☄️ 08 ☄️

598 114 14
                                    

Call me Mpiw!
Barangkali ada yang butuh🧻















Usai pergi bersama ke kedai ice cream, dan bersenang-senang cukup lama di sana. Menjelang malam, Arjeka, Divta serta Khalisa memutuskan untuk segera pulang.

Mereka pulang bersama, saling bergandengan tangan layaknya sebuah keluarga yang penuh keharmonisan jika dilihat dari sudut padang orang awam. Tak heran, karena disetiap langkah, dan tangan yang saling bergandengan, senyum penuh kebahagiaan dari masing-masing ikut terpancar nyata. Benar-benar layaknya keluarga sungguhan.

Namun, senyum ketiganya luntur, pun dengan tangan yang saling bergandengan itu kini terlepas begitu sampai di depan gerbang rumah Arjeka. Bukan karena mereka telah sampai dan hendak pulang ke rumah masing-masing, namun gandengan tangan serta senyum ketiganya luntur dikarenakan ada sebuah mobil hitam yang terparkir dan juga ada sosok wanita yang berdiri di samping mobil tersebut.

"Mama..."

Itu suara Divta, yang menyebut pelan sosok ibu kandungnya. Ya, sosok yang berdiri di depan gerbang rumah Arjeka adalah Letha, mantan istri Arjeka.

"Ekhem...Divta, Om aku pulang duluan ya, belum bersih-bersih udah malem juga." Ujar Khalisa tiba-tiba sambil menatap tak enak pada Arjeka serta Divta. Bukan apa-apa, Khalisa memilih untuk pulang karena tak ingin turut campur dengan urusan Arjeka dan mamanya Divta, apalagi tadi Khalisa sempat melihat tatapan kurang mengenakan dari Letha saat memandang dirinya beserta Arjeka dan Divta.

Arjeka hanya bisa memberi anggukan, ia juga tak mungkin menahan karena dari gelagat Khalisa, Khalisa terlihat seperti tak nyaman.

Sedangkan Divta, jelas saja ia menunjukkan raut tak sukanya, ia belum mau berpisah dengan mama Khal nya tersebut. Ia juga berucap, "Kenapa pulang mama Khal? Kan bisa mandi di rumah papa, Divta masih mau sama mama Khal."

Tapi untungnya Arjeka segera memberi pengertian pada Divta, setelah berbincang pada sang putra, akhirnya putranya mau mengerti dan membiarkan Khalisa pulang ke rumahnya.

Setelah itu, Arjeka dan Divta mendekat pada Letha, yang sudah menunggu mereka.

"Kalian pergi sama-sama?" Kalimat tanya tersebut menjadi sambutan dari Letha untuk Arjeka dan Divta.

"Hm..." Arjeka merespons seadanya. Sedangkan Divta tak bereaksi apa pun, ia hanya diam seperti biasanya.

"Sejak kapan kalian deket?" Tentu saja Letha heran, karena selama ini ia tau kalau Arjeka selalu menolak terang terangan Khalisa.

Tapi Arjeka tanpa basa-basi mengalihkan topik perbincangan diantara mereka dengan bertanya, "Kenapa datang gak ngabarin dulu?"

"Jawab dulu pertanyaan dari aku." Ujar Letha.

"Gak ada kewajiban saya buat jawab pertanyaan kamu, mending jawab pertanyaan saya, kenapa gak ngabarin?" Tegas Arjeka.

Letha merotasikan bola matanya, "Kerjaan aku selesai lebih awal, jadi aku dateng sekarang buat jemput Divta."

"Padahal bisa besok lagi, Divta baru sebentar nginep disini." Ujar Arjeka, tentu saja ia tak terima.

"Yaudah sih kerjaan aku juga udah selesai." Ujar Letha sedikit sinis, kemudian atensi Letha beralih pada Divta yang sejak tadi hanya diam seolah tak perduli dengan kedatangan Letha. Lalu Letha berucap pada Divta,  "Ayo Divta sayang kita pulang."

Bukannya menjawab ajakan dari sang mama, Divta justru malah berucap, "Kenapa mama selalu lakuin apa pun yang mama suka?"

Letha tampak terkejut dengan ucapan putranya tersebut. Mengapa Divta tiba-tiba berucap begitu? Letha jelas tak menduganya, ia pun hendak menanggapi ucapan sang putra, namun seperti tak diberikan celah, karena Divta kembali berucap, "Kapan Divta boleh lakukan apa pun yang Divta suka? Mama selalu seenaknya titip Divta ke rumah nenek, papa, di tinggal kerja setiap hari, di tinggal kerja jauh, tanpa tanya dulu Divta suka enggak di titip sana sini?"

Om Duda! [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang