12. Restrain

103 34 4
                                    

Kantin fakultas teknik di kampus Leaf pada siang hari selalu dipenuhi oleh mahasiswa yang sibuk berdiskusi, bercanda, dan menikmati makan siang mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kantin fakultas teknik di kampus Leaf pada siang hari selalu dipenuhi oleh mahasiswa yang sibuk berdiskusi, bercanda, dan menikmati makan siang mereka. Meja-meja panjang terbuat dari kayu yang kokoh dipenuhi oleh alat-alat makan, laptop, dan buku-buku tebal.

Di salah satu sudut, tampak beberapa mahasiswa berkumpul, membahas proyek dengan penuh semangat. Aroma makanan yang menggoda, mulai dari ramen, sushi, hingga salad segar, memenuhi ruangan. Poster-poster proyek teknik dan jadwal seminar menempel di dinding, menambah suasana akademik yang kental.

"Kau benar-benar sudah sembuh?" Shisui menaruh pesanan [Name] di meja, sebuah fruit sando isi strawberry yang segar dan segelas air putih dingin. Shisui, dengan rambut hitam berantakan dan senyum ramahnya.

"Terima kasih, Shisui." [Name] mengambilnya dengan senang hati, matanya berbinar menikmati tampilan makanan yang cantik. "Aku sudah sembuh. Lagi pula, aku tak mungkin keluar kalau masih sakit. Jadi tak perlu khawatir."

Deidara, yang duduk di seberang meja dengan mangkuk ramen panas di depannya, mengangkat alis. Dengan rambut pirang panjang yang diikat asal, ia tampak selalu berisik dan bersemangat. "Aku bahkan tak percaya kau sakit," celetuknya sambil mengunyah ramennya dengan gaya tak sabar.

"Sialan. Memangnya aku robot? Dan telan dulu makananmu, baru bicara," tegur [Name] sambil melirik tajam, tapi Deidara hanya terkekeh dan melanjutkan makannya. "Dasar!"

Tepat saat itu, Itachi dan Pain datang bergabung. Itachi, dengan tatapan mata yang tenang dan sikap kalemnya, membawa nampan bersama Pain yang meletakkan miliknya di meja.

"Apa di gedung kalian tidak punya kantin?" Deidara menunjuk mereka bergantian dengan sumpitnya yang masih berkuah, sedikit tumpah ke meja.

"Di sana terlalu banyak wanita." Pain duduk di samping [Name], membuat Itachi mengambil tempat di sebelah Sasori, yang diam-diam sedang mengamati suasana sekitar.

"Bukankah itu bagus?" celetuk Sasori beralih memandang teman-temannya.

"Mereka terlalu agresif," balas Pain sambil menatap Sasori dengan ekspresi datar, seolah mengingatkan akan situasi yang tidak nyaman.

"Lebih baik agresif daripada melihat wajah-wajah kusam seperti kalian setiap hari," sindir Deidara dengan senyum licik.

"Setidaknya wajah-wajah kusam ini punya otak, tidak hanya mengandalkan tampang untuk bertahan hidup sepertimu," Pain mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Sialan kau!" Deidara mencengkeram kuat sumpitnya. "Aku baru saja menang di lomba desain robotik fakultas. Tak hanya itu, robotku juga meraih juara pertama di kompetisi inovasi teknik internasional!"

"Hanya itu?" Pain mengangguk-anggukkan kepalanya dengan tenang, membuat Deidara semakin jengkel atas responnya.

Brak! Deidara menggebrak meja dengan keras, matanya melotot tajam. "Apa?! Apa kau bilang? Hanya?"

FORTUNE ⊛ Senju TobiramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang