Prolog

33 11 5
                                    

Halo, semuanya!
Selamat menikmati ceritanya, kritik dan saran sangat dibutuhkan (dengan bahasa yang baik, ya).

Jangan lupa komen dan follow okeeeey?
Dilarang melakukan PLAGIAT‼️
Cerita ini pure aku yang buat.
Kalau ingin berkenalan dengan aku, bisa follow instagram : @muzaaaa 💖

Baik, semoga suka dengan ceritanya.
Silakan hidupi cerita ini, sesuai cara kalian.








𑁍ࠬܓ ———

'Apa sudahi saja digaris ini?'

Perempuan itu sedang berusaha menepi, namun dia yang tertatih. Merangkak untuk membangun kasih, yang kini berada diujung rintih. Lambat laun, semua menjadi putih. Tak dapat menelusuri apa arti semua yang terjadi. Ya, ternyata menyakitkan.

Meraung hebat, berharap ketenangan mendekap. Namun, semua hanya asa semata yang mengoyak luka. Percuma, tak akan melahirkan pemenang.
Perjanjian kecil dengan kaitan kelingking dan berucap,

"Lari terus sampai garis akhir. Biarlah garis itu menentukan, harus menjadi saksi bisu dalam lengkingan bahagia atau raungan dukacita. Sepakat?"

Kini, seperti terbentang benang yang siap putus kapanpun ia mau. Apakah perbedaan waktu terlalu jauh? sampai tak pernah terasa seimbang lagi? Apakah cahayanya kian meredup? sampai tidak dapat ditelusuri dengan netra?

Binar hanya terlihat dilapisan awal, selebihnya rintikkan penuh pilu. Senyuman hanya formalitas saat ini, sisanya serpihan kecil tak tersusun. Ini akan menjadi cerita yang terasa kosong, karena berisi tentang runtuhan yang belum dibenahi.
Kalian tak akan membiarkan saya sendiri 'kan?

.
.
.



To Be Continued...

(Mohon supportnya, agar aku semangat untuk membuat chapter-chapter selanjutnya. Terima kasih🤍)

Sembilu Dalam SunyiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang