8

9.7K 748 194
                                    

Hari mulai menggelap, tetapi Meridia masih tertidur. Sylus mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Meridia ringan. Perempuan mungil itu punya wajah yang tampak bodoh. Bahkan saat ia tertidur pun, ia masih kelihatan bodoh. Anehnya, sudut bibir Sylus terangkat hanya dengan mengamati wajahnya.

Meridia itu penakut. Ia juga sensitif. Hatinya lembut sekali, membuat Sylus khawatir padanya setiap ia tak bisa melihat sosok kecilnya. Dari awal Sylus membiarkan dirinya ditangkap dan dijebloskan ke penjara bawah tanah di Hunter Association, hanya Meridia yang membuatnya tertarik. Semua informasi yang ada di sana sama sekali tidak membuat Sylus puas atau terhibur. Sudah begitu, tidak ada senjata rahasia, atau senjata baru yang menarik minatnya. Semua yang ada di Hunter Association itu sudah ketinggalan zaman, kalau menurut standar Sylus.

Ia juga bisa mengatakan hal yang sama tentang Meridia di awal pertemuan mereka. Perempuan itu menatapnya takut, dengan tubuh gemetar seperti anak ayam kedinginan saat memberinya makan. Sylus sudah biasa menerima tatapan takut dari semua orang yang melihatnya. Ia sempat berpikir untuk membunuh Meridia jika perempuan itu melakukan sesuatu yang bodoh, seperti mencoba meracuninya.

Akan tetapi, Meridia tidak pernah sekalipun melakukan sesuatu dengan niat jahat. Meski ia takut, ia memperlakukan Sylus dengan hati-hati. Perempuan itu bahkan menyeka bekas darah di wajah Sylus tanpa diminta setiap kali Sylus selesai membuat Hunter yang mengintrogasinya masuk rumah sakit untuk beberapa bulan. Meridia juga penurut, ia mendengarkan yang Sylus minta meski Sylus tahu ia melakukannya karena takut.

Namun, Sylus masih berkeinginan membunuh Meridia. Perempuan mungil tanpa kemampuan untuk melindungi diri adalah salah satu yang Sylus benci di dunia. Sayangnya, lama-kelamaan, Sylus terpikat sendiri pada pribadi Meridia.

Meridia polos, hampir terlalu transparan. Sylus bahkan bisa menebak jalan pikirnya tanpa harus menggunakan kekuatannya untuk mengorek tentang perempuan itu. Tidak banyak orang yang tahu, tapi di mata kanan Sylus, tertanam aether core yang memberinya kemampuan untuk bisa melihat keinginan terdalam seseorang. Biasanya, Sylus selalu berhasil menggunakan kekuatan itu. Namun, ia tak bisa menggunakannya kepada Meridia.

Sudah berkali-kali Sylus mengujinya, tapi ia tak melihat apa pun. Dan saat berhasil, reaksinya tak besar. Meridia tak punya keinginan terdalam selain hanya ingin dicintai. Ia tak menginginkan kekuatan, uang atau kekuasaan. Hal itu, membuat Sylus menyadari bahwa Meridia hanyalah sosok yang kesepian. Ia hanyalah anak ayam yang menginginkan kasih sayang. Keinginan yang begitu konyol, sampai Sylus langsung tahu bahwa Meridia itu sangat naif.

Walau begitu, ada kalanya Sylus merasa perempuan itu cukup pintar. Ia tahu bagaimana cara melindungi dirinya. Namun, di satu sisi, ia juga bodoh. Sylus tidak tahu apa alasannya, tetapi Meridia mulai bicara padanya seperti bicara pada teman. Ia sering bercerita mengenai pekerjaannya dan senior-senior sialan yang membuatnya kesulitan. Anehnya, Sylus tidak keberatan mendengarkan. Malah ia menyukainya. Cerocosan cerewet Meridia dan ekspresi wajahnya yang berubah-ubah membuat Sylus terhibur.

Sangat terhibur, sampai ia memutuskan untuk membawa Meridia kembali ke Zona N109 bersamanya. Sylus tahu ia gila, memutuskan untuk menikahi perempuan yang hanya ia tahu selama sebulan. Namun, tidak masalah. Sylus bisa memeriksa latar belakang Meridia tanpa perempuan itu tahu. Ia bahkan menemukan rahasia tentang Meridia yang tidak diketahui oleh perempuan itu sendiri.

Meridia bukan manusia. Ia adalah apa yang disebut sebagai duyung. Namun, ia juga tak sepenuhnya bisa disebut duyung karena tubuhnya hanya tubuh manusia biasa. Orang tua yang Meridia kira  adalah orang tua kandungnya, adalah paman dan bibinya.

Ibu kandung Meridia punya hubungan dengan salah satu orang Lemuria yang tersisa. Seperti yang dikatakan legenda, orang Lemuria dapat bernapas dalam air, menghasilkan air mata mutiara saat menangis dan dapat mengubah kaki mereka menjadi sirip. Saat ibu kandungnya meninggal karena melahirkan Meridia, paman dan bibinya mengadopsi Meridia, berpikir bahwa Meridia mungkin akan mewarisi kemampuan ayahnya.

Tricked [Sylus' Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang