☄️ 05 ☄️

592 113 12
                                    

Call Me Mpiw!




















"Kenapa papa kesini?" Nada suara dingin itu menyambut kedatangan Arjeka di kamar Divta. Yap, meski Divta hanya datang sesekali atau saat dititipkan saja oleh Letha, tapi di rumah mewahnya ini Arjeka memberikan satu kamar luas yang nyaman, dengan segala kebutuhan untuk Divta, seperti baju-bajunya, alat-alat sekolah, mainan, sampai seragam sekolah pun Arjeka turut menyediakan agar ketika putranya menginap di rumahnya tak perlu repot membawa ini dan itu dari rumah Letha.

"Loh kenapa? Rumah papa ini, mau kemana mana juga bebas." Ujar Arjeka dengan santai, lalu duduk ditepi ranjang, tepat di samping putranya.

"Tapi ini kamar Divta!" Ujar Divta seperti tak mau kamarnya itu di datangi oleh sang papa.

"Kamu kenapa deh sayang, kalo sama papa sensi Mulu, giliran sama Tante Khalisa kamu manis banget, papa masih heran." Ujar Arjeka.

Divta, yang tak memberi jawaban yang jelas, lagi-lagi hanya membalas, "Karena Divta mau mama Khal jadi mama Divta."

"Kan mama kamu ada." Ucap Arjeka seadanya.

"Memang, mama ada, tapi kaya gak ada." Balas Divta dengan santai, tapi sukses membuat sesuatu dalam diri Arjeka bangkit, yaitu rasa bersalah.

Rasa bersalah yang selama bertahun-tahun terperangkap di hati Arjeka yang membuat Arjeka tersiksa tanpa disadarinya. Hingga tanpa sadar Arjeka pun berucap, "Maafin papa ya sayang."

"Kenapa papa minta maaf?" Tanya Divta, kali ini Divta menunjukkan tatapan polosnya.

Arjeka memilih menggeleng. Lalu tersenyum tipis, sambil mengelus kepala Divta dengan lembut. Berbeda dengan yang ditunjukkannya, isi hati Arjeka justru tanpa henti berujar, Maaf...maaf karena buat kamu terlahir dari wanita yang salah.

"Dah tidur, besok sekolah lagi kan?" Ujar Arjeka, berusaha mengalihkan topik tadi dengan membawa topik yang baru.

"Hm..." Tanggap Divta.

"Atau mau papa temenin tidurnya?" Tanya Arjeka, tujuannya bertanya demikian sudah pasti untuk menggoda putranya.

Membuat Divta menolak mentah-mentah tawaran main-main dari Arjeka tersebut, "Gak!"

Setelahnya Arjeka tergelak, karena ia mendapat respons yang sesuai dengan dugaannya.

Sedangkan Divta menatap sang papa tanpa eskpresi, lalu memilih untuk membaringkan tubuhnya, dan menarik selimut.

Arjeka berhenti tertawa, lalu mengelus kepala Divta, dan memberikan kecupan di dahi putranya.

Cup

"Sweet dream sayangnya papa..." Ujar Arjeka.

"Hm..." Balas Divta dengan gumaman.

Arjeka tersenyum tipis, lalu bangkit, dan mematikan lampu di kamar putranya, setelah itu meninggalkan kamar putranya tersebut.

💟💟💟

Begitu pagi hari tiba. Tak seperti biasanya, ada kegiatan sarapan pagi, karena biasanya begitu siap Arjeka selaku satu-satunya penghuni di sana akan langsung berangkat bekerja, beda halnya dengan pagi ini, Arjeka harus menyiapkan sarapan, siap-siap, lalu sarapan bersama dengan putra tunggalnya.

Kegiatan sarapan tersebut pun dibalut dengan obrolan ringan diantara ayah dan anak yang jarang bersama itu.

"Kabar nenek sama kakek gimana?" Tanya Arjeka.

Divta melirik sang ayah sekilas, kemudian menjawab, "Baik."

"Katanya Minggu lalu kamu ke rumah nenek  kakek Sagara, kenapa gak sekalian mampir ke rumah papa?" Tanya Arjeka.

Om Duda! [LK] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang