02

133 31 5
                                    

Bila kau terus pandangi
Langit tinggi di angkasa oh
Tak kan ada habisnya
Sgala hasrat di dunia

.

.

.

Suzy terduduk di balkon sembari memandang keindahan langit malam dari kota Milan yang tampak berbintang. Ditemani oleh hembusan angin malam yang cukup sejuk.

"Masuklah, sebelum kau kedinginan." Suruh Yoongi yang memang berada dikamar nya.

Meski Suzy bilang ia sudah merasa lebih baik dan tenang, tetapi Yoongi enggan membiarkan nya sendirian. Berkeras tetap menemani Suzy meski ia memiliki kamar sendiri.

"Oppa, apa kau tak berniat menempati kamar mu sendiri?." Tanya Suzy sembari memasuki kamar dan menutup pintu balkon.

"Apa kehadiran ku menganggu mu?."

"Astaga bukan seperti itu, hanya saja sayang sekali kamar mu, aku sih tak apa untuk berbagi ranjang toh saat kuliah dulu kita sering berkemah dan tertidur di ruangan klub bersama." Jawab Suzy, sembari menempatkan diri di sebelah Yoongi yang sibuk dengan laptop nya.

"Baguslah kalau begitu, jangan menangis sebelum tidur, karena itu akan membuat mata mu bengkak."

"Tentu saja, siapa juga yang menangisi dia, juga apa kau tak tau berita soal dia akan menikah sudah dipublikasikan oleh agensi nya. Sejujurnya aku sudah merasa kemungkinan besar ia mengalami cinta lokasi, ditambah mereka memiliki banyak shipper." Jawab Suzy, sembari ikut serta menatap layar laptop milik Yoongi.

Lelaki itu sedang sibuk membuat lagu, itu adalah satu dari beberapa pekerjaan nya. Pekerjaan utama Yoongi adalah arsitek tapi dia juga seorang fotografer profesional dan juga produser lagu. Wajar karena dia memiliki begitu banyak bakat, belum lagi ia jago memasak dan bisa menjahit pun memperbaiki barang, tipikal suami idaman.

"Ya kalau begitu jangan membuka sns dan lekas lah tidur. Juga kau harus memblokir nya, baik di sns maupun di dunia nyata."

"Iya Min Yoongi bawel, oppa juga harus istirahat. Juga karena kau berkeras untuk tetap tidur disini, maka jangan salahkan jika aku memeluk mu saat tidur nanti." Ucap Suzy.

"Iya cerewet."

Suzy mendengus sembari memejamkan matanya, sama sekali tak merasa takut meski sedang berduaan dengan Yoongi yang notabene laki-laki. Karena ia percaya, pria itu tak akan berbuat aneh, mengingat kalau lelaki itu berbahaya sudah daridulu ia menjauh. Pun seperti nya ia juga yang lebih berbahaya daripada Yoongi.

"Oppa."

"Apalagi cantik?."

"Apa cara tercepat untuk melupakan seseorang?."

"Jalani hubungan dengan orang baru."

"Bukankah itu agak melelahkan karena artinya harus memulai dari awal pun agak kejam."

"Memang, jadi nikmati saja masa patah hati mu terlebih dahulu tanpa terburu, pun meski dia menikah bukan berarti dia menang atau kau kalah, toh ini kehidupan bukan perlombaan yang jalan nya ditentukan oleh diri masing masing." Jawab Yoongi.

Suzy tak menjawab, mengecup pipi Yoongi, menghadirkan semburat merah pada pipi si lelaki kucing.

"Kadang aku penasaran kenapa kau masih tak memiliki kekasih dengan  karakter mu yang seperti ini. Juga pipi mu masih sering memerah seperti dulu." Jawab Suzy, yang suka menggoda Yoongi yang tampak dingin itu.

Tapi sedetik kemudian ia terdiam dan wajahnya memerah karena Yoongi melumat bibirnya tanpa ampun. Membuat Suzy teringat akan sesuatu, bahwa ciuman pertama nya terjadi dengan pria ini.

"Sudah kukatakan jangan terburu-buru tapi jika kau memang terburu-buru maka aku akan mengikuti alur mu." Bisik Yoongi, sebelum kembali melumat bibir Suzy dengan lebih ganas.

.

Suzy salah pancing

Sejoli Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang