Prolog 🏁

16 2 0
                                    

“Masih berani pulang kamu?!"tanya Rasky Agrdrasa. Ia ayah dari Aurora dan Aurelia.

Aurora seperti orang tuli yang tidak mendengar ucapan Ayahnya itu. Ia langsung menuju kamarnya.

Sret

Bugh

Satu tarik'kan dan satu pukulan keras yang tepat di dada Aurora. Siapa lagi pelakunya kalau bukan, Ayahnya. Aurora terkekeh. Ini sudah menjadi makanan sehari-hari nya.

Seharusnya ia dengan mudah mengalahkan Ayahnya ataupun membunuh Ayahnya itu. Namun Ayahnya masih bisa ia manfaatkan untuk apalagi kalau bukan mencari uang?

Aurora bukan beban keluarga. Ia sering ikut balapan dan hadiah dari balapan itu tidak sedikit berkisaran ratusan juta. Bahkan kalau ia mau ia bisa hidup sendiri tanpa keluarganya. Namun ia masih harus bertahan untuk suatu hal.

“Tumben cuma di pukul?”ujar Aurora sinis. Rasky menatap nya tajam saat akan memukul Aurora lagi, fokusnya tertuju dengan suara yang berasal dari pintu masuk.

“Ayah bunda! lia pulang!”ucap Aurelia girang. Ayah dan bunda menyambut kedatangan Aurelia hangat. Aurora berdecih lalu masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya.

Ia duduk di meja rias nya yang make up yang tersedia disana tak pernah ia pakai sekali pun. Ia membuka laci meja rias ia dan mengambil cater.

Sretttt

Srettt

Srettt

Aurora dengan santai membuat tiga luka sayat di dekat nadi nya. Seperti tidak merasakan sakit Aurora langsung tidur di kasurnya. Darah masih mengalir walaupun tidak banyak.

“Aku lelah, tuhan. Boleh kah aku menyerah?”monolog Aurora.

🏁🏁🏁

[Markas Besar Angkara]

“AURORA SAYANG!”sapa Guntur Raditya Andika. Salah satu anggota inti Angkara. Ia seringkali menggoda Aurora hingga membuat Aurora muak.

“Ye buju busrak! Aurora siapa lo sampai-sampai lo panggil sayang?!"sarkas Davin Veriusnandra. Ia juga anggota Inti Angkara.

“Calon istri gue lah!”ujar Guntur bangga. Aurora yang mendengar itu langsung menatap Guntur horor.

“Nah loh! Aurora nya aja gamau sama lo!”sahut Rafi Ardiansyah. Wakil ketua Angkara. Di samping Rafi ada ketua Angkara. Maharaja Dzaka Raharja.

“Anak Setopskop ngajak balapan.”ucap Davin. Aurora memutar bola matanya malas.

“Stertakop, Davin...”desis Aurora.

“Ouh iya lupa mangap.”kata Davin sambil cengengesan. Guntur yang tengah asik melihat handphone langsung berteriak membuat semua anggota Angkara melihatnya.

“ANJING!”pekik Guntur. Ia langsung membuang handphone nya. Dada cowok itu naik turun. Matanya masih melotot.

Aurora langsung mengambil handphone Guntur untungnya Handphone itu mendarat di paha salah satu anggota Angkara.

Aurora menyetel video itu. Raja ketua Angkara ikut melihat video itu bersama Aurora. Mereka berdua terlihat biasa saja. “pada liat apaan tuh?”tanya Bagas Andnano Rafiska yang baru saja datang. Ia inti Angkara.

Bagas melolot saat melihat video itu. Jantung nya berdegup kencang hingga ingin copot. Darah nya seperti berhenti di vena kiri nya. Tangan dan kaki nya bergetar. Ia tak percaya apa yang ia lihat.

“BANGSAT! PSIKOPAT GILA! LAGI MUTILASI ORANG MALAH DI VIDEO.”ujar Erick Thomas Alva. Ia masuk bersama Bagas. Ia juga inti Angkara.

“Hanya satu pertanyaan. Siapa pengirimnya.”kata Raja pada semua orang. Video itu di kirim lewat aplikasi hijau/WhatsApp messenger.

“Raf, lacak nomernya!”pinta Aurora yang langsung memberikan handphone Guntur kepada Rafi.

Belum sempat Rafi bergerak untuk mengambil laptop nya suara pecahan kaca membuat semua orang melihat ke sumber suara.

Prang!

Raja langsung ke jendela yang pecah lalu mengambil secarik kertas. Ia membaca tulisan bertinta merah disana.

Setelah Ini kalian yang berikutnya!
Kalian harus mati!

Raja menggertak giginya. Matanya melihat siluet badan seseorang dari jendela yang pecah. Bukan hanya dirinya namun anggota Angkara yang lain.

“Kejar!”


——
————————
—————————————
——————————————————
———————————————————————————

Vote & Coment yaaa

Jangan jadi

⚠️SLIDE READER'S⚠️


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AURORA; Aurora Novella CieloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang