RUANGAN di rumah sakit itu sunyi, hanya terdengar suara mesin-mesin medis yang berdetak berirama. Cahaya lembut dari jendela memantul pada permukaan putih dinding, membuat suasana tampak tenang.
Di sudut ruangan, seorang gadis terbaring dikelilingi oleh alat-alat medis yang tak henti memantau kondisinya. Sudah 14 hari gadis itu dalam keadaan kritis, tanpa ada tanda-tanda kehidupan yang nyata. Wajahnya pucat, dengan mata yang tertutup rapat seakan terlelap dalam tidur yang panjang dan tak berujung.
Di detik yang seolah membeku, monitor detak jantung berbunyi sedikit lebih cepat, memberi sinyal perubahan yang tidak terduga. Kelopak mata gadis itu mulai bergetar kecil, membuat perawat yang sedang memeriksa pasien kritis tersebut merasakan sebuah firasat aneh. Dengan perlahan, mata yang selama ini tertutup, tiba-tiba terbuka, memperlihatkan sepasang bola mata yang menatap langit-langit ruangan dengan tatapan kosong.
Perawat itu segera keluar dari ruangan. Tak lama kemudian, sekelompok dokter dan perawat datang dan berkumpul untuk memeriksa tanda-tanda vital. Gadis itu perlahan menyapu pandangannya ke sekeliling ruangan. Matanya yang baru saja terbuka mulai menelisik setiap sudut. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya, di mana dirinya berada?
Saat dokter dan perawat sibuk memeriksanya, sesuatu dalam dirinya mendesak untuk bergerak. Dengan gerakan cepat dan tak terduga, ia beranjak dari tempat tidur, melepas infus dari lengannya, dan berlari keluar ruangan.
Tubuhnya terasa ringan namun asing, dan pandangannya masih kabur. Di koridor rumah sakit, ia melihat orang-orang berlalu lalang. Seorang pria sedang didorong di kursi roda, membuatnya bertanya-tanya sejak kapan benda itu ada. Di sisi lain, seorang ibu memeluk anaknya yang menangis terisak, sementara aroma menyengat obat-obatan memenuhi hidungnya, semua itu membuatnya terkejut dan bingung. Dengan tatapan kosong dan langkah yang goyah, ia berbalik dan mulai berlari untuk mencari pintu keluar. Nafasnya tersengal-sengal ketika akhirnya ia menemukan pintu tersebut, lalu mendobraknya dan melesat ke luar.
Gadis itu berlari tanpa arah, terengah-engah, hingga akhirnya berhenti dan menatap sekeliling dengan rasa takut dan kebingungan. Di hadapannya terbentang sebuah jalan panjang yang dipenuhi benda-benda beroda empat yang bergerak dengan sendirinya. Keningnya berkerut; benda-benda itu tampak asing dan aneh.
"Apakah aku sedang bermimpi?" gumamnya, sambil mencubit pipi dengan harapan segera bangun dari mimpi yang aneh ini. Namun, ia tetap berada di tempat yang sama.
"Kenapa ini tidak berhasil?" ia bergumam penuh frustasi sambil menampar pipinya secara bergantian, tetapi hasilnya tetap sama.
Matanya membulat seolah-olah tak percaya. "Tidak mungkin! Dunia apa ini?" Ia memutar tubuhnya dengan cemas. Di sekitarnya, dipenuhi bangunan-bangunan megah menjulang tinggi, mencakar langit dengan angkuh. Keningnya berkerut dalam saat matanya tertuju pada sebuah layar besar di depannya, menampilkan berita tentang kandidat Presiden untuk tahun 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Princess of Two Worlds [SEGERA TERBIT]
خيال (فانتازيا)Di Kerajaan Yuemeda pada abad ke-19, Princess Soraya, seorang putri mahkota yang ceria, jatuh cinta pada Ares, panglima perang Kerajaannya. Namun, nasib tragis menimpa Ares ketika ia gugur dalam upaya penyelamatan Princess Soraya dari sanderaan Pang...