00. Prologue: About her.

176 19 0
                                    

Kalimat 'Ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuan mereka.' hanyalah omong kosong belaka bagi Bae Joohyun. Nyatanya ayahnya sama sekali tidak pernah menunjukkan cinta atau kasih sayang kepadanya, hanya rasa sakitlah yang ia berikan pada Joohyun, dan itu sangat memuakkan.

Jika bagi anak perempuan lain Ayah adalah cinta pertama mereka, namun tidak bagi Joohyun karena Ayahnya adalah patah hati terbesarnya.

Joohyun sendiri bingung mengapa banyak sekali orang yang iri dengannya dan ingin menjadi sepertinya hanya karena kekayaan. Padahal hidup Joohyun sama sekali tidak bahagia meskipun di kelilingi banyak uang, dia harus hidup bersama orang-orang yang paling ia benci di dunia ini.

"Hari ini kau akan berangkat bersama pak Kim. Appa akan mengantar adik mu." ucap Bae Soo-bin membuat Joohyun sulit sekali menelan makanannya. Mereka satu arah, Joohyun dan adik tirinya-Karina bersekolah di satu sekolahan yang sama dan mereka hanya berbeda kelas. Tetapi Soo-bin hanya mau mengantarkan Karina dan tidak dengan Joohyun karena gadis itu selalu di suruh untuk berangkat bersama supir pribadi.

Joohyun atau kerap kali di sapa dengan Irene itu menghela nafasnya, "hm." dan hanya itulah yang keluar sebagai jawaban. Dia beralih menuangkan susu ke dalam gelas miliknya.

"Joohyun.. kenapa kau tidak mamakan nasi goreng buatan Eomma? Apakah kau tidak menyukainya?"

Tatapan Irene beralih kepada nasi goreng kimchi buatan Taeyeon, ibu tirinya. Itu memang makanan kesukaan Irene, namun dia tidak terlalu suka menyantap makanan berat untuk sarapan. Terlebih lagi yang memasaknya adalah Taeyeon.

"Joohyun, Eomma sedang mengajakmu bicara." Tegur Soo-bin. Irene yang sudah kelewat kesal itu memilih untuk berdiri dan pergi dari sana, membiarkan roti dan susunya masih utuh di meja makan.

Taeyeon menunduk, "Mian, aku akan berusaha lebih keras supaya Joohyun mau menerima ku dan Karina sebagai keluarga." Soo-bin menghela nafas lalu mengusap punggung Taeyeon, merasa iba.

_______

Sudah berhari-hari semenjak libur musim panas dan akhirnya ini adalah hari pertama Irene sekolah sejak libur panjang yang memuakkan itu. Hal pertama yang Irene lihat ketika ia menginjakkan kaki di dalam area sekolah adalah anak-anak yang langsunh menunduk bahkan berlari menjauh darinya, dan itu adalah hal yang biasa bagi nya.

Diamond International High School adalah sekolahan internasional bergengsi di Korea, dimana di dalam sana hanya ada anak-anak dari keluarga konglomerat dan anak-anak yang memiliki otak pintar. Tes untuk memasuki sekolah ini juga luar biasa sulitnya, jadi jika kau tidak pintar minimal kau harus kaya untuk menyogok para guru di sekolah itu.

Sekolahan ini menganut sistem kasta dimana si kaya akan merundung si miskin. Salah satunya adalah Irene, dia di juluki dengan nama Diamond's Queen karena kekayaan dan kekuasaan yang ia miliki, kakeknya adalah donatur terbesar dan itu membuatnya bersikap agak angkuh, maka dari itu tak ada yang berani mendekatinya. Terlebih lagi Irene juga terkenal dengan kebenciannya terhadap Karina, dia sering merundung Karina di sana secara terang-terangan dengan melibatkan fisik maupun kalimat-kalimat pedas dari mulutnya.

Tapi di luar semua itu, Irene adalah anak yang pintar dan cerdas, nilainya sangat sempurna dalam bidang akademik maupun non-akademik. Sebenarnya dia juga tidak akan membully jika murid lain tidak memulainya, hanya saja kebencian nya dengan Karina tak tertahankan sehingga membully Karina menjadi kegiatan sehari-harinya.

"Irene-ah!"

Irene menoleh kebelakang saat merasa namanya di panggil, dia tersenyum tipis melihat Kim Jennie, sepupunya dari keluarga ibunya berlari ke arahnya lalu memeluk tubuh nya itu. Setidaknya di antara banyaknya orang-orang yang tidak menyukainya, dia masih memiliki Jennie yang masih mau menyapanya walaupun mereka tak sedekat itu.

"Ayo ke kelas bersama. Aku merindukan mu selama liburan, kelinci betina ku yang dingin.." ujar Jennie, masih memeluk Irene.

Irene terkekeh, "baiklah kucing nakal, ayo kita masuk kelas sebelum kita telat dan Bu Park memarahi kita." Jawabnya, lalu menggiring Jennie masuk.

________

Irene membuka pintu rumahnya dan dia langsung di suguhi pemandangan yang benar-benar membuatnya muak. Di depannya, Soo-bin, Taeyeon, dan Karina sedang duduk bersama di sofa ruang keluarga sembari tertawa lepas menonton drama di TV.

Hati Irene tercubit melihat itu, wajahnya memerah panas dan tangannya terkepal. Irene membalikkan tubuhnya, tidak jadi memasuki rumah nya yang seperti neraka itu, dia benar-benar sudah tak tahan lagi dengan para bajingan di rumahnya.

Tanpa menunggu lama, Irene berlari dari sana tanpa tujuan, air matanya mengalir membasahi pipinya tanpa bisa di hentikan. Bayangan masa lalu berputar di otaknya layaknya kaset rusak.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini di kepadaku, Soo-bin? Apakah kehadiran putrimu itu masih tak cukup bagimu sehingga kau bermain di belakangku? Bahkan kau memiliki putri yang usianya 4 bulan di bawah Joohyun! Kau benar-benar lelaki terbejat yang pernah aku temui!" Tangisan memilukan Taehee menggema di seluruh ruangan, matanya yang sayu itu menatap ke arah Soo-bin yang berdiri di belakangnya.

"Kau seharusnya mengerti jika hubungan kita hanyalah sebatas perjodohan belaka yang di buat oleh kedua orangtua kita. Aku tidak pernah mencintaimu dan aku tidak pernah berkata bahwa aku akan bertanggung jawab atas perasaanmu." Jawab Soo-bin dengan datar. Tangisan Taehee semakin mengeras.

"Kenapa kau baru mengatakan itu setelah sepuluh tahun berlalu?! Joohyun, buah dari cinta kita bahkan sudah berusia 10 tahun dan kau baru mengakui ini?! Kau benar-benar bejat, Soo-bin! Kau adalah manusia terbusuk yang pernah aku temui!!"

Setelah pertengkaran itu, Soo-bin dan Taehee resmi bercerai. Selama lima tahun Irene harus hidup bersama ibunya yang mengalami depresi. Setiap malam Irene selalu mendengar suara tangisan dan teriakan dari ibunya, dia selalu mendapati ibunya mengamuk dan melempar barang-barang di sekitarnya.

Hingga pada suatu hari sepulang sekolah, Irene melihat rumahnya di penuhi dengan polisi. Dunia nya seolah berhenti berputar ketika melihat sang ibu dengan keadaan naas, banyak sekali luka di tubuh ibu nya. Polisi mengatakan bahwa Taehee di temukan meninggal di jalan raya karena tabrak lari dan itu membuat Irene semakin hancur. Ibunya, satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini meninggalkannya.

Kebencian Irene kepada Soo-bin membesar ketika seminggu setelah kematian Taehee, dengan tak tahu malunya Soo-bin menggiring Taeyeon dan Karina ke rumah Taehee, rumah yang seharusnya menjadi milik Irene. Itu membuat Irene tumbuh menjadi gadis yang di penuhi dengan dendam dan rasa benci, dia seperti iblis yang tak memiliki belas kasih, bahkan suka merundung orang lain untuk melampiaskan rasa kesalnya.

"Kenapa? Kenapa Tuhan melakukan ini kepadaku? Sebenarnya apa salahku sehingga engkau menghukumku seperti ini??" Irene memukuli dadanya yang terasa sesak. Dia terus berjalan hingga ia tiba di rooftop sekolahnya. Semilir angin malam yang dingin mengenai kulitnya.

Irene berjalan menaiki pembatas rooftop itu lalu merentangkan tangannya, dia menutup matanya dan membiarkan angin dingin itu berhembus menerjang tubuh ringkihnya.

"Mianhae.. aku benar-benar sudah tidak tahan.." Isak Irene.

Namun saat dia benar-benar ingin melompat, tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menariknya. Mereka terjatuh dan berguling bersama di lantai rooftop.

"Tidak semudah itu nona kecil." Ucap wanita asing yang menyelamatkannya, mata Irene memincing dengan tajam menatapnya.

"Jangan melakukan hal yang bodoh."

Obsession [Seulrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang