2. | pulang |

129 16 8
                                    

Dan kini mereka berdua sedang tertawa karena berebut Jean.

'nah gitu dong Ji, senyum.
tuhan tolong berikan mereka kebahagian yang tak pernah mereka rasakan, biarkan senyum itu tertata diwajah mereka...'

...

"loh hujan ya?"  ucap Jean yang mengadahkan tanganya kedepan untuk mengecek hujan yang turun lalu menarik tanganya kembali.

"padahal aku pulangnya jalan kaki tapi malah hujan."

Jean menatap langit mendung yang sedang menurunkan hujan. Hawa dingin ini membuat Jean merasa seperti kembali ke masalalu ketika mengantar sang Bunda untuk pergi. Tatapannya berubah menjadi sendu saat tetesan air hujan mulai deras dan berangin.

'bund, jean kangen..' 

Satu tangan Jean kembali mengadah kedepan sehingga rintik hujan yang turun jatuh ditangannya.

"je lo lagi ngapain?"

Suara itu membuat Jean membalikkan tubuhnya.

Oh ternyata yang memanggilnya adalah kakak kelasnya. Ternyata Dylan juga ada disini.

"kak arjun belum pulang?" tanya Jean dengan tersenyum ramah kearah kakak kelasnya.

"belom, lagi nungguin lawan main basket ternyata hujan."

"ohh, yah berarti gajadi ya?"

"iya, mungkin lain kali."  bukan Arjun yang menjawab Jean, melainkan Dylan.

"kenapa lo belum pulang?" tanya Dylan.

"hujannya deres banget Dylan, aku lupa bawa payung."

Jean jujur ia kira hari ini tidak mungkin hujan karena matahari sangat cerah.

"bareng gue aja, biar gue anterin."

"gapapa dylan, nanti ngerepotin ini bentar lagi juga reda"  jujur Jean tidak enak.

"jangan nunggu cuaca reda, karena cuaca ga pasti je"

Dylan menawarkan karena hujan sangat deras dan berangin. Karena bagi Dylan jika menunggu itu hanya membuat Jean sakit nantinya karena angin dan dingin disaat yang bersamaan.

"iya je, ikut Dylan aja ya?" Ucap Arjun melihat Jean yang bimbang.

"eh? i-iya aku bareng Dylan aja kalo gitu."  jawab Jean kikuk.

...

Jean dan Dylan berjalan kearah tempat parkir dimana motor Dylan terparkir disana.

Namun tempat parkir itu terpisah dari gedung sekolah hingga air hujan menghalangi mereka.

Melihat Jean yang kebingungan, Dylan melepas jaket kulitnya dan memayungkan kepalanya dan Jean.

"deketan je"  ujar Dylan kepada Jean dan Jean menurutinya untuk mendekat.

"lari ya"

"oke!"

Mereka berlari menerobos hujan bersama, dengan tawa yang menggema karena Dylan hampir jatuh terpeleset. Beruntung mereka sudah sampai ditempat parkiran sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cerita Kita Yang Pernah Ada. || Hajeongwoo ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang