Sometimes, all I think about is you
Late nights in the middle of June?
Yes, right! middle of June 2022 my story begins***
June2022
"Sial! Semua berantakan!.
Aku harus apa Tuhan?
Hubungan itu sudah berakhir dua tahun yang lalu, tapi kenapa aku seperti kehilangan arah?
Aku tau Tuhan, ini semua bagian dari rencanamu, tapi sampai kapan?
" pertanyaan yang terus ku ulangi selama dua tahun lamanya, rasa sesak dan amarah itu selalu menghantuiku berharap kekacauan itu segera berakhir.
Trauma? Bisa jadi!
Setiap kali aku mendengar namanya, rasa sesak itu muncul sehingga aku berjanji untuk tidak ingin merasakan jatuh cinta lagi.
Bahkan, ketika bertemu dengan laki-laki saja aku seperti sudah muak dan mati rasa.
" separah itukah?" ya, kurasa begitu!.
Kata mereka jatuh cinta saat remaja itu adalah cinta monyet, mungkin maksudnya cinta yang belum serius kali ya?
Tapi, kalau belum serius kenapa sakitnya bisa sedalam ini?.
Rasa penyesalan itu selalu menghantuiku, "penyesalan apa?",
Ya, kenapa aku harus jatuh cinta diwaktu yang seharusnya aku menuntut ilmu, bukan malah mengenal yang namanya cinta,
"kamu sih, kualat kan? Nggak dengar nasihat ibu, yang udah jelas ngelarang buat pacaran, malah coba-coba pacaran, pacarannya diam-diam lagi!"
aku menghela nafas, aku bertanya dan menjawab pertanyaan itu sendiri, hampir setiap hari aku selalu seperti itu .
Dan sesekali, saat aku scroll beranda social mediaku, aku menemukan sebuah video yang berisikan seperti ini,
"Tuhan melarang karena Tuhan tau itu gak baik untukmu, tapi malah kamu coba, terus giliran sakit kok kamu nanya kenapa hal itu bisa terjadi di kamu? " ya lagi-lagi aku menyadari, dan mengakui kesalahan.
"gak salah sih kalau bakalan sesakit ini, toh udah di ingatin masih aja pura-pura tuli".
Tapi jujur, untuk balik, dan minta ampun dengan bertaubat membuatku malu, aku selalu berfikir apa masih pantas aku menjadi orang yang lebih baik lagi?
Apa Tuhan mau menerima permintaan maafku?
Apa Tuhan tidak marah denganku?,
Dan ya, entah kenapa setiap aku bertanya kepada diriku sendiri, jawaban itu selalu muncul dari mana saja.
Hari-hari berlalu, dan jujur saja perasaan buruk itu masih sering muncul tiba-tiba, dan jujur aku benci sekali jika hal itu terjadi, aku selalu berharap dan selalu berdoa
"Tuhan, tolong kirimkan aku kebahagiaan. Tuhan, tolong bantu aku untuk kembali kejalanmu." Doa seperti itulah yang selalu ku ulangi berharap hari indah itu tiba.
Adzkiya namaku, aku lahir pada juni 2000, aku seseorang yang introvert, tapi berbeda jika aku sudah akrab dengan seseorang, maka karakterku bisa berbalik, aku anak perempuan pertama, dan aku memiliki dua adik, aku juga lulusan sarjana pendidikan, tidak ada yang hebat dariku, aku juga terlahir dari keluarga sederhana, tetapi apapun itu, aku selalu bersyukur dengan skenario hidupku.
Hingga pada suatu hari entah angin apa dan darimana, saat aku mulai menjalani hari-hariku dengan menghabiskan setengah waktuku untuk bekerja, aku merasa seperti ada sosok mata yang sedang melihat kearahku, tapi hal itu selalu kuhiarukan.
Bukan karena tidak ingin tahu, tetapi setiap kali aku ingin mencari sorot mata itu, ada saja hal-hal yang tidak mengizinkanku untuk mencarinya, dan mungkin, inilah awalnya.
Awal yang tidak sengaja dimulai ,awal yang tidak pernah ku duga dan awal yang tidak pernah aku pikirkan akan berada dalam jangka waktu yang panjang.
Kamu berjalan kesana-kemari seiring berjalannya waktu tepat di hadapanku dan tidak pernah aku sadari jalanmu dan jalanku ternyata saling beriringan.
"Beriringan atau berdampingan?"
Entahlah! yang jelas aku dan dia berada di lingkungan yang sama.
Anehnya aku tidak pernah menyadari tentang keberadaannya, padahal setelah aku ingat-ingat kembali kami sering berinteraksi, ya mungkin layaknya sebagai penjual dan pembeli.
Merasa ada seperti sorot mata tajam yang selalu menuju kearahku .melihatku memperhatikanku ,tapi,siapa dia?
"ah sudahlah, tidak baik terlalu kepedean, toh orang juga punya mata, ya suka-suka mereka dong mau lihat kemana!"
Lagi-lagi aku bertanya dan menjawab pertanyaanku sendiri.
Pertanyaan yang terus bertanya-tanya tetapi selalu kuhiraukan, dan saat itu banyak yang rusak di dalam diriku dan dalam hal apapun aku tidak ingin jatuh cinta pada saat itu,
dan entah kenapa dan bagaimana saat aku mati-matian tidak ingin jatuh cinta lagi, sosok misterius itu malah membuatku jatuh cinta.
*note*
maaf kalau tulisanku masih berantakan, boleh kok teman-teman kritik dan sarannya, dengan begitu aku lebih banyak belajar lagi untuk menulis dengan sempurna, terimakasih^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu nama yang abadi (Revisi)
Fanfictionkarena aku belum tentu bisa memilikimu, biarkanlah rasa ini abadi dalam tulisanku