New Era [3]

43 7 40
                                    

Luella duduk di kereta kudanya dengan tenang, matanya menatap ke luar jendela, mengamati jalanan yang ia lewati, di seberangnya, ada Francessa yang tampak sangat gugup, bahkan terlihat lebih gugup dari Luella sendiri.

“Master, bagaimana kalau saya melakukan kesalahan di sana nanti?”

Luella mengalihkan pandangannya, menatap Francessa yang sedang meremas bajunya. “Fran, jangan khawatir, kau hanya perlu bertingkah seperti Margaret, kau di sini bukan hanya asistenku tapi juga pelayan pribadiku, jadi jangan mengkhawatirkan apa pun, kau tidak perlu menjawab siapa pun kecuali aku, kau tidak perlu mengajak bicara siapa pun, kau hanya perlu berdiri di belakangku, itu saja, jangan terlalu cemas.”

“Ini adalah pesta teh pertama untuk Master, saya tidak mau mengacaukannya,” lirih Francessa.

Luella menggeleng pelan, hari ini dia akhirnya bisa datang ke salah satu pesta teh di mana ia diundang, ia memerlukan dua hari penuh untuk memilih pesta yang sepertinya akan cocok untuk menjadi tempat debut pesta tehnya, pada akhirnya, ia menjatuhkan pilihannya di pesta teh milik putri dari Duke Bowcer, Serapis Bowcer. Keluarga ini bukan merupakan fraksi kaisar, tapi juga bukan Fraksi Lionel, mereka adalah satu dari sedikitnya keluarga netral yang memiliki hubungan yang cukup baik dengan keluarganya.

Kereta kuda Luella berhenti, sesaat kemudian Robert membukakan pintu, ia mengulurkan tangannya, membantu Luella dan Francessa turun dari kereta kuda, begitu turun, mereka di sambut oleh Serapis, dan sang Duke sendiri, Luella sedikit terkejut, tapi ia berhasil mempertahankan ekspresi santainya, Luella mengangkat gaunya, memberikan salam bangsawan tanpa membungkukkan badannya, Serapis dan Duke Bowcer menyambutnya dengan sopan, sang Duke hanya menyapanya sebelum akhirnya meminta Serapis untuk membuat Luella merasa senyaman mungkin.

Luella dan Serapis berjalan bersama menuju greenhouse yang terletak di utara mansion Bowcer, tempat di mana mereka akan mengadakan pesta teh mereka, saat masuk, Luella menyadari bahwa ia dan Serapis adalah orang yang terakhir datang, karena meja panjang itu sudah penuh, kecuali bagian kepala meja dan juga tempat duduk di sampingnya.

“Silahkan duduk, Nona Webster,” Serapis mempersilahkan Luella duduk di kursi kosong itu.

Luella tersenyum. “Terimakasih, nona.” Luella langsung duduk, di susul oleh Serapis yang duduk di bagian kepala meja.

Pesta teh ini dimulai dengan normal, Luella dan nona-nona lainnya berbincang dengan santai, perbincangan normal nona-nona muda yang berputar di sekitar gaun dan perhiasan, Luella bukan hanya bisa menambah relasi, dia juga merasa bahwa ia mungkin akan menambah pelanggan untuk toko-tokonya melihat betapa antusiasnya pada nona yang menanyakan soal gaun dan perhiasan yang ia pakai.

“Nona-nona, menurut kalian siapa tuan muda yang paling tampan di ibu kota saat ini?” Serapis, gadis yang lebih muda satu tahun daripada Luella itu tiba-tiba menanyakan pertanyaan yang keluar dari topik utama mereka.

Luella menoleh perlahan, ia hanya diam mendengarkan para nona lain yang mulai menyebutkan nama-nama tuan muda yang bahkan belum pernah Luella temui sebelumnya, mungkin pernah di pesta keluarganya, tapi ia tidak mengingat satu pun wajah mereka.

“Menurut saya, Viscount muda Rondel adalah yang tertampan.”

Luella menoleh dengan cepat, matanya terpaku pada sosok nona berambut coklat yang duduk di pojok itu, nona yang baru saja menyebutkan nama temannya.

“Oh, saya pernah melihatnya, dia memang sangat tampan!”

“Rambut merahnya benar-benar membuatnya terlihat seperti api yang berkobar.”

“Mata hitamnya membuat wajahnya terlihat semakin tampan.”

“Dia juga dapat mengembalikan kondisi wilayah Rondel dengan sangat cepat.”

The Saintess Twisted Ending 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang