"Mau dianter pulang ga" tanya boboboiy ketika keluar dari rumah bersama yaya
"Boyy"
"Hm"
Yaya menunjuk rumahnya yg berada disebrang jalan, "rumah gue sedeket itu btw"
"Tau, kan gue cuma nanya.
kalo lo mau gue anter ya gue anterin, kalo lo ga mau ya udah""Ck, gue pulang" boboboiy hanya diam sambil memperhatikan yaya yg berjalan menuju rumahnya, yah memang jalanya sepi sih orang ini jalanan komplek jadi hanya warga kompek yg melewati jalan ini
Setelah melihat yaya menutup pintu, boboboiy juga ikut masuk kembali kedalam rumah dan langsung menuju dapur untuk menggambil minum
"Yaya sendiri lagi dirumahnya?" Tanya mara yg sedang mencuci piring
Boboboiy mengangguk, "udah biasa juga bun" ucapnya sembari meminum air yg ia ambil dari kulkas
"Bunda kasian sama dia dirumah sendiri mulu, temenin gih" boboboiy menatap mara
Boboboiy tau, mara memang sesayang itu sama dan sepeduli itu sama yaya. Bahkan wanita itu sudah menganggap yaya sebagai anak perempuanya hingga memperlakukan yaya sama seperti ia memperlakukan boboboiy dan chocho tanpa piilih kasih.
"Bunda mau bujuk dia tinggal disini, dirumah sebesar itu pasti ga enak kalo sendiri"
Boboboiy yg mendengarnya pun menghela nafas panjang, "dia masih punya rumah bun, lagian bunda juga pernah nawarin dia buat tinggal bareng kita, tapi yaya tolak kan?"
Yahh dulu memang mara pernah menawarkan yaya untuk tinggal disini, tapi ditolak halus oleh yaya. mara sudah berangan-angan jika seandainya yaya mau, ia pasti akan merawat yaya dengan baik seperti putrinya sendiri.
Mara akan mengajarkan caranya membuat kue, memasak, mengajaknya ke salon bersama kemudian saling curhat jika sedang berdua, dan masih banyak lagi keinginan mara. Mara hanya ingin melakukanya dengan yaya, jika tidak bisa dilakukan sekarang mungkin dimasa depan nanti bisa. Semoga.
~•◇•~
"Non, bibi pamit pulang dulu yaa" bi rina menghampiri yaya yg sedang makan
Yaya menoleh "iya bi hati²"
Bi rina bekerja dirumah yaya dari jam pagi sampai jam 5 sore
Setelah kepulangan bi rina, yaya kembali melanjutkan makanya dalam diam. hanya suara dentingan sendok dan garpu yg terdengar saat mengores piring.
Tatapan yaya berubah menjadi kosong, saat menginggat terakhir ia makan bersama orang tuanya
Perlahan penglihatan yaya memburam karena tak kuasa untuk membendung air mata, ia mengedipkan matanya dan butiran bening itu turun melewati pipi chubbynya
Mendadak nafsu makanya menghilang, ia mengeser piringnya menjauh lalu menyembunyikan mukanya dilipatan tangan diatas meja dan mulai terisak pelan terdengar pilu juga menyakitkan jika seseorang melihatnya
Yaya menangis.
Pikiranya kembali memutar kejadian² dimasa lalu membuat tangisan yaya semakin pilu, yaya menyeseali hidupnya yg begitu menyedihkan.
Setelah puas meluapkan emosinya dengan menangis, yaya mencoba m6tengatur nafasnya dalam² lalu menghembuskanya kasar.
Hal yg memang sering terjadi, dimana saat yaya mengingat kejadian dimasa lalu yg membuat hatinya sakit pasti ia akan menangis sejadi²nya.
Kedua orang tuanya jarang pulang, mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka dibanding anak mereka sendiri.
Tbc
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya gess yaa🤗...
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Feels Like Boyfriend [FFLB] || BOBOBOIY x YAYA
Fantasía[Boboboiy x Yaya] Boboboiy dan Yaya adalah Sahabat..... Iya Sahabat rasa Pacar