Bagian 1

76.9K 2.4K 16
                                    

Hai-hai, aku datang membawa cerita baru. Sebenarnya bukan cerita sendiri. Cerita ini milik akun Lovely_Ctr. Beliau menyerahkan untuk author lanjutkan.

Tadinya mau langsung lanjut yang seharusnya sudah di part 5, tapi sepertinya lebih baik dimulai dari awal lagi, dari part 1. Mungkin ada yang belum baca, jadi akan aku post empat part pertama dalam satu hari ini. Untuk part selanjutnya, tergantung dari waktu yang author punya.

Untuk castnya sendiri masih mengikuti pilihan dari pemiliknya. Author tidak mengubahnya *karena memang suka juga. hehe ^^

Silahkan komen dan masukannya.

enjoy..

mulmed: Ratu

***


Ratu POV

Aku berjalan tergesa menuju salon. Bukan ingin menjalani perawatan, tapi aku bekerja di salon itu. Salon milik tanteku yang sudah lumayan lama dan memiliki banyak pelanggan. Tidak hanya kalangan masyarakat biasa, bahkan orang-orang penting dan selebriti juga sering ke tempat ini.

Sebenarnya ini bukanlah keahlianku. Jujur saja, aku sudah menyelesaikan program diplomaku bagian sekretaris, dua tahun yang lalu. Tepat di saat usiaku dua puluh satu tahun.

Dulu aku sangat memimpikan jabatan itu. Tapi setelah menyelesaikannya, aku malah jadi tidak tertarik lagi, apalagi setelah mendengar banyak sekretaris yang menjadi simpanan bosnya. Euh, aku tidak menginginkannya. Alhasil aku belajar selama enam bulan di salon tanteku. Dan sekarang, sedikit bisa dipercayalah untuk melakukannya.

Nafasku masih tersengal ketika tiba. Bagaimana tidak, jaraknya tidaklah dekat dari rumah. Sedikit beruntung belum ada yang mengantri, jadi aku masih bisa menarik nafas sebentar.

Kling!

Itu berarti seseorang telah masuk ke salon.

Kuputar tubuhku, berjalan mendekatinya. Seorang pria yang sangat tampan, tapi wajahnya tidak sedikitpun berekspresi. Sangat datar layaknya balok papan. "Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" tanyaku dengan mengatur nafas supaya tidak terlihat lelah.

"Potong rambut," jawabnya singkat. Rambutnya memang sedikit lebih panjang, membuatnya terlihat seperti pria-pria 'nakal'.

"Silahkan." Dia kupersilahkan untuk duduk di salah satu kursi yang masih kosong yang ada di bagian khusus potong rambut pria. Poster berisikan berbagai jenis model potongan rambut kutunjukkan padanya. "Mau model seperti apa?" tanyaku.

"Seperti yang lama saja."

Aku memutar bola mataku. Tidakkah pria ini merasa bosan dengan hidup seperti ini? Kutebak kalau warna kesukaannya juga antara hitam, abu-abu, dan putih. Membosankan sekali!

Tidak ingin membuat pelanggan kesal, aku tetap menuruti kemauannya. Kalau dia merasa cocok di tempat ini, maka dia akan kembali lagi. Itu artinya pelanggan kami akan bertambah. Dan bertambah juga keuntungan tante Salma.

Saat masih asik dengan pekerjaanku, suara yang sangat akrab itu terdengar. Kebiasaan sekali dia melakukannya, padahal tante Salma sudah sering memarahinya. Tapi nyatanya, memang bawaan orok mungkin anaknya seperti itu.

"Ratuuu!!!" teriaknya membuat ruangan ini terasa penuh. Aku pikir kalau dia menjadi inspektur upacara di tujuh belasan nanti, maka tidak akan butuh microfon lagi.

Cantik-cantik tapi suaranya menggelegar seperti petir.

"Clara!" sentak tante Salma yang muncul tiba-tiba.

Ratu (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang