Setelah Selesai memeriksa ke dokter tadi,
ia menyempatkan diri untuk mampir sebentar ke kantor almarhum Deddy nya, yang emang berada tidak jauh dari rumah sakit tadi.Ia melihat sekeliling Bangunan itu dengan Teliti, ternyata tidak ada yang berubah bangunan itu, max Emang bisa di percaya untuk mengurus Kantor ini, kantor yang setiap harinya berkembang pesat.
Pasti Deddy nya bangga kalo Kantor ini yang ia perjuangan mati matian bisa besar kembang sebaik ini, apa lagi jika nanti iya yang memegang langsung.
Ia berjalan masuk kedalam Gedung perusahaan itu, sesekali ia memerhatikan sekeliling untuk sekedar melihat lihat.
"Ada yang bisa saja bantu kak?" Tanya Seorang Revisionis yang sejak tadi melihat-lihat nya berkeliling
Aqilla menoleh ke arah revisionis itu lalu tersenyum. "Tuan max nya ada?"
Revisionis itu melihat Aqilla dari Atas kebawah siapa Perempuan ini? "Ada keperluan apa ya sama pak max?" tanya nya heran
Aqilla sudah menduga Revisionis itu akan memandangnya seperti ini "coba mbak telepon tuan max nya, dan bilang Ada Aqilla di bawah." ucapnya dengan terseyum.
Revisionis itu mengangguk "Oke, sebentar." Revisionis itu menekan nekan nomor telepon ruangan Max, saat pangggilan telepon itu tersambung ia langsung memandang Aqilla "Halo pak max, maaf mengganggu waktunya, ini Ada orang yang nyariin bapak disini."
"Siapa mel?" tanya max heran pasalnya ia tidak berbuat janji dengan siapapun
Yah revisionis tadi bernama Mely, Mely sudah berkerja kurang lebih 2 tahun di perushaan ini jadi wajar saja jika ia tidak mengenali Aqilla.
"Dia bilang, Aqilla." beritahu Revisionis itu
Max yang mendengar nama Aqilla cukup heran, tumben sekali ia mampir ke kantor? "Oh yaudah, tolong kamu antar saja dia ke ruangan saya."
"Oh baik pak."setelah mendengar jawaban Revisionis itu Max langsung mematikan sambungan telepon itu dan kembali mengurus beberapa Berkas
Revisionis itu menoleh ke arah Aqilla " Baik kak, mari saya antarkan."Aqilla mengangguk saja lalu mengikuti Revisionis itu berjalan menuju Ruangan Max
Sesampainya ka di ruangan Max ia langsung masuk dan tidak lupa mengucapkan terimakasih pada mbak Revisionis itu.
"Tumben sekali kamu mampir kesini Qill," Ucap Max saat melihat Aqilla sudah masuk ke dalam ruangannya.
"Iya tadi sekalian lewat sini, jadi mampir aja udah lama juga ga kesini."
Max mengangguk lalu bangun dari duduknya dan berpindah tempat untuk ikut duduk di Sofa depan aqilla.
"Om Kapan nikah?" Celetuk aqilla tiba-tiba
Max yang mendengar ucapan Aqilla cukup terkejut, kenapa dia tiba-tiba menanyakan kapan ia menikah? "Kenapa memangnya?"herannya
KAMU SEDANG MEMBACA
GarQil {Revisi}
Teen FictionHamil di luar nikah? Di saat umur nya baru menginjak 18 tahun? Bahkan dengan cowok yg sudah memiliki kekasih?! *** siapapun pasti tidak ada yang mau bernasib sama seperti Aqilla, gadis malang yang pulang dari Jerman ke Indonesia, berniat untuk me...