E01

68 11 1
                                    

Author Point Of View On

"Mau pergi kemana nak?" tanya seorang wanita paruh baya kepada anak laki-laki semata wayangnya.

Wanita itu sedang duduk di ruang tamu sambil membaca buku. Ketika melihat anaknya ingin pergi, wanita itu langsung bertanya kepada sang anak. Anak itu menunjukkan senyum manisnya sebelum menjawab pertanyaan ibunya.

"Mau pergi ke rumah First sebentar Maa."

"Astaga, ini masih terlalu pagi untuk bertamu. Apakah kedua orang tua First tidak keberatan dengan kedatanganmu?"

"Kedua orang tuanya sedang pergi keluar negeri, jadi First sendirian di rumah. Aku hanya ingin menemaninya."

"Tunggu sebentar." Wanita itu menyuruh anaknya itu menunggu di ruang tamu sebentar sembari wanita itu menyiapkan sesuatu di dalam dapur.

Ketika wanita itu kembali ke ruang tamu, dia kembali dengan membawa beberapa wadah makanan. Sang anak menatap sang ibu dengan wajah kebingungan. Dia tidak mengerti dengan apa yang ibunya lakukan saat ini.

"Ma, aku tidak membutuhkan ini. Aku tidak akan kelaparan selama berada di sana karena First memiliki banyak makanan."

"Bukan untukmu, tapi ini untuk First. Dia selalu memberimu makanan enak, jadi Mama ingin membalasnya."

"Mama tidak perlu repot-repot."

"Nak, kelak, jangan jadi benalu untuk kehidupan orang lain! Itu tidak baik. Kamu harus membalas kebaikannya dengan hal baik juga. Jangan hanya menikmati pemberian tanpa mau kembali memberi!"

"Iya Maa, aku mengerti. Aku tidak akan hidup menjadi benalu untuk orang lain."

"Berikan ini kepada First ya! Katakan kepadanya bahwa Mama berterima kasih karena dia telah memberikan makanan-makanan enak untuk anak Mama."

"Baiklah Maa.."

Anak laki-laki itu pun beranjak dari tempatnya berdiri sekarang. Dia kini pergi menuju ke rumah sahabatnya yang bernama First itu. Dia datang dengan menggunakan motor karena jarak antara rumahnya dengan rumah First cukup jauh. Meskipun jauh, namun dia rela datang setiap hari ke rumah First hanya untuk menemani First.

***

"First, aku datang untuk membawakan kamu makanan." Anak laki-laki itu langsung memberikan beberapa wadah makanan yang tadi dia bawa kepada First.

First yang baru saja membuka pintu rumahnya kini terlihat bingung dengan tingkah anak laki-laki yang berada dihadapannya itu. Dia mengambil wadah berisi makanan yang ada dihadapannya itu, meskipun dia bingung akan dia apakan semua makanan itu nantinya.

"Tidak perlu repot-repot seperti ini. Bibi sudah memasakkan makanan untukku."

"Kamu ini selalu saja seperti ini! Daripada mengeluh mending ucapkan terima kasih terlebih dahulu."

"Terima kasih."

"Sama-sama."

"Kamu tidak perlu lagi membawakan banyak makanan seperti ini."

"Mamaku yang menyuruh."

"Ke-kenapa?"

"Mamaku pikir, aku menjadi benalu di dalam kehidupanmu."

"Mamamu ternyata telah menyadari hal itu. Aku heran, kenapa anaknya tidak menyadarinya?" Ucap First sambil bergumam.

"Kau bilang apa?"

"Tidak apa-apa, aku hanya bergumam."

"Makan semua makanan itu! Kau terlihat sangat kurus akhir-akhir ini karena ujian masuk universitas sebentar lagi."

PROMISE (ver. FirstKhaotung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang