STORY 5: DADDY & DAISY

2.5K 4 0
                                    

Leon tidak bisa berhenti memikirkan Daisy,
bahkan ketika pria itu mengemudi. Segala sesuatu tentang gadis itu sepertinya membuatnya benar-benar gila. Daisy adalah putri tirinya. Berusia sembilan belas tahun dan beberapa bulan lalu kehilangan ibunya. Gadis itu memiliki senyum yang indah, lekuk tubuh yang indah, dan tatapan polos di matanya.

Dari apa yang telah dikatakan Daisy padanya beberapa waktu lalu; bahwa gadis itu tidak pernah punya pasangan, membuat Leon bisa  menebak bahwa gadis itu juga tidak pernah berhubungan seks sebelumnya, dan dengan begitu Leon bisa memikirkan dengan pasti tentang betapa ketatnya vaginanya. Leon bertanya-tanya suara manis seperti apa yang akan dibuat gadis itu jika dia... Tidak. Dia seharusnya tidak berpikir seperti itu!

Leon mengerang kesal, dan merasakan ereksinya tumbuh. Kepalanya dipenuhi pikiran kotor tentang hal-hal apa saja yang mungkin bisa dia lakukan bersama putri tirinya di ranjang. Baru setelah tiba di tempat kerja dan pergi ke kamar mandi untuk mengurus ketegangannya, Leon sedikit merasa tenang. Tapi tetap saja, dia masih terjebak memikirkan Daisy sepanjang hari.

Sisa hari kerja berjalan normal, dan bos Leon mengizinkan pria itu pergi sekitar satu jam lebih awal. Tetapi begitu masuk ke mobil, pikiran kotor itu mulai muncul kembali di kepalanya. Saat mengemudi, dia memikirkan betapa lembutnya payudara putrinya jika dia bisa menangkupnya di bawah tangan kasarnya. Dia juga memikirkan bagaimana Daisy akan merintih ketika jari-jarinya menyelinap ke dalam diri gadis itu. "Tidak, Leon! Segera buang pikiran itu dari kepalamu sebelum kau terlalu terangsang dan mendesak vaginanya!" umpat Leon memukul stir untuk meluapkan emosi dan nafsunya.

Tak lama kemudian, Leon berhenti di rumah dan menuju ke dalam. Dia melepaskan sepatunya dan melihat sekeliling sebentar, menyadari suasana rumah yang sangat sunyi. Dia bisa menduga bahwa Daisy sudah pergi tidur. Namun dugaannya segera terbukti salah saat dia berjalan dengan susah payah menaiki tangga ke kamar tidurnya. Saat dia berjalan melewati lantai dua, dia mendengar... rintihan. Rintihan kesenangan. Dia berhenti sejenak untuk mendengarkan. Suara itu datang dari kamar Daisy. "Sial, aku benar-benar akan menidurinya kalau dia mengusap dirinya sekarang. Dia tidak sepolos tatapannya matanya!" gerutu Leon.

Diam-diam, Leon pun berjalan ke pintu kamar gadis itu dan melirik melalui celah. Apa yang dia lihat detik itu membuat darahnya melonjak dan mengalir ke penis. Daisy, gadis muda itu, berbaring di tempat tidur dengan tangan berada di bawah celana pendeknya. Matanya tertutup, dan rintihan lembut keluar dari bibirnya.

Leon menonton sejenak ketika dia merenungkan apa yang harus dilakukan. Putrinya ada di sana, menyentuh dirinya sendiri, sama sekali tidak menyadari bahwa dia sudah ada di rumah. Cara tubuh Daisy menggeliat saat menikmati dirinya sendiri membuat penis Leon tegang dan marah, dan pria itu tiba-tiba merasakan celana kerjanya menjadi sedikit lebih ketat.

Leon berdeham dan dengan lembut mengetuk pintu kamar Daisy, tapi belum membukanya dulu. Dari celah pintu, dia bisa melihat putrinya melompat kaget. "Uh... S-siapa itu?" Daisy bertanya dengan lemah dan dengan panik menyesuaikan kembali celana pendeknya.

Leon membuka pintu sedikit. "Aku pulang, Sayang," kata Leon.

Leon bisa melihat dengan jelas bagaimana pipi Daisy tiba-tiba memerah. "Aku... aku pikir kau tidak akan pulang sampai tengah malam, Dad." Daisy berkata. Gadis itu gelisah gugup dan mencoba untuk bersikap seakan ayahnya tidak tahu apa yang baru saja dia lakukan.

Leon tersenyum sedikit saat masuk ke kamar, tapi juga memastikan bahwa Daisy tidak memperhatikan ereksinya. "Pekerjaan beres lebih awal. Apa yang kau lakukan barusan, Sayang?"

"Uh...aku tadi..." Daisy ragu sejenak, lalu meraih dan menggenggam buku catatan kuliahnya. "Aku hanya... mengerjakan beberapa tugas." Daisy tidak bisa menatap mata Leon, dan bahkan jika Leon belum melihat apa yang Daisy lakukan, pria itu tahu betul bahwa putrinya berbohong.

ONESHOT 21+++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang