FFLB-07

203 20 1
                                    

Yaya beranjak dari duduknya saat mendengar seseorang membuka pintu. Yaya mencoba menghela nafas pelan sembari menghapus sisa² air matanya.

Yaya berjalan menuju ruang tamu mengecek siapa yg datang, yaya langsung merubah raut wajahnya seperti biasa saat tau yg datang adalah boboboiy. ia masih setia berdiri didepan pintu menunggu sang pemilik rumah menyuruhnya masuk.

Boboboiy masih diam tak bergerak, ia meneliti penampilan yaya. rambut gadis itu sedikit berantakan, mata sembab, hidungnya memerah, dan pipinya memerah. Boboboiy juga sempat mendengar isak tangis yaya tadi.

"Ngapain ke sini?" Bukanya menjawab boboboiy malah masuk begitu saja, membuat yaya mendengus dan menutup pintu lalu menyusul boboboiy

"Emang ngga boleh gue kesini?" Tanya boboboiy saat duduk disofa

Yaya menatap sinis boboboiy
"Biasa aja kali, gue cuma tanya doang jawabnya jutek banget"

Jujur berbeda saat dengan orang lain, boboboiy jika bersamanya tidak dingin, cuek, atau irit bicara. Malah sebaliknya, lelaki itu bisa lebih cerewet dari yaya. Tapi ya gitu disaat dia marah atau ngambek pasti sifat juteknya keluar.

"Mau minum ga?" Tanya yaya berbaik hati

Boboboiy berfikir sejenak lalu mengangguk, "ambilkan aku amer anna" perintahnya.
Yaya sempat terdiam dan tak lama ia tertawa

"Dih malah ketawa ni bocah" boboboiy juga menahan ketawanya juga. Niatnya sih ingin membuat yaya tertawa dan melupakan masalahnya sejenak

"Abisnya logat bicara lo lucu, mirip yg sering gue tonton ditik-tok itu" ucap yaya sembari tertawa

"Yah kan gue emang lagi ngelawak"

"Jadinya mau apa nih?" Tanya yaya mengakhiri tawanya

"Es teh aja" jawab boboboiy

Entah ide dari mana, tiba² yaya mendekatkan dirinya ke arah boboboiy.
Yaya meletakan kedua tanganya disandaran sofa tempat boboboiy duduk. Posisinya sekarang yaya sedang mengukung boboboiy dengan kedua tanganya.

Sedangkan boboboiy hanya diam, menunggu apa yg akan gadis itu lakukan. Yaya mencondongkan badanya kedepan sehingga wajahnya sejajar dengan wajah boboboiy

Yaya mendekatkan wajahnya, boboboiy hampir memejamkan matanya sebelum yaya berkata,
"Ngga ada es teh, adanya baygon mau?"

Boboboiy balik menatapnya tepat dikedua bola mata yaya, untuk sesaat yaya terhipnotis dengan tatapan itu.

Boboboiy tersenyum miring, tanganya turun menyentuh sensual kaki jenjang yaya yg terbuka. Membuat yaya meremang karna sentuhan itu.

Tak lama setelahnya, yaya kembali sadar dan langsung menghempas tangan boboboiy kasar, saat tangan itu ingin semakin naik.

"Mesum banget sih jadi cowok, ternodai deh ni kaki gue karna lo pengang²" sinis yaya

Ia mengusap kasar kakinya naik turuh menghilangkan bekas sentuhan boboboiy yg mungkin masih menempel

"Lo yg mancing dulu, gue sih tinggal lanjutin" ucap boboboiy santai, "udah sana cepet ambil minum haus nih gue" yaya mendengus dan berjalan menuju dapur, dari pada lama² disitu bersama si mesum boboboiy.

Sembari menunggu yaya mengambil minum, ia meraih remot tv dan menyalakanya, tak lama yaya datang dengan membawa 2 gelas es teh dan meletaknya 1 didepan boboboiy.

"Kenapa duduknya ngejauh?" Tanya boboboiy curiga saat yaya duduk disofa singel sedangkan dirinya duduk disofa panjang

"Lo mesum, gue jadi takut" ucap yaya jujur

"Gue ngak mesum" balas boboboiy tak terima dituduh yg engga². Ia memang cowo normal tapi ia tak seperti yg yaya pikirkan. Boboboiy masih bisa mengendalikan nafsu dan hormonya

"Terus tadi apa namanya kalo ngga mesum?" Tanya yaya sinis

"Astaga gue cuma pegang kaki lo doang lo bilang mesum" tanya boboboiy tak percaya, "yg ada lo tuh yg mesum ke gue, tadi lo deket² mau mancing gue kan" tuduhnya

"Kok lo sekarang jadi nyalahin gue sih!?"

Boboboiy menatapnya jengah, berdebat dengan yaya tak akan pernah berakhir jika bukan dirinya yg mengalah

"Serah lo dah" ucapnya yg membuat yaya tersenyum dan langsung duduk disamping boboboiy

"Tadi katanya ga mau deket², terus sekarang kenapa pindah kesini?"

Yaya terkekeh melihat wajah kesal boboboiy, "ngambekan lo ah jadi cowo" ucapnya sambil menjawil hidung mancung lelaki itu lalu memeluk tubuh boboboiy dari samping menyandarkan kepalanya dibahu boboboiy

"Nanti giliran gue yg meluk lo dulu, lo bilang mesum lagi" cibir boboboiy sembari membalas pelukan yaya

Yaya kembali terkekeh, "maaf."

"Hm, dimaafin."

Tbc

Holla guyss.. gimana nih ceritanya seru gak??
Jangan lupa vote and komen yupp kalo ceritanya seru..
Karena itu bisa menjadi semangat author buat nulis🤗






Friend Feels Like Boyfriend [FFLB] || BOBOBOIY x YAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang