12. Jealous

539 58 0
                                    

Pada malam hari biasanya para pelajar mengisi kegiatannya dengan belajar mandiri. Salah seorang gadis tengah fokus dan teliti mempelajari materi yang akan kelasnya pelajari besok.

Ting...

Netra fokusnya beralih melihat benda pipih miliknya yang berada di atas kasur. Sepertinya gadis itu menerima sebuah pesan. Salsa menghentikan kegiatannya dan tangannya berinisiatif mengambil benda persegi panjang yang tak jauh darinya.

Ia lihat, nama pelaku yang mengirimkan pesan tersebut adalah kakak sepupunya. Jemarinya lincah berselancar memasuki aplikasi pesan tersebut. Sudut bibirnya terangkat, pesan yang dikirimkan Kak Indah berisi beberapa foto mereka di puncak seharian ini.

Gadis cantik itu khusyuk melihat satu persatu foto. Foto mereka bersama-sama dan....

Tangannya berhenti bergerak disalah satu foto, ia diam sejenak. Salsa lihat, foto itu adalah fotonya bersama dengan Rasya. Menurutnya aneh, ia masih bisa merasakan suasana dan percakapan kikuk mereka disaat foto itu akan diambilkan.

Kontras matanya beralih melihat laki-laki yang berada di sampingnya di dalam foto tersebut. Gadis cantik itu memperhatikan dan baru menyadari bahwa Rasya mempunyai wajah yang tegas, hidung mancung, bibir tipis berwarna merah muda, dan rambut hitamnya yang menambahnya semakin terlihat menawan dan rupawan.

Gadis itu tertegun, ia tak mengedipkan matanya sama sekali. Ia juga merasa perutnya dipenuhi oleh banyak kupu-kupu yang sedang beterbangan. Sudut bibirnya kembali terukir cantik.

"Salsa, turun dulu kita makan bareng, nanti aja lanjutin belajarnya," panggil Mama Anin.

Salsa tersadar dari lamunannya. "Oh, i-iya, ma. Ini Salsa mau turun," balasnya gagu. Dahi gadis itu berkerut heran. "Barusan aku ngelamun?" gumamnya. Sontak Salsa berdiri dari tempat duduknya cepat. "Astaga. Jangan bilang kalo aku suka sama adik kelas aku sendiri." Salsa berdialog dengan dirinya sendiri.

Ia menampar wajahnya sendiri menggunakan kedua tangannya. "Salsa sadar! Kamu enggak boleh suka sama adek kelas kamu sendiri."

Disisi lain, Rasya saat ini juga tengah melihat foto yang baru saja dikirimkan oleh Kak Daniel. Ia berteriak kesenangan, ia tak bisa menahannya. Kenangan hari ini adalah kenangan yang tidak akan pernah Rasya lupakan.

Seketika laki-laki itu mematung tatkala mendapati Indra yang sedang berdiri baru saja membukakan pintu kamar. Rasya lupa bahwa ia sedang tak berada di rumahnya. Laki-laki itu hanya tertawa hambar.

Indra berdiri dengan memberikan tatapan heran kepada Rasya dan hanya satu pertanyaan di benaknya lalu ia berucap tanpa pikir panjang, "Lo enggak sakit 'kan?"

Rasya berdehem untuk memecahkan rasa canggung yang ia rasakan. "Enggak, gue cuman olahraga doang, kok," sahutnya, seraya bergerak layaknya seperti orang sedang berolahraga.

Indra menggelengkan kepalanya, ia tak menggubris. Indra tahu bahwa Rasya berbohong, tapi dia hanya tak ingin mengurusi hal yang sama sekali tidak ada sangkut paut dengannya. Indra adalah tipe laki-laki yang malas menanggapi suatu hal yang tak penting.

• • •

Disepanjang koridor sekolah terdapat beberapa kursi panjang yang bisa diisi oleh tiga orang. Salsa bersama dengan dua temannya tengah duduk di kursi panjang itu, mereka duduk santai sambil melihat siswa-siswi sekolah Greenvale yang sedang berolahraga di lapangan.

Eli menyentuh tangan Salsa beberapa kali. Salsa beralih melihat Eli dan kedua alisnya sukses terangkat sempurna. "Apa, Li?" tanya Salsa.

Alih-alih mengeluarkan suaranya, Eli lebih memilih menunjukan menggunakan bibirnya.

Salsa mengikuti arah yang ditunjukkan Eli, tiba-tiba saja gadis itu merasa tubuhnya sedikit menegang melihat sosok laki-laki yang hendak melewati jalan di depannya. Pikirannya semalam membuat sikap Salsa aneh ketika melihat Rasya. Ia menelan ludahnya bulat-bulat dan menghela napasnya pelan, setidaknya ia tak terlalu merasa gugup disaat Rasya di dekatnya.

𝐈𝐍𝐓𝐎 𝐘𝐎𝐔 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang