Pagi ini Livi bangun dan mulai menyiapkan sarapan untuk keluarganya, ia mulai memasak setelah mandi. Ia memasakkan ayam goreng kesukaan Al dan sambal udang untuk Jay, ia berharap dapat membuat suaminya itu berpaling padanya, jika itu tidak berhasil maka perceraian lah yang akan ia lakukan.Menurutnya tak ada gunanya lagi terus bersama dengan Jay jika pria itu juga tidak menginginkannya, dan untuk Al.
Al sendiri tak pernah di urus oleh Jay selama ini, ia yang akan membawa Al nanti jika mereka cerai.
Livi telah selesai memasak dan kini berjalan ke kamar Al untuk membangunkan anaknya itu, ia dan Jay pisah kamar selama pernikahan ini, kecuali malam yang membuat hadirnya Al.
"Al bangun sayang, ayo sarapan" ucap Livi pada Al yang masih bergulumg dalam selimutnya.
"emmm bunda, iya Al bangun" gumam Al lalu bangun dari tempat tidurnya, ia memeluk bundanya dan membenamkan wajahnya pada sang bunda.
"Ayo turun, kita sarapan dulu, Al cuci muka sana" ucap livi, Al mengangguk dan berjalan sempoyongan kearah kamar mandi.
Livi hanya bisa menggelengkan kepala melihat itu.
Beberapa saat kemudian Al keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah cerah."ayo bunda kita turun" ucap Al, mereka turun ke bawah.
Sesampainya di ruang makan, mereka melihat Jay yang sudah duduk di kursi dan menunggu mereka, tanpa menunggu lama lagi livi mendudukkan Al di kursinya dan mengambil piring.
"kamu mau apa mas?" tanya Livi lembut.sontak membuat Jay merasa heran, sebab sejak adanya Al, Liviana tak lagi terlalu memedulikannya, dan hanya bersikap biasa saja tanpa adanya tegur sapa.
"Udang saja" Jay singkat, mencoba acuh dengan istrinya itu.
Livi mengambilkan makanan untuk jay dan meletakkan nya di depan pria itu.
"Al mau apa sayang?"
"Ayam goreng!" seru Al.
Setelah selesai menyiapkan seluruh makanan itu, mereka makan dengan khidmat tanpa pembicaraan sedikit pun.
"mas kamu mau berangkat kerja?" tanya Livi basa-basi, Jay menaikkan alisnya satu seolah heran.
"ya, kenapa?" jay lagi-lagi merasa aneh dengan istrinya itu.
"bekalnya nanti mau aku antar atau kamu pulang?"
"saya pulang sore, bekal suruh supir saja yang mengantar.
"baiklah kalau begitu" tanpa mempedulikan istrinya lagi, Jay segera berangkat ke kantor.
Rencananya, Livi akan mengantarkan bekal suaminya siang nanti, sekalian mengajak Al untuk jalan-jalan.
"bunda, Dady jahat ya?" ucap Al
"hei kenapa bilang seperti itu?"
"Daddy jahat karena tidak peduli dengan kita, Daddy juga sering diam" Lirih Al.
"bukan begitu Al, daddy lagi sibuk makanya Daddy diam, mungkin daddy lagi banyak pikiran."
"masa sibuknya lama?" heran Al.
"maaf ya sayang..." livi jongkok menyamakan tingginya dengan putranya itu, ia menarik Al ke dalam pelukannya.
"semuanya karena bunda nak" jujur saja hatinya teriris mendengar perkataan putranya.
"kok salah bunda? Kan yang jahat daddy?" tanya Al.
"gapapa, Al nanti mau ikut bunda jalan-jalan ngak?" livi mencoba mengalihkan perhatian putranya itu.
"mau! Al mau jalan-jalan sama bunda, tapi kemana?"
"gimana kalau kita pergi ke pantai?"
"emang gak panas bun?"
"siangnya kita makan dulu sayang, sorenya kita main air" jelas livi.
"ok bunda"
Livi dan Al kemudian pergi ke ruang baca untuk membaca sambil menunggu waktu siang, livi membacakan Al beberapa kisah dongeng dan mengajari Al angka dan huruf.
"bun, kok bundanya cinderella jahat sih? Bunda aja ngak jahat" ucap Al.
"iya yah kok dia jahat sih? Nanti Al kalau udah besar jadi orang yang baik ya"
"siap bunda"
Tak terasa sudah siang dan waktunya makan, Livi menitipkan Al bersama pengasuhnya dan bodyguard, Livi mulai memasak makan siang untuk jay, karena rencananya ia akan makan siang dipantai bersama Al.
Setelah memasak mereka langsung berangkat, mobil di setir oleh sopir, sesampainya mereka di kantor,
Livi dan Al menghampiri ruangan Jay.
"assalamualaikum. Mas kami bawa bekal."
Jay bingung, biasanya yang mengantarkan bekalnya itu supir, bukan livi. Sekarang kenapa istrinya itu ada di sini dengan membawa anak mereka.
"supirnya mana?" tanya Jay.
"ada di bawah"
" mas kami mau izin pergi ke pantai" ucap Livi.
"kapan?"
"sekarang" jawab livi.
Jay terlihat memperhatikan semua kertas yang menumpuk, kemudian mengangguk.
"saya ikut" ucap Jay.
"mas mau ikut?" tanya livi memastikan.
"pekerjaan saya sudah selesai' jelas Jay, tanpa mereka sadari Al memperhatikan mereka dengan pandangan bingung.
"tumben bunda sama daddy bicara kayak gini" batin Al.
"Al papa ikut kita ke pantai ya nak" ucap Livi lembut pada Al, Al mengangguk saja lalu masuk ke pelukan bundanya, ia sangat suka dengan pelukan bundanya.
"yasudah ayo berangkat." mereka mulai memasuki mobil dan mengendarai ke pantai.
Menit demi menit berlalu, mereka akhirnya bisa melihat pantai yang tuhan ciptakan dengan indah, pantai masih sepi dan panas, pengunjung nya pun masih sangat sepi.
"Al, kita makan dulu yuk sayang?
ajak Livi pada anaknya."kalian belum makan?"
"belum mas, kalo gitu aku sama Al makan dulu ke resto itu" Livi menunjuk salah satu resto yang ada di sana.
"saya ikut" ucap Jay, mendapat tatapan aneh dari Livi dan anaknya.
"mas kok tumben ngikut terus?" heran livi
"kenapa? Terserah sayalah" jawabnya enteng.
"dih, menyebalkan sekali" sudahlah livi tak mau lagi berdebat dengan suaminya itu, anaknya lebih penting sekarang.
Mereka akhirnya mulai makan dan memilih menunggu waktu sore di resto tersebut, karena di resto tersebut memiliki mushola dan tempat istirahat yang luas.
![](https://img.wattpad.com/cover/373833055-288-k735681.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Time And Him (End)
FanfictionEnd seorang ahli psikolog yang harus bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang sudah bersuami dan memiliki satu anak laki-laki.