Bayi Paus Pembunuh Part 1

ch 18. Cuci cuci sampe bersih

Aku merasa ketidakpuasanku semakin menumpuk dan aku ingin membalikkannya.

Masalahnya bukan kamu tidak bisa melihat hasil pelatihannya, jadi aku tidak bisa berkata apa-apa.

Tidak, itu masih benar. Menghemat uang hanya untuk mencuci pakaian... … .

Terlebih lagi, bagaimana pun cara penyimpanannya, semua pakaian hitam itu tertutup debu putih.

“Kebetulan, Guru, apakah Anda membicarakan tentang pakaian ini…” … “Kamu mengambilnya dari awal dan tidak pernah membawanya ke sini?”

"Itu benar."

“… … .”

Aku mengusap wajahku.

'Ah, siapa bawahan yang mengatakan Pierre menyukai hal-hal yang bersih... … .'

Jika aku bertemu denganmu di kehidupan ini, aku akan membunuhmu. Aku pasti akan membunuhmu.

Aku berjanji bahwa kita tidak akan menyebut orang bersih yang biasanya hanya menjaga kebersihan kamar dan ruangannya sendiri. Dasar ikan sialan.

Aku menghela nafas dalam-dalam.

“Semuanya baik-baik saja, Guru, tetapi apa yang harus saya lakukan dengan airnya?”

“Kamu masih tidak bisa memanggil air?”

Rasanya seperti aku melihat sesuatu yang sangat aneh, atau lebih tepatnya, sesuatu yang jatuh.

Aku pun tercengang melihat raut wajah ayahku saat aku lewat.

“Kekuatan, kelincahan, dan staminamu mungkin berada pada level yang tidak bisa dibandingkan dengan orang seusiamu.”

“Yah, bisakah kamu membandingkannya dengan usiaku? Apa aku sudah memberitahumu? Anda sedang membual, kan? “Sudah kubilang aku memukuli anak berusia 8 tahun.”

“Jika Anda bahkan tidak bisa melakukan itu, Anda tidak berada dalam jalur langsung.”

“… … “Inilah mengapa saya tidak suka berbicara dengan orang jenius.”

"Apa?"

Dengan bangga aku mengulurkan perutku. Hehehe.

“Tidak, dengarkan. “Saya juga sangat jenius di kelas saya.”

Lalu ekspresi Pierre menjadi aneh.

"kamu?"

Wow, lihat bagaimana kata-kata dan ekspresi wajahnya cocok. Ini adalah contoh sempurna konsistensi dalam perkataan dan tindakan.

“Tampaknya tingkat bayi paus pembunuh telah turun ke tingkat yang cukup rendah akhir-akhir ini.”

… … Saya pikir Pierre adalah putra wanita tua itu.

Semakin saya melihatnya, semakin banyak vitriol yang tetap sama.

Aku tahu bahwa aku terlalu jenius untuk memahami penjahat dan orang jenius biasa.

Meskipun aku mengetahuinya, sering kali hal itu tampak tidak masuk akal. seperti sekarang.

'Mungkin alasan kakak-kakakku tidak selalu menyukai ayahku adalah karena dia berperilaku seperti ini.'

Ketika aku menjadi kepala keluarga, aku melihat semua saudara laki-lakiku mengeluh tentang ayah mereka atau tidak terlihat bahagia.

Aku tidak yakin, karena di kehidupan aku sebelumnya, ayahku meninggal sebelum aku kembali.

“Tuan, Anda harus tahu sedikit tentang betapa hebatnya saya.”

"kenapa aku."

“Maka kamu bisa merasa bangga pada dirimu sendiri atas seberapa baik kamu mengajariku, bukan? “Saya bisa membual tentang hal itu.”