Cinta adalah fitrah manusia yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Mencintai dan dicintai boleh-boleh saja, tidak ada larangan dalam islam. Segala yang ada di alam semesta ini merupakan cerminan cinta Allah. Hanya, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara membina cinta tersebut. Apakah mendatangkan kebaikan, atau keburukan yang melemparkan ke kubangan lumpur. Sebenarnya cinta itu indah, penuh berkah, dan rahmah. Akan tetapi, cinta semu kerap sekali melemparkan kepada cinta yang sebenarnya.
Cinta itu datang secara tiba-tiba karena adanya kesamaan di antara dua insan yang saling mencintai. Cinta bisa datang karena simpatik, kasihan, di pinggir jalan, baru kenalan, bahkan karena dijodohkan sekalipun. Karena adanya kesamaan, akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tadinya biasa-biasa saja, hanya berteman, atau sebelumnya tidak saling mengenal, kemudian bertemu, karena ada kesamaan akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tidak ada kesamaan dengan orang yang dicintainya, hubungan mereka menjadi retak. Tetapi kembali lagi kepada pribadi masing-masing, bagaimana cara mengemas cinta tersebut agar tidak merugikan satu sama lain. Namun saling menguntungkan, bagaikan hubungan mutualisme.
Seperti itulah yang seorang seperti imam rasakan. Dia dibesarkan dalam keluarga islam, namun tak mudah bagi dirinya untuk tidak jatuh cinta pada perempuan yang bukan halalnya.
Kesalahan itu sudah terjadi sejak 5 tahun lalu. Saat itu imam masih menempuh pendidikan masternya. Pria seperti imam memang begitu mementingkan pendidikan dibandingkan segalanya. Untuk itu dia selalu berujar pada semua orang jika dia rela menjadi budak di negeri orang lain demi pendidikannya dari pada menjadi tuan besar di negerinya sendiri.
Sebuah kesalahan kecil pada awalnya yang semakin lama semakin menjerat sosok imam didalamnya. Bahkan dia tidak mampu menolak pesona kenikmatan duniawi itu.
Flashback 5 tahun lalu..
"Hi..." sapa salah seorang gadis manis pada imam. "Wie geht es dir?"ucapnya dengan penuh percaya diri.
"Nun, es tut mir leid es eilig.." jawab imam dingin.
Jujur saja bagi imam sangat susah untuk terbuka pada orang yang baru dia kenal. Dia seperti membentengi dirinya agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang merugikannya.
Wajah gadis itu terlihat sedih dengan semua sikap dingin imam. Sebenarnya gadis itu hanya penasaran pada seorang imam abdul hamid. Setiap gadis itu mengamati imam, bibir imam selalu berkomat kamit tidak jelas. Karena itu dia ingin mengenal sosok imam lebih dekat.
Dengan cara mencari banyak info tentang imam, dia paham orang seperti apa imam ini. Imam adalah seorang pria muslim yang sangat berbeda. Karena itu dia mulai tertarik mendekati sang imam.
Flashback end
Imam hanya bisa tersenyum jika mengingat gadis itu. Dia adalah junior dikampusnya dulu, dan yang imam tahu gadis itu memiliki perhatian lebih padanya. Bukannya imam terlalu percaya diri, tetapi seperti itulah yang dia rasakan.
Semenjak tegur sapa pertama gadis itu, imam berusaha menjaga jarak dengannya. Bukannya dia tidak suka, tapi kembali lagi dia menjaga agar dirinya tidak masuk kedalam sebuah perbuatan zina.
Sellma gravel
Hanya sebatas itulah yang imam tahu tentang gadis itu. Gadis periang dengan wajah putih pucatnya. Bibirnya yang kemerahan dan rambutnya yang pirang. Awalnya Imam tak tahu dan tak ingin tahu apa gadis itu orang jerman asli atau tidak. Tapi setelah berceritanya banyak dengan adik kesayangannya, sabrin. Imam seperti mendapatkan kepercayaan diri.
"Woy, ngelamun aja" sorak salah satu rekan kerja imam. Dia tidak sadar sama sekali karena sejak tadi dia hanya melamunkan gadis itu.
"Banyak pikiran ente? Cerita sama ana sini" cecar rekan kerjanya, adit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Al Mahabbah
SpiritualJika aku tak lagi mampu menguasai diriku atau tak lagi mampu berpikir untuk membedakan sesuatu akibat cinta, maka keadaan ini dinamakan walih, lalu selanjutnya adalah MAHABBAH.. _Imam Abdul Hamid_ Keinginan hatiku mencapai tingkat kehendak untuk me...