( chapter 21 )

265 13 0
                                    

Menatap tak percaya pada komputer nya, Arthur tiba tiba saja menyeringai.

Terkekeh pelan dan langsung kembali melacak keberadaan musuh yang bodoh nya tak di hapus oleh musuh.

Atau mungkin di sengaja?... Tidak Arthur harus menyiapkan sesuatu...

Komputer nya langsung menampilkan angka angka yang banyak dengan deretan kata kata yang sulit di baca.

Ruang itu menjadi hening, suasana juga seperti nya mendukung karna saat ini sudah turun hujan, dengan kilat .yang sekali sekali menyambar di tambah ruang itu remang remang.

Bener bener terlihat misterius.

" haha... Haha... Hahhaha! " terdengar tawa yang seperti kesenangan entah karna apa.

*# ohh tidak!... Dia sudah kumat ୧( ಠ Д ಠ )୨, apa author tidak ada cara? *#

El " upss.. Obat nya sudah habis sis "

*# baiklah, kita hanya tinggal menunggu waktu saja. Sudah.. Pasrah saja (❁'◡'❁) *#

El " seperti memang harus begitu "

Arthur bangkit dari duduknya dan berjalan ke ruang istrahat dengan wajah yang sangat sangat datar, tatapan nya juga terlihat seperti marah besar.

Masuk ke ruang istrahat dan langsung menekan tombol yang ada di lantai bawah sofa, tombol itu berwarna merah dan sangat kecil jadi susah untuk di lihat.

Tak lama lantai di ruang itu bergetar dan bergeser ke samping memperlihatkan tangga yang panjang ke bawah.

Arthur tersenyum misterius dan langsung berjalan masuk ke dalam ruangan rahasia nya....

Sementara itu>>>

Terlihat 2 mobil berwarna putih di depan dan hitam di belakang seperti menjaga mobil putih itu.

Tes..

Tes..

Tes...

Hujan turun dengan deras dan sekali sekali terlihat kilat yang menyambar.

" kak wili nanti kita makan dulu atau main dulu?! "

" emm... Makan aja dulu, kalian belum makan kan? "

" belum! " jawaban serentak dari bulan, reza, zaki yang nampak masih saja antusias.

Posisi duduk nya wiliam di depan di samping supir yang juga salah satu bodyguard itu, dan bulan, zaki, reza di belakang.

Saat sedang berbincang bincang tiba tiba saja sang supir membelokkan mobil nya ke perumahan yang sudah sangat lama tak Berpenghuni dan dekat sekali dengan hutan yang masih belum di jajah.

Bulan, reza, dan zaki tak sadar saat mobil nya di belokan karna mereka masih saja antusias berbicara. Tapi tidak dengan wiliam yang langsung menjaga jarak dengan sang supir itu. Wiliam juga langsung melepas sabuk pengaman nya supaya bisa bergerak leluasa saat terjadi sesuatu yang tak di inginkan.

" kenapa belok pak? " tanya wiliam membuat bulan, reza, dan zaki berhenti berbicara dan langsung menatap ke depan di mana mereka sudah sangat jauh dari perkotaan. Sengaja wiliam berbicara keras untuk mengkode ke3 adek ipar untuk berjaga dan waspada karna wiliam tau ada yang tak beres dengan bodyguard ini.

Mereka ber3 langsung waspada, sebagai anak dari pengusaha kaya raya mereka sudah di latih dari kecil untuk memahami situasi.

Mereka juga merasa aneh saat tak melihat mobil hitam yang di tumpangi para bodyguard lain nya.

Arthur [ Revisi ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang