1

3 1 1
                                    

  Kedua kaki yang berlari dengan tas yang menenteng di pundaknya, rambut tergerai indah dengan angin yang mengibas membuat rambutnya tampak lebih indah. Hari ini adalah hari senin dimana hari akan melakukan upacara mendera, tangan kanan yang memegang topi upacara pun dengan cepat terpasang di kepalanya, tak memperdulikan orang di sekitar ia berlari di antara para barisan yang baru saja berdatangan untuk mengikuti upacara.

  Waktu berlalu hingga upacara telah selesai, hembusan nafas lega di keluarkan dari bibir merah yang indah itu.

"Untung enggak di tutup tuh pintu sama pak satpam nya,"ujar rahani

Kepalanya mengangguk mengiyakan ucapan sahabat nya." Gila gue semalam tidur jam 2 pagi makanya hampir telat ini."Ucap Maura mengibas wajahnya dengan topinya.

"Ya udah kita kekelas yuk,"ajak rahani.

  Seperti pada seorang siswa/siswi atau pelajar pada umumnya sudah pasti mereka sekarang tengah fokus belajar dan memperhatikan apa yang di jelaskan oleh sang guru begitu juga dengan Maura ia tengah fokus pada apa yang di terangkan oleh pak guru.

"Kerjakan latihan pada halaman 49 dan di kumpulkan setengah jam lagi,"ucap sang guru.

Waktu berlalu hingga jam istirahat berbunyi, anak-anak berhamburan keluar menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong, suara berat terdengar dari arah belakang, panggilan untuk Maura terdengar di koridor kelas membuat sang empu yang semula berjalan harus menengok kebelakang. Seutas senyum di perlihatkan saat melihat seseorang yang baru saja memanggil namanya, sahabatnya rahani yang menyadari hal ini memilih berjalan terlebih dahulu membiarkan sahabatnya menunggu orang yang memanggil nama sahabatnya ini.

"Kenapa gak tunggu aku di depan kelas?."Tanya orang itu setelah sampai di depan Maura.

"Di ajak rahani sayang,"jawab Maura.

"Ya sudah ayo ke kantin,"tutur lembut pria di depannya.

  Kantin memang selalu ramai hingga Maura dan sang kekasih, ya kekasihnya yang bernama Wiliam harus berada pada tempat di ujung.  Keduanya meneteng makanan masing-masing dan meletakan di atas meja, ada nasi ayam dan minuman es teh.

"Gimana pelajaran nya tadi? Susah ga?,"tanya wiliam

"Enggak juga sih, masih belum terlalu sulit."Jawab maura sambil mengupas kulit daging ayamnya.

  Wiliam mengambil alih daging ayam Maura mengupas kulit ayamnya dan meletakan kulitnya di piringnya menyisakan isi dari daging ayam tersebut, Wiliam tau pacarnya tidak menyukai kulit ayam. Seutas senyum di perlihatkan maura, hal sederhana yang dirinya suka dari wiliam.

"Kamu tau aja,"kata maura

"Jelas aku tau, aku kan pacar kamu sayang,"jawab wiliam

Nada lembutnya berhasil membuat sang kekasih tersenyum begitu manis, sangat manis.

  Setiap hari keduanya selalu pulang bersama meski dengan arah rumah berbeda tapi Wiliam akan senantiasa mengantarkan kekasihnya sampai rumah lalu mengucapkan kata manis sebelum pergi. Hal yang di lakukan hampir di lakukan setiap hari kecuali ada kepentingan mendesak yang membuat dirinya tidak bisa pulang di antar Wiliam.

"Terima kasih sayang."Ucap Maura yang turun dari motor dengan Wiliam yang membuka pengait helm dan melepas helm dari kepala Maura.

"Kalau ada apa-apa bilang ya sayang,"tutur wiliam

"Siap sayang,"

"Oh ya wajah kamu kenapa?."Tanya wiliam

"Wajah aku?."kedua tangan memegang wajahnya dan mendekat melihat di spion motor milik Wiliam tapi tidak menemukan hal aneh atau mungkin noda hitam? Terlihat bersih.

"Ada kecantikan yang ga pernah luntur,"sambung Wiliam

Benar-benar alay tapi Maura senang di gombal kan hal-hal seperti itu, di saat orang yang di sukai mengucapkan kata-kata seperti itu terdengar begitu indah dan berhasil membuat salah tingkah.

Pipi memerah dengan tangan kanan memukul pelan bahu sang kekasih. " Udah-udah sana pulang kalau sampai rumah langsung kabarin aku ya."

"Siap sayang, good bye my babe."

  Maura mengangguk dan melambaikan tangan saat motor yang di kendarai Wiliam mulai berjalan menjauh.

  
   Kisah sederhana kisah percintaan yang tengah di jalani Maura saat ini

MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang