Being His Best Man

312 32 9
                                    

In Guk POV

Aku memainkan cincin itu di tanganku, mengangkatnya ke arah matahari dan mengamati pantulan cahayanya.

Cincin berlian itu terlihat cantik.

"Hati-hati kau akan menghilangkannya!" tegur Jae In.

Pria itu berjalan keluar dari gedung dan mendekatiku di balkon.

"I won't!" kataku pelan.

Jae In berdiri depanku dan hanya diam sembari mengamati. Saat dia akhirnya bicara, wajahnya nampak cemas dan was-was.

"Kau baik-baik saja?" tanyanya,

"Tentu..." jawabku tersenyum getir, "Kenapa tidak?!"

"Entahlah... Kau mungkin sedikit terkejut dengan keputusan ini.

Cinta kilat Jae Hyun terjadi saat kau tak ada disini... Kau mungkin merasa ini tak adil..."

"Dia tak pernah menjadi milikku..." kataku pelan, mataku masih terpaut pada kilau indah cincin itu,

"Tapi kau tak pernah benar-benar menyerah..."

Huft...

"Mungkin begini ada baiknya.

Mau tak mau aku harus melupakannya..." kataku pasrah,

"Kau tahu aku selalu mendukungmu bukan?!

Tapi tentang ini... Aku merasa kau harus menyerah..."

"Tanpa kau bilang pun aku sudah tahu..."

"Uhn... Aku yakin itu..."

Meski aku bilang begitu, tapi aku masih memainkan cincin itu di tanganku. Isi pikiranku sangat kacau. Seolah ada badai yang mengamuk di dalam sana.

"Kau takkan sengaja menghilangkan cincinnya kan?" tanya Jae In,

"Jika cincinnya hilang, apa acara ini akan batal?" tanyaku,

"In Guk aaa..."

"Hanya bercanda..." kekehku saat mendengar nada panik dalam suara Jae In, "Aku pasti akan menjaga cincin ini, sampai nanti aku harus menyerahkannya pada Jae Hyun.

Jangan khawatir..."

Jae In masih menatapku dengan sorot cemas. Dia mungkin mengira aku akan gila karena patah hati.

Tapi aku tak bisa marah.

Aku tak memiliki hak untuk marah.

Jae Hyun bukan milikku dan dia tak harus menceritakan segalanya padaku.

Tidak juga tentang wanita ini.

Wanita yang dia kenal saat aku tak ada dalam hidupnya.

Aku membungkuk di selasar balkon dan membenamkan wajah di lenganku.

"Aku mencintainya Jae In aaa..." sahutku merana,

"Naneun ara..."

"Namun nampaknya aku harus mengubur perasaan ini selamanya..." tenggorokanku terasa tercekat,

"Aku yakin kau telah beberapa kali tergoda untuk menyatakannya...

Tapi kau tahu apa yang mungkin akan hilang dari hidupmu jika sesuatu berjalan salah..."

"Aku tak bisa kehilangannya..." tambahku,

"Tapi tinggal dan melihatnya bahagia dengan orang lain akan membunuhmu perlahan..."

"Mungkin itu adalah hukuman atas dosaku...

Dosa karena jatuh cinta pada sahabatku..." sahutku getir,

My Best Man (InGukxJaeHyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang