatsApp gue. Kali aja lu telat lagi, nanti berurusan sama gue."

"Ga perlu kak."

Dengan kasar, Indra memaksa Bayu menerimanya. "Baiklah. Terimakasih."

"Gue Ghavi. Waketos."

"Ok..?"








.

Sejak saat itu Bayu sering bertemu Indra dan Ghavi. Entah karna apa, bahkan ketika Bayu tidak bersalah pun mereka tetap menghukumnya.

Suatu hari Bayu melapor pada seorang guru yang memang mengurusi bidang kesiswaan.

Bayu, "Pak, saya waktu itu gak bersalah loh pak. Tapi tetap sama mereka di beri sanksi dan hukuman. Apa ga rugi saya setiap hari digituin pak? Ga peduli itu kapan dan dimana, mereka selalu saja mencari cari kesalahan di saya. Saya lapor ke anggota OSIS yang lain mereka diam saja tak bertindak. Bahkan yang jelas jelas bersalah sama mereka malahan ga di hukum pak, hanya ditegur dan dibiarkan begitu saja. Dan malah menyalahkan saya yang tidak terlibat apapun. Saya muak pak, kalo bisa berilah mereka hukuman yang setimpal."

We Can't Be Together.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang