Chapter 1: Gadis Pencuri

442 63 12
                                    

Indonesia

Semua orang tahu kalau negeri ini merupakan negeri yang indah. Kaya akan sumber daya alam dan budayanya. Namun, di era dimana sesuatu bernama quirk muncul, negeri ini merupakan negeri dengan kejahatan tertinggi. Para polisi, tentara ataupun aparat yang bertanggung jawab tidak bisa mengatasi kejahatan yang kian meningkatnya. Semua berakar dari para pemimpin yang serakah dan memainkan roda kehidupan masyarakat.

Meskipun terlihat "baik-baik " saja, namun negeri ini dijuluki Negeri Tanpa Pahlawan. 

Aku tidak bercanda. Di saat seluruh negeri di dunia memiliki pahlawan, di negeri kami tidak. Semua orang bebas menggunakan quirk dan bebas melakukannya untuk apapun. Itulah mengapa tingkat kejahatan disini sangat tinggi. Dunia hitam telah naik ke permukaan dan menguasai setengah dari total teritori dunia cahaya. Bagi para mafia, negeri kami adalah markas mereka. 

Karena itu, kami para anak terpaksa untuk bertahan hidup. Salah satunya adalah aku. 

Bagaimana para pemimpin bermuka dua membuat dunia buta terhadap kami? Sederhana. 

Saat PBB hendak "menyelamatkan" kami, pemerintah membuat pernyataan bahwa mereka sudah mengendalikan situasi. Dengan membagi kasta masyarakat menjadi Emas, Perak dan Perunggu, pemerintah menunjukkan kalau tidak ada masalah. Bukti-bukti memperlihatkan bahwa semuanya sama rata dan tidak ada kemiskinan di antara masyarakat. 

Mereka hanya menunjukkan dunia cahaya yang hanya 50% dari total wilayah Indonesia. Diluar tiga kasta tersebut, ada kasta lainnya yang dijuluki dengan Chaaya atau bayangan. Kasta ini jauh lebih rendah dibandingkan perunggu. Bahkan ada kasta yang lebih tinggi daripada Emas yaitu Surya. Benar. Dua kasta yang tidak dipublikasi ini adalah mereka yang menyiksa dan tersiksa.

Disinilah aku. Jakarta yang dahulu megah dan indah, kini separuhnya diisi oleh kegelapan. Para penduduk Chaaya tinggal disini yang kebanyakan adalah anak-anak. Kami selalu diperlakukan sebagai budak oleh empat kasta di atas kami. 

Aku adalah penduduk kasta Chaaya. Tanpa nama, tanpa latar belakang yag jelas, sejak kecil aku bertahan hidup dengan mencuri ke berbagai rumah. Bahkan, aku berhasil menerobos pertahanan Istana Presiden dan mencuri beberapa dokumen penting. Dokumen-dokumen itu aku jual agar uangnya bisa untuk menembus beberapa orang Chaaya yang dijadikan budak.

Saking lihainya aku mencuri hingga para polisi dan pemerintah kesulitan menangkapku. Aku memang tak memiliki nama. Namun, orang-orang mengenalku sebagai Maling Aguno. 

Julukan ini sebenarnya bukan diberikan oleh pemerintah, melainkan oleh para masyarakat.

Maling Aguno aslinya adalah sosok pencuri berbudi luhur yang mencuri dari orang kaya dan membagikan hasil curiannya kepada orang miskin. Mirip seperti Robin Hood di Inggris. Namun, dia adalah pencuri budiman dari Indonesia. Kurasa kalau mereka hidup di negara dan zaman yang sama, kasus pencurian mungkin akan dua kali lebih besar daripada yang mereka lakukan sendiri. 

Semua orang mengira aku laki-laki. Berkat pakaianku yang memang pakaian laki-laki, aku berhasil menipu semua orang terkait genderku. Bahkan, quirk yang aku miliki juga sungguh berguna. Mungkin karena itu mereka menamaiku Maling Aguno karena yah, mereka pikir aku cowok.

Sayangnya, aksiku berhasil gagal pada malam ini.

***

"TANGKAP DIA!!"

Suara alarm Istana Presiden menyala sangat keras. Ratusan polisi berlarian di sepenjuru lorong membawa pistol anti quirk untuk melumpuhkan target. 

Aku yang menyamar sebagai salah satu polisi, ikut berlari dan mengeluarkan pistol bius. Aku lalu menembak tiga polisi yang satu tim denganku lalu berhenti. Aku tersenyum menyeringai sebelum berjalan menuju tempat yang perlu kami jaga. 

Element | BNHA X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang