01. Niskala Hiranya

2 1 0
                                        

Niskala Hiranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Niskala Hiranya. Siapa yang tidak kenal? Sosok gadis SMA dengan segudang prestasi gemilang. Tak lupa dengan parasnya yang menawan serta mampu membuat para Adam bertekuk lutut.

Niskala adalah gadis berparas cantik. Dengan segudang bakat yang ia miliki. Menjadi primadona adalah hal yang sepantas dengan dirinya. Bukan hanya karena parasnya yang tiada tanding, namun juga karena banyaknya bakat serta prestasi gemilang yang ia raih.

Seluruh yang ia miliki menjadi pusat keirian bagi semua orang. Banyak yang iri karena hidupnya terlampau sempurna. Cantik, kaya, pintar, memiliki keluarga lengkap dan terkenal cemara serta menjadi primadona. Meski itu tak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Tak ada yang tau, bagaimana susahnya ia meraih semua itu. Tak ada yang tau, bagaimana sulitnya ia mencapai semua itu. Tak ada yang tau, betapa menderita dirinya untuk berada di titik ini.

Ia merasa bangga dengan dirinya sendiri. Ia bangga dengan pencapaian yang sudah ia raih hingga saat ini. Ia tetap tak sombongkan diri atas semua pencapaian yang sudah ia raih.

Meski begitu. Banyak juga yang tidak menyukai dirinya. Alasannya singkat, karena terlalu monokrom. Ia terkenal dengan julukan si abu-abu. Memang benar. Gadis itu sangat susah bergaul. Tidak pernah terlihat di kerumunan, dan hanya akan menyibukkan diri dengan buku-buku atau beberapa kegiatan olimpiade. Tak pernah sekali terlintas di hidup gadis itu untuk berleha-leha dan menjadi remaja bebas.

Karena ia tau, hal itu hanya akan membuang-buang waktu. Lebih baik ia manfaatkan waktu remajanya dengan tumpukan buku-buku, dari pada sekedar party, shopping dan kegiatan aneh lainnya.

Seperti sekarang ini, telinganya sudah memerah karena lelah mendengar kedua gadis di sisinya untuk membujuk dan merayu dirinya.

"Ayo dong, Niska! Ikut kita..." Seorang gadis dengan bandana biru muda yang selalu ada di kepalanya, Prisha Ana Lawskee. Salah satu sahabat Niskala.

"Iya, Niska. PLISSS" Kali ini, seorang gadis dengan rambut blonde khasnya, Adelline Marsha Thomasius. Salah satu sahabat Niskala.

Meski dikatakan kurang atau bahkan jarang bergaul. Niskala tetap memiliki sahabat yang bertahan sejak mereka masih duduk di sekolah dasar. Mereka bertiga sudah bersama-sama sejak lama. Sehingga saat ini, bisa dikatakan mereka adalah sahabat kecil Niskala.

"Gak bisa"ucap Niskala masih fokus dengan membaca buku tebal di hadapannya.

"Ih ga seru. Ayo dong. Lo lebih pentingin buku dari pada kita berdua?"ucap Adel.

"Yaampun, bukan gitu. Aku memang gabisa, sibuk."ucap Niskala.

"Dih, sibuk mulu Lo. Emang ga bisa sibuknya ditunda dulu?"sarkas Prisha.

"Gabisa, Prisha. Waktunya mepet banget. Lusa aku bakal berangkat langsung ke Bandung."ucap Niskala.

"Lah? Ngapain ke Bandung?"tanya Adel.

"Ya, Olimpiade lah apalagi"seru Prisha.

Adelline mengerucut bibirnya ke bawah. "Yah, berarti kita bakalan Ldr lagi? Ga seru..."

"Cuma tiga hari aja kok."ucap Niskala.

"Yaudah, lo ikut aja Niska. Sekalian buat beli barang-barang yang Lo butuhin buat ke Bandung."

Akhirnya dengan segenap hati dan jiwa raga, Niskala menerima bujukan serta rayuan mereka. Lebih tepatnya, Paksaan. Kini ketiga gadis itu sudah berada di gedung Mall. Niskala hanya pasrah, karena jika menyangkut tentang shopping kedua temannya itu akan sangat merepotkan dan berisik.

Masih dengan pikiran yang melayang, Niskala sudah ditarik kencang oleh Adel. Ketiga gadis SMA itu kini sampai di banyaknya rak yang berisi barang-barang lucu.

"Beli barang couplean aja!"prisha mengangguk setuju dengan ucapan Ana. Kini ketiga gadis itu sedang sibuk memilih-milih tumbler. Ralat, bukan ketiga gadis namun kedua gadis. Karena Niskala hanya diam saja seperti patung. Ini bukan habitatnya. Karena kedua temannya sudah sedari tadi memasukkan barang belanjaan ke dalam troli, dan sudah sangat penuh. Kini kedua gadis itu ingin berbelanja lagi?

Terlepas dari lamunannya, Niskala mendengar Prisha yang menjerit histeris. Tak ayal, beberapa pengunjung melihat ke arah mereka. Dengan malu, Niskala mengatakan maaf sambil membungkukkan badannya. Gadis itu bernafas lega karena para pengunjung itu sudah kembali ke aktivitas mereka sebelumnya.

"Prisha, gaperlu teriak. Suara lo bikin pengunjung risih"ucap Niskala

"Sorry, soalnya gue histeris banget lihat ini!"ucap Prisha dengan tiga tumbler di genggaman tangannya. Adelline dan Niskala terpaku, pantas saja Prisha berteriak. Karena memang desain dari tumbler tersebut sangat memanjakan mata.

"Lucu bangetttt!!!!"Adelline dengan segera mendekati Prisha dan mengambil salah satu tumbler.

"Cocok buat lo. Kalau ini, punya gue. Dan, ini punya Niskala!"ucap Prisha dan memberi satu tumbler kepada Niskala. Dengan senang hati, Niskala menerima tumbler tersebut. Ia sangat menyukai.

"Udah jam berapa?"tanya Prisha.

Niskala segera mengambil ponselnya dari saku rok sekolah dan membukanya. Matanya melotot saat banyak sekali notif dan panggilan tak terjawab dari Bunda dan Ayahnya. Sebelum menjawab chat kedua orangtuanya, ia menjawab pertanyaan Prisha.

"Jam 3 lewat 28"

"Duh, udah sore. Makan langsung aja yuk!"ajak Adelline. Karena sedari tadi, cacing-cacing di perutnya menggerutu ingin meminta makan. Untung saja ia dapat menahan, meski sekarang sudah tidak tahan.

"Yaudah, gas!"ucap Prisha.

Setelah membayar banyak barang yang mereka beli, ketiga gadis itu segera keluar dari toko tersebut. Mereka berkeliling mencari tempat makan yang cocok. Saat hampir sampai, Niskala menghentikan langkahnya. Sontak, Prisha dan Adel juga melakukan hal yang sama.

"Kenapa, Nis?"tanya Prisha saat melihat raut panik dari wajah Niskala.

"Gua lupa ngabarin orang rumah kalau gue ikut kesini. Gue harus balik duluan, udah dicariin."ucap Niskala segera berlari pergi.

Prisha dan Adel segera mengerut bibir kebawah. Padahal ini pertama kali mereka bertiga bersama-sama menghabiskan waktu di Mall.

"Baru juga sebentar"

"Ya begitulah, siklus hidup seorang Niskala"

Keduanya tertawa bersama. Meski dalam hati mereka, terdapat ketulusan dan simpati atas alur hidup sang sahabat, Niskala.

Hello my readers, kitten!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hello my readers, kitten!

Don't forget to follow, vote and komen!

Follow Instagram : @melodyrin__
Follow TikTok : @bebadorbegood

Published : Sun, 4 August 2024
Thank You,
See you in the next chapter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang