|Three.

55 12 8
                                    

So Eun mengendari mobilnya dengan kecepatan penuh menuju salah satu perumahan elit di kawasan Hannam-gu.

Memasuki pelataran rumah mewah yang terbentang kokoh lalu memberhentikan mobilnya saat dilihatnya sudah banyak orang yang terlihat menantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasuki pelataran rumah mewah yang terbentang kokoh lalu memberhentikan mobilnya saat dilihatnya sudah banyak orang yang terlihat menantinya.

"Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba paman drop." ujarnya ketika sudah didepan salah satu pelayan kepercayaannya.

"Saya juga tidak mengerti nona muda, tuan besar sempat henti jantung beberapa menit, makanya saya memanggil anda untuk kemari." Kata sang pelayan sambil menunduk.

So Eun menghela napas pelan,"Lalu bagaimana keadaanya sekarang?!"

"Dokter Seokjin masih memeriksa di dalam nona."

So Eun pun mengangguk mengerti. "Baiklah, kalian kembali bekerja, saya akan menemui dokter Seokjin terlebih dahulu."

So Eun pun melangkah masuk, melewati beberapa pelayan yang membungkuk lalu mengarahkan langkah kakinya pada satu-satunya kamar yang paling besar di lantai satu.

Ceklek.

Tercium bau khas obat-obatan saat dia masuk. Disana seorang pria dengan jas khas dokter terlihat masih memunggungi dirinya.

"Bagaimana keadaanya oppa?!" Tanya nya saat sudah di sisi Seokjin sang dokter kepercayaan yang sudah di kenalnya beberapa tahun belakang.

Seokjin pun menegakkan tubuh saat sudah selesai memeriksa keadaan sang pasien, melepas nassal canula yang sempat dia pasang beberapa menit lalu.

Seokjin pun memandang So Eun, lalu menghembuskan napas pelan."Sempat henti jantung sebentar, tapi sekarang sudah baik-baik saja. Itu hal biasa pada orang yang mengalami koma dalam jangka waktu tidak sebentar."

So Eun memandang sendu pria paruh baya yang sudah kehilangan rona seakan hanya alat-alat medis lah yang memang selama ini menunjang pada kehidupannya.

"Sso, kau yakin masih tak ingin memberitahunya?! Mungkin akan lebih baik jika dia tahu paman Kim masih hidup." Ujar Seokjin memecah keheningan. Memandang wanita cantik yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.

So Eun menggeleng,"Tidak oppa, akan semakin berbahaya jika dia tahu. Dia selalu diawasi selama ini."

"Lalu? Apa kau akan terus menanggung dan menyelesaikannya sendiri. Ingat Sso kau juga bisa terluka kapan saja. Akan lebih baik jika dia-"

"Sudahlah oppa, aku baik-baik saja. Aku bisa menjaga diriku lebih baik dari yang kau tahu." putus So Eun memandang Seokjin agar pria itu berhenti berbicara.

Seokjin hanya mampu menghela napas, "Maafkan aku, aku hanya menghawatirkan mu."

"Aku tahu, terima kasih untuk itu oppa."

"Untuk sekarang keadaan paman Kim baik-baik saja, kau bisa tenang untuk sekarang." So Eun mengangguk, mendekati ranjang lalu membenarkan selimut untuk memberi kenyamanan pada pria paruh baya tersebut.

The HeirsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang