( chapter 31/18+ )

537 13 1
                                    


" jadi? " suara dingin nan datar terdengar dari seorang pria yang sedang berdiri dengan tangan terlipat di depan dada nya, menatap wiliam yang duduk di sofa dengan menunduk dan jangan lupakan tangan nya yang memilin baju nya sendiri.

Bagaimana bisa mereka tiba tiba ada di sini? Apakah mereka mempunyai kekuatan transaksi ehhh maksud nya... Lupa kan, mereka sudah menyelesaikan masalah mereka maka nya mereka sekarang sedang bersantai dulu. Bukan bersantai tapi menginterogasi.

Kalung yang melilit leher wiliam sudah di buka bahkan baju nya juga.

El " di ganti baju nya, bukan yang kalian pikirkan 🤔 "

Wiliam sudah mengganti baju nya dengan baju oversize dan celana pendek selutut sementara Arthur sendiri, ia tak mengenakan baju dan hanya celana panjang saja seperti memamerkan roti sobek nya.

Wiliam menjawab dengan kepala menunduk, ia hanya merasa sedikit takut sisa nya memaki dan tentu nya dalam hati.

" ya.. gitu lah " cicit wiliam.

" ck. Kamu kenapa gak berontak pas di peluk bajingan sial itu? " tanya Arthur dan menatap tajam wiliam.

Mereka saat ini ada di apartemen Arthur dengan lampu yang di matikan dan hanya bermodalkan cahaya yang masuk melalui balkon kamar. Arthur mendekat dan langsung tiduran dengan berbantal kan paha wiliam.

" mana ada aku gak berontak, aku berontak kok! Kamu aja yang gak liat!! " bantah wiliam dan menunduk untuk melihat wajah Arthur yang juga sedang menatap nya.

Tapi wiliam segera kembali membuang pandangan nya ke arah lain saat tak sengaja malah melihat roti Arthur.

*# roti bukan sembarang roti coyy
눈‸눈 *#

Arthur bangkit dari tiduran nya dan segera duduk di samping wiliam, mendekatkan wajah nya ke wajah wiliam. Mereka hanya berjarak 5 jengkal jari saja. Wiliam yang di tatap pun sedikit gugup.

" mana ada kamu berontak, aku gak ada liat tuh"- Arthur

" ada kok, kamu nya aja yang buta! "- wiliam

" mana ada aku buta! "- Arthur

" buta kamu buta! "- wiliam

" emang kamu pikir ini sinetron aku buta dewa! Gitu? "- Arthur

" gak, ya tapi kan jelas jelas di sana aku berontak! "- wiliam

" ga ada "- Arthur

" ada, kamu nya aja yang buta "- wiliam

" mana ada aku buta, ini aku bisa liat kok "- Arthur

" he, Apa yng kamu liat kalo gitu? "- wiliam

" ini, ngeliat masa depan aku " jawab Arthur dengan menatap tepat pada mata wiliam.

Deg...

Deg...

Deg...

Deg...

Wiliam segera mendorong dada Arthur yang malah semakin mengikis jarak di antara mereka.

" j-jauh jauh sana!" Kesel wiliam padahal saat ini ia sedang salting bahkan wajah nya saja sudah memerah.

Arthur memegang tangan wiliam dengan lembut, menarik tangan itu membuat wiliam langsung masuk ke dalam dekapan Arthur.

" aku gak suka sama tanda ini. " ucap Arthur dingin, entah kemana nada biasa biasa nya.

Arthur segera mendekatkan wajah nya ke leher wiliam.

" ahkk!... Shhh... Sakit... " rintih wiliam saat leher nya di gigit tepat di mana tanda keunguan milik andrian yang sudah mau hilang.

Arthur [ Revisi ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang