Ch.1 Perkenalan

7.2K 203 48
                                    

EKSPEDISI BERSAMA BAPAK BAB1.


INTRODUCTION

“Iya bu, ini Mada suruh bapak biar jangan tidur malem malem, iya, Mada juga bisa bu masak nasi mah, udah ibu yang tenang aja disana, gak apa-apa lama juga, orang bapak sama aku udah dewasa ini, gak usah terlalu khawatir.” Ucapku ditelfon kepada ibu, namaku Mada, anak tunggal dari pasangan Sri dan Kusuma, yang ditelfon tadi adalah ibuku, menelfon setiap hari untuk memastikan keadaan kami, kalian pasti bertanya, kemana ibu kan?, Ibu sudah satu bulan ada diluar kota, awalnya ibu hanya akan pergi satu minggu untuk menghadiri serta membantu acara hajatan anak dari bibi ku, adik dari ibu, tapi ternyata nenek jatuh sakit dan memaksa ibu untuk menemaninya terlebih dahulu, keadaan yang chaos dengan segala macam acara ditambah dengan adanya nenek yang sakit, membuat ibu terpaksa harus diam dulu dirumah bibi sampai nenek membaik, awalnya ibu hanya berniat untuk pulang saja setelah satu minggu, meskipun dengan berat hati meninggalkan nenek yang sedang sakit karena tidak enak harus meninggalkan bapak dan aku dirumah, tapi kemudian bapak berbicara dengan ibu di telfon, menyuruh ibu untuk tenang dan tetap merawat nenek sampai nenek benar benar membaik, setelah mendapatkan izin dari bapak, ibu juga akhirnya merasaa tenang meninggalkan kami, meskipun setiap hari harus menelfon ku.

“Mana telfonnya kasih ke bapak!.” Ucap ibu kepadaku, aku berjalan ke arah bapak yang sedang makan dimeja makan dapur.

“Nih pak, ibu mau ngomong!.” Ucapku sambil memberikan handphone ku kepada bapak.

“Ada apa sih?, Bapak lagi makan juga diganggu aja.” Ucap bapak kepadaku, aku hanya tersenyum.

“Ya bu?, Gimana?, Udah baikan?.” Tanya bapak.

“Hmmm, syukur bu, kapan?.” Pertanyaan yang kudengar keluar dari mulut bapak.

“Heem, gak apa apa, yang tenang aja, malah bapak sama Mada yang maaf belum bisa nyusul kesana, bilangin sama sodara sodara.” Ucap bapak sambil mengunyah.

“Hmmm, iya, ibu juga jaga kesehatan, heem, hmm, iya, yaudah bapak kasih lagi hp nya ke Mada ya bu.” Ucap bapak sambil mengembalikan handphone digenggamannya kepadaku.

“Halo bu?.” 

“Bapak lagi makan?.”

“Iya bapak lagi makan bu.” 

“Sama apa?.” 

“Tadi Mada beli ayam goreng di jalan depan.” Ucapku.

“Ohh, yaudah, inget ya, jangan sampe bapak tidur terlalu malem, pagi nya dia harus berangkat kerja, kamu ingetin ya nak!.” 

“Iyaaa siappp bu, Mada inget.” 

“Yasudah, ibu tutup telfonnya ya, nanti ibu telfon lagi, kamu jaga kesehatan.”

“Iya bu, ibu juga.” Jawabku, kemudian telfon terputus, aku memasukan handphone ku kedalam saku, kemudian mengambil piring dan menyinduk nasi, mengambil satu potong ayam didalam kresek lalu duduk makan bersama bapak, ku tatap bapak yang sedang fokus makan, pak Kusuma, ayah kandungku, usianya lima puluh tahun, berbadan tinggi besar, rambutnya masih penuh, hanya saja sudah sedikit beruban, garis kerutan sudah mulai terlihat, menjadi saksi bahwa usianya tidak semuda dulu lagi, tapi masih tampan, kulit bapak coklat, perutnya tidak terlalu buncit,alis dan kumis bapak tebal, bapak seharusnya jadi tentara saja dengan wajah yang sangar dan badan yang tegap, aku tersenyum, bapak sangat tampan, sering sekali aku memperhatikan bapak, diusianya yang sudah tidak muda lagi, aku yakin bapak masih bisa menarik perhatian gadis gadis cantik dibawah usia nya, tidak hanya gadis gadis atau janda, sepertinya pria pria dengan ketertarikan yang tidak semestinya juga sepertinya akan tergoda dengan pesona bapak yang galak dan sangar.

“Ngapain liatin bapak?.” Tanya bapak ketus, aku tersadar dari lamuanku lalu menundukan pandanganku.

“E-enggak pak, seneng aja liat bapak lahap banget makan, pantesan badan bapak besar.” 

“Hmm, iya dong, harus gitu, jangan menye menye, makan yang banyak, kerja yang keras, biar kuat.” 

“Pengen deh badan Mada bisa kayak bapak.” 

“Pengen badan kayak bapak?, Masa makannya sedikit gitu, ambil lagi ayam gorengnya!, Masa cuman satu!.” Ucap bapak sambil mengambil satu lagi ayam goreng dikresek lalu menaruhnya dipiring.

“Banyak amat pak, kan bisa buat besok!.” 

“Besok mah gampang, kurang beli lagi, yang penting kamu kenyang!.” 

“Hmmm iya deh pak.” Ucapku sambil memulai makanku.

Setelah selesai makan, bapak berjalan keluar rumah lalu duduk diteras, celana jeansnya sudah ia ganti dengan boxer pendek, kemeja nya juga kini sudah berganti menjadi kaus dalam tanpa lengan, bapak duduk diteras rumah, bersandar pada dinding jendela, kaus dalamnya ia angkat sampai perut, menunjukan perut bapak yang sedikit buncit, aku berjalan kedapur, membuka lemari dapur dan mengambil dua sachcet kopi hitam, menyeduhnya kemudian membawanya ke teras.

“Nih pak! Kopi!.” 

“Widih, pas banget Da, bapak baru aja mau nyuruh kamu bikinin, eh udah dibawain aja.” Ucap bapak sambil mengambil kopi ditanganku, aku kemudian duduk disamping bapak.

“Pak, ini kaus nya turunin, angin, nanti sakit!.” Ucapku sambil menurunkan kaus bapak, tanganku bersentuhan dengan perut bapak yang kenyal, sedikit lengket karena keringat.

“Ishhh, bapak engap Da, abis makan, mana gerah banget, kamu ini main turun turunin aja!.” Ucao bapak sambil kembali menaikan kaus dalamnya.

“Hengg, dibilangin malah ngeyel, nanti masuk angin minta kerok.” Jawabku, bapak diam tidak menjawabku, ia menyalakan rokoknya, merokok sambil sesekali meminum kopi hitamnya.

“Jam berapa ini Da?.” Tanya Bapak.

“Jam sembilan pak.” 

“Orang ronda udah pada keluar belum ya?.” 

“Belum pak, kayaknya bentar lagi, sekitar jam sepuluh-an.” 

“Jadwal kita lusa ya Da?.” Tanya bapak.

“Iya pak, lusa, bareng sama pak Dasiman terus bang Jamal.” Jawabku.

“Lho, sama Jamal ya?.” 

“Iya, bang Dedi yang minta perubahan jadwal kemarin, langsung dateng ke rumah pak RT, katanya ada urusan lusa, jadi dia minta pindah biar besok dia yang ronda.” Bapak mengangguk paham.

“Ngerokok Da.” Ucap bapak sambil melempar pelan sebungkus rokok ke depanku.

“Nggak pak ah, Mada gak ngerokok!.” Jawabku menolak, bapak menatapku, kemudian mengangguk.

“Bagus deh, biar sehat, dan gak boros duit, jadi tiap bapak kasih kamu duit bisa ditabung.” Ucap bapak, aku mengangguk setuju.

***********

Hello guys!!!!! Apa kabar kalian??? Mohon maaf banget aku baru bisa aktif lagi, aku kemaren ketimpaan musibah, tapi sekarang udah mendingan dehhh, btw ini aku bawa cerita baru lagi, kesukaan kalian deh kayaknya hahaha Bapak-bapak soalnya.

Semoga kalian sukaaa yaaaa, jangan lupa buat di vote dan komen ya sayang sayangkuuu ♥️♥️♥️♥️♥️♥️.

Ekspedisi Bersama BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang