Chapter 2

3 0 0
                                    

Di markas Organisasi E.D.E.N, tepatnya di lautan Samudera Pasifik, terdapat sebuah pulau melayang dengan kekuatan kristal dari salah satu musuh Umat Manusia yang dikalahkan oleh Valkries beberapa abad lalu. Pulau ini, yang tak terlihat oleh mata manusia biasa, menjadi tempat perlindungan dan pusat kekuatan yang sangat dijaga. Benteng ini dipenuhi dengan teknologi canggih dan kekuatan mistis, tempat Cleon dan para anggota E.D.E.N mengembangkan rencana besar mereka.

“Cepat periksa keadaan di sana. Kenapa mereka bergerak sangat lamban?” Suara berat Cleon membuat salah satu orangnya dengan sigap bergerak sesuai perintah. Cleon seperti memiliki daya untuk bisa membuat semua orang di sekitarnya pun memilih tunduk.

“Mereka terhubung, Tuan.” Seketika Cleon langsung menekan tombol merah yang ada di panel tepat di depannya.

Cleon berdiri di ruang kontrol utama, matanya menatap tajam layar yang menampilkan peta digital. Dia baru saja menerima informasi tentang hunian Damien yang kosong. Tanpa ragu, Cleon mengeluarkan perintah untuk menghancurkan tempat itu. Kemarahannya memuncak, mengingat pergerakan Damien yang selalu berhasil lolos dari pengawasannya.

“Apa yang kalian tunggu?! Hancurkan tempat itu hingga tak tersisa. Bahkan, jika serangga lewat di depan kalian, jangan menunggu untuk kukatakan lagi.

Suara kursi yang dilemparkan Cleon menggema di ruangan itu. Cleon benar-benar tidak tahan lagi dengan Damien yang selalu berhasil pada setiap tipuan nya. Meski sudah berhati-hati saat mengirim pasukan untuk mendapatkan Reika, tetap saja insting Damien jauh lebih tajam sebagai ayah dan pelindung bagi Reika.

"Dua tahun," gumam Cleon dengan nada penuh kebencian, "dua tahun aku mencoba mengambil Reika dari tangan ayahnya, dan selalu gagal."

Para prajurit E.D.E.N segera bergerak mengikuti perintah Cleon, menyerang dan menghancurkan tempat persembunyian Damien yang sudah kosong. Sementara itu, Cleon menarik kembali pasukannya yang lain, memberikan perintah pada salah satu penyintas untuk terus mencari keberadaan Damien. Dia tidak akan membiarkan mereka lolos lagi.

“Aku yakin kau bisa melakukannya tanpa harus bersama mereka. Lakukan seperti biasanya, jangan sampai mereka lolos lagi. Kali ini, aku yakin Damien tidak lagi memiliki tempat untuk bersembunyi. Dia hanya seekor tikus yang tidak memiliki tempat untuk bisa bersembunyi secara berkala. Dua tahun dia seperti ini, sekarang pasti tidak akan ada lagi tipuan.” Cleon berbicara seakan tahu langkah apa yang akan Damien ambil dan kapan langkah itu akan berhenti.

“Baik, Tuan. Target kita adalah anak kecil itu. Jadi, apa aku bisa membunuh ayahnya?” Penyintas terdengar begitu bersemangat saat membahas Damien dengan Cleon.

“Tentu saja, aku tidak membutuhkan dia. Kau bisa melakukan sesukamu.” Setelah menjawab, Cleon bersedekap menatap layar di hadapannya. Ada senyuman tipis yang tercetak, tetapi kemudian hilang dan menyisakan wajah penuh emosi.

Tak lama kemudian, penyintas tersebut melaporkan bahwa dia melihat salah satu anggota Organisasi V-Scientiets di sekitar area yang dicurigai. Penyintas itu menduga bahwa mereka juga mencari Damien dan Reika. Informasi ini membuat Cleon langsung waspada. Organisasi V-Scientiets selalu menjadi ancaman terselubung bagi rencananya. Mereka memiliki sumber daya dan teknologi yang tak kalah canggih dengan E.D.E.N, serta kepentingan yang seringkali bertentangan. Terlebih, anggota Organisasi V-Scientiets adalah para ilmuwan.

Cleon segera memerintahkan salah satu orang kepercayaannya untuk menyelidiki dan memantau pergerakan mereka dengan cermat. "Kita tidak bisa meremehkan mereka," katanya dengan tegas. "Pastikan kita tahu setiap langkah yang mereka ambil."

Pada dasarnya Organisasi V-Scientiets memiliki rencana sendiri yang berbeda dengan E.D.E.N. Jika V-Scientiets memilih menyelamatkan umat manusia, tidak dengan E.D.E.N. Sementara itu Organisasi V-Scientiets juga sedang meneliti Imaginary Space, tempat yang masih abu-abu keberadaan dan kegunaannya. Dalam hal ini, Cleon yang juga seorang jenius mendapat bantuan seorang ilmuwan dan tengah meneliti sebuah teknologi yang ditemukan saat abad pertengahan dulu, Cleon juga tertarik dengan cara kerja alam semesta dalam perspektif-nya. Dia ingin mengaitkan dengan Energi Gard yang destruktif-nya cukup besar daripada fiksi ilmiah.

****

Di sisi lain, di tempat persembunyian rahasia yang jauh dari jangkauan Cleon, Damien dan Reika memilih untuk berdiam diri. Damien tahu bahwa situasi di luar masih berbahaya, terutama dengan Cleon yang terus memburu mereka. Mereka bersembunyi di ruang bawah tanah, sebuah tempat yang aman namun membuat Reika merasa terkurung.

Reika, yang sudah terlalu lama bermain di ruang bawah tanah, mulai merasa bosan dan gelisah. Dia mendekati ayahnya, matanya penuh dengan harapan dan sedikit kebingungan.

"Kapan kita akan pulang, Ayah?" tanyanya dengan suara lembut.

Damien, yang selalu mencoba memberikan yang terbaik untuk putrinya, tersenyum meski hatinya berat. "Sebentar lagi, Reika. Kita punya rumah lain yang lebih menyenangkan daripada yang dulu. Kita hanya perlu menunggu sampai semuanya aman."

Reika mengangguk pelan, meski dia belum sepenuhnya mengerti situasi yang sebenarnya. Bagi seorang anak berusia empat tahun, dunia di sekitarnya penuh dengan misteri yang belum bisa dia pecahkan.

“Apakah di rumah baru nanti, aku mendapatkan teman?” Pertanyaan yang sangat sulit untuk Damien jawab. Pasalnya, selama ini Damien menutup hubungan dengan orang luar, termasuk mereka yang tinggal di sekitarnya. Hal ini dilakukan semata-mata demi keamanan dan keselamatan Reika.

Damien menghela napas dalam, memandang Reika dengan rasa kasih sayang yang mendalam. Dia bertekad untuk melindungi putrinya, apapun yang terjadi. Sementara itu, dia terus memantau pergerakan Cleon dan Organisasi V-Scientiets, mencari celah untuk melarikan diri atau melawan jika perlu.

Di markas E.D.E.N, Cleon terus memikirkan langkah berikutnya. Dia tahu bahwa menghancurkan hunian Damien hanyalah langkah kecil dalam rencana besarnya. Cleon berjalan menyusuri lorong markas yang dipenuhi dengan perangkat canggih dan ilmuwan yang sibuk dengan penelitian mereka. Dia berhenti di sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan peta dan diagram, memandang tajam ke arah peta dunia yang tergantung di dinding.

"Kita harus menemukan mereka sebelum V-Scientiets melakukannya," katanya pada dirinya sendiri. "Reika adalah kunci dari semuanya. Kita tidak boleh gagal lagi."

Sementara itu, di persembunyian mereka, Damien terus merencanakan langkah berikutnya. Dia tahu bahwa Cleon tidak akan berhenti sampai dia menemukan mereka. Dengan hati-hati, Damien memeriksa persediaan mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki cukup makanan dan air untuk bertahan beberapa minggu lagi. Dia juga mulai merencanakan rute pelarian yang aman jika situasi menjadi semakin berbahaya.

“Syukurlah semua ini cukup untuk Reika. Setidaknya sampai keadaan di luar sana aman dan bisa membuat kami kembali tenang.” Damien memilah-milah makanan yang akan diberikan kepada putrinya.

Malam itu, saat Reika tertidur dengan tenang, Damien duduk di dekat pintu masuk ruang bawah tanah. Pikirannya terus bekerja, mencari cara untuk melindungi Reika, dan menghadapi ancaman yang datang dari Cleon dan V-Scientiets. Dia tahu bahwa pertarungan ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga tentang masa depan yang lebih baik untuk Reika.

Pulau melayang di Samudera Pasifik tetap tenang, tetapi di balik ketenangan itu, konflik dan bahaya terus berputar. Cleon dengan ambisinya, Damien dengan tekadnya, dan Reika dengan harapannya, semua terikat dalam benang takdir yang rumit.

.....BERSAMBUNG.....

The Blood Judgement III | BAHASA INDONESIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang