Penyelidikan Dimulai (2)

5 1 0
                                    

Pak Abimanyu pun keluar kamar dan bergegas membeli makanan untuk mereka berdua.

Selepas mandi, Abyan keluar dan memasukkan bajunya yang kotor ke dalam tas. Sembari menunggu Pak Abimanyu datang, ia bersantai di kasur dan membuka handphone untuk bermain game.

Ketika sedang asyik bermain game, Abyan tiba-tiba tersentak saat sekujur handphonenya berdering akibat alarm.

Saat ia melihat jam yang berada di handphonenya, seketika Abyan terperanjak dari kasur dan berlari menuju ke depan apartemen.

"Astaga sudah jam 18.00!!" jerit Abyan.

Sesampainya di depan apartemen, Abyan menghembuskan nafas lega ketika mendapati bahwa Pak Edward belum kunjung datang.

"Huft, untung saja beliau belum datang." ucap Abyan sembari mengusap dahinya yang sekarang dipenuhi oleh keringat.

Sekian lama ia menunggu, terlihat dari ujung matanya mobil bercat putih meluncur dengan pelan menyelusuri keramaian lalu lintas. Saat berada di depan apartemen, mobil itu tiba-tiba berhenti tepat di hadapan Abyan. Seorang lelaki berkacamata hitam lantas membuka kaca jendelanya untuk memberikan barang yang sedang Abyan butuhkan.

"Ini barangnya." ujar Pak Edward.

"Terima kasih, Pak."

"Iya, sama-sama."

"Ingat ya, Abyan! kalau butuh bantuan segera telfon saya." pesan Pak Edward kepada Abyan.

"Siap, Pak."

Mendengar jawaban Abyan, Pak Edward segera memutarbalikkan mobilnya dan melesat begitu saja, meninggalkan Abyan yang sedari tadi terpelongo heran melihat tindakan bosnya tersebut. Ketika mobil bosnya sudah pergi jauh, ia pun kembali menuju ke kamar.

Sesampainya di kamar, Abyan menaruh baju serba hitam dan id card duplikat diatas tasnya. Sembari menunggu Pak Abimanyu datang, ia berbaring sejenak di kasur.

"Kok Pak Abimanyu lama, ya?" gumam Abyan.

Siapa sangka, sedetik setelah Abyan mengucapkan hal itu. Pak Abimanyu tiba-tiba masuk ke kamar dengan membawa dua gelas es teh dan dua box ayam goreng.

Abyan yang kaget itu spontan beranjak dari kasur. "Baru saja diomongin, sudah datang aja. Panjang umur, Pak."

"Hahaha, iya kah?" sahut Pak Abimanyu seraya tertawa kecil.

"Iya. Sedetik sebelum Bapak datang, Abyan sempat ngomongin Bapak." papar Abyan.

"Ngomongin apa Abyan?" tanya Pak Abimanyu.

"E-eee, ngomongin... ngomongin Bapak yang nggak datang-datang." jawab Abyan dengan gugup.

"Oh iya, maaf ya. Maklum, jam 6 jalan raya pasti macet, banyak orang pulang kerja soalnya." jelas Pak Abimanyu.

"Hehehe, iya Pak." ucap Abyan sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya sudah, mari kita makan. Bapak sudah sangat lapar ini." ujar Pak Abimanyu.

Abyan menganggukkan kepala pertanda menyetujui pernyataan Pak Abimanyu.

Mereka berdua pun menyantap makanan mereka. Selepas menyantap makanan, Abyan bercerita pada Pak Abimanyu.

"Pak, tadi saya sempat diingatkan oleh bos saya bahwa jika ingin masuk ke markas tersebut, kita harus menyamar dengan mengenakan baju serba hitam dan memakai id card khusus." pungkas Abyan.

Mendengar penjelasan Abyan, mata Pak Abimanyu terbelalak saking kagetnya. "APA?! saya nggak bawa baju serba hitam Nak, apalagi id card khusus."

"Tenang Pak, bos saya sudah memberikan kita baju serba hitam dan id card duplikat untuk kita menyamar." balas Abyan menenangkan Pak Abimanyu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Goresan WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang