3.

8 1 0
                                    

Happy Reading📖

.
.
.
.
.

"Kak kalo ngantuk pulang aja." Ucap Mahen yang sedaritadi memperhatikan Kirana yang tampak mengantuk.

"Gak mau, aku mau nemenin kamu disini." Ucap Kiran.

"Tapi aku lama loh disini, kakak juga udah ngantuk banget tuh. Aku telfon kak Tian ya?" Ujar Mahen.


"Nggak! Pokoknya aku temenin kamu disini, titik!" Ucap Kiran mutlak.

Mahen hanya bisa menghela napasnya, "ya udah terserah kakak." Ucap Mahen yang kemudian langsung kembali bekerja.

Setelah ayah dan bunda cantiknya bercerai ketika Mahen berusia kurang lebih lima tahun, Mahen mulai mencari pekerjaan untuk tambah-tambah uang sakunya. Awalnya Mahen hanya membantu tetangga sekitar karena usianya yang terlalu muda, hingga akhirnya saat ia berusia sebelas tahun, Mahen diterima kerja di sebuah warung kaki lima yang tidak jauh dari sekolahnya yang sekarang. Sampai sekarang, Mahen masih tetap bekerja disana. Membantu sepasang suami-istri yang sudah lansia.

"Mahen masih lama?" Tanya Kiran ketika Mahen melewati mejanya sambil membawa nampan berisi piring makanan dan minuman untuk pelanggan yang duduk di sebelahnya.

Kiran terbiasa menemani Mahen setelah pulang sekolah, meskipun ia sendiri sudah cukup mengantuk dan lelah, tapi Kiran memaksakan dirinya. Lagipula dirumahnya juga tidak ada siapapun, kedua kakaknya pun sibuk dengan kuliahnya. Sementara kedua orang tuanya bekerja dan baru pulang saat pukul 9 malam.

Mahen menjawabnya tanpa menoleh, "kan udah dibilang, kakak kalo ngantuk pulang aja. Aku masih lama disini, palingan nanti jam 6 baru selesai." Jawab Mahen.

"Tapi aku bosen dirumah, kak Teo sama kak Tian juga masih di kampusnya. Aku gak mau sendiri dirumah." Ucap Kirana.

"Kalo gitu kakak harus nunggu sampe aku selesai." Ucap Mahen.

Kiran hanya menatap datar Mahen yang berjalan kesana kemari untuk melayani pelanggan, "ya udah aku tungguin sampe selesai." Ucap Kiran.

"Ya udah jangan rewel dulu, nanti pas pulang aku beliin boba." Ucap Mahen.

Mendengar kata 'boba', mata Kiran langsung berbinar. Dengan semangatnya ia membalas Mahen, "oke, janji ya"

"Iya iya"

---°•°---

"Mahen, ada baiknya kamu bawa pulang gadis cantik itu. Kasian dia nungguin kamu sampe ketiduran begitu"

Mahen menoleh kearah wanita paruh baya yang menghampirinya, nenek Hindun adalah pemilik warung kaki lima tempat Mahen bekerja. "Tapi nek, ini masih jam 5. Waktu tutupnya kan masih satu jam lagi." Ucap Mahen.

"Gapapa, biar kakek sama nenek yang urus ini. Toh masih ada Nia sama Bagas yang bisa bantuin kami berdua." Ucap nenek.

Kini Mahen mengalihkan pandangannya pada Kiran yang tertidur pulas dengan berbantalkan lengannya diatas meja, kemudian kembali menatap sang nenek.

"Nenek yakin? Kak Nia sama bang Bagas kan baru pulang semalem dari Malang, kasian kalo langsung disuruh kerja. Kak Kiran bisa nunggu satu jam lagi kok." Ucap Mahen.

Tania Arubumi atau yang sering dipanggil kak Nia adalah anak satu-satunya nenek Hindun dan kakek Seno yang tinggal di Indonesia, yang saat ini tengah bekerja sebagai gadis kantoran di kota Malang. Gadis itu baru menikah tiga bulan lalu dengan pria bernama Bagas Sangkara yang berasal dari Malang saat usia mereka sama-sama mencapai 29.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Childhood friendWhere stories live. Discover now